MIDNIGHT

1.4K 143 5
                                    

Malam puncak selalu menjadi acara paling ditunggu semua siswa baru. Karena pada acara itu, puncaknya mereka bersenang-senang. Menunjukkan sisi mereka masing-masing. Menjadi diri sendiri. Juga menunjukkan skill yang mereka miliki. Ada yang membaca puisi, ada yang bermain drama, menari dan bahkan ada yang menyatakan cinta.

Puput contohnya, ia kembali menerima Farrel saat laki-laki itu menyatakan cintanya sekali lagi. Pada awalnya, Farrel beserta bandnya mempersembahkan satu lagu original mereka. Rara sendiri baru tahu kalau ternyata Farrel adalah anggota band indie yang sering berseliweran di youtube.

Awalnya, The Cast - nama band Farrel - hanya mengcover lagu-lagu Indonesia maupun barat versi mereka. Seiring banyaknya subscribers yang hampir mencapai empat juta orang, mereka mendapat tawaran untuk rekaman. Itulah alasan kenapa Farrel jarang ada waktu untuk Puput dan hal itu ia ungkapkan ketika lagu barunya selesai dinyanyikan. Bahkan laki-laki itu memberikan buket bunga Mawar untuk Puput. Bagaimana gadis itu tidak luluh?

Sudah bisa dipastikan siapa yang bersorak paling riuh melihat adegan itu. Tentu saja Kerajaan Kutai. Dilla dan Fadil mendominasi siulan-siulan. Rara dan Hina tersenyum senang. Surya tertawa melihat wajah Puput semerah tomat. Sedangkan Wisnu, tetap memasang wajah datar. Entah bagaimana cara kerja syaraf kebahagiaan di otak Wisnu.

"Selamat ya, ciyeee...." Suara 'ciye ciye' ditambah 'ihir' mendominasi dan membuat suasana semakin memanas.

"Mau sesuatu yang lebih panas lagi, nggak?" Pembawa acara kembali menarik perhatian penonton. Dan semua siswa kompak berteriak "MAAUUUU...!"

"Kali ini ada cewek yang akan bernyanyi untuk kita semua. Orangnya cantik..."

Sorakan dari anak-anak cowok terdengar paling keras.

"Tinggi..."

"Wuaaahh..." Teriak penonton lagi.

"Putih..."

"Ayooo.... Gaasss.... Gaasss...." Beberapa orang berseru lantang disela-sela rasa penasaran para siswa.

"Rambutnya panjang, waahh siapa niiih??? Oh ya, denger-denger, lagu ini di request langsung oleh ketua OSIS kita."

Sontak kata ciye ciye kembali mengudara.

"Beri tepuk tangan yang meriah untuk Rara Indriani Wijaya."

Semua penonton kembali berseru heboh. Dilla dan Fadil masih menjadi tim hore yang super meriah. Sedangkan Rara mengernyit mendengar paparan pembawa acara yang berlebihan. Tentu saja, jangan panggil dia Daniel kalau tidak sompral.

Sesampainya diatas panggung, Rara duduk di bangku yang telah disediakan sambil mensejajarkan letak mic.

"Selamat malam semuanya."

"MALAAAMMM...." Rara sedikit takjub dengan kekompakan anak-anak cowok.

"Malam ini saya tidak sendirian, ada seseorang yang akan mengiringi saya bernyanyi. Tepuk tangan untuk... Wisnu." Rara menunjuk laki-laki itu saat menyusulnya ke depan.

Tak disangka, suara histeris dari para siswi membuat Rara kembali takjub.

Ia menatap Wisnu yang masih memasang wajah datarnya. Baru tahu bahwa ternyata Wisnu memiliki begitu banyak penggemar.

"Nunu, Nunu, Nunu!" Suara cewek-cewek semakin kencang.

"Waw." Rara tersenyum heran. Seharusnya wajar sih, Wisnu memang setampan dan semenarik itu bagi kaum perempuan di sekolahnya.

"Baik, satu lagu untuk kalian semua." Rara sempat melirik ke arah Niko yang tersenyum melihatnya dari samping.

Wisnu mulai memetik, suara alunannya begitu halus, membuat suasana hanyut hanya dengan mendengar petikannya. Ketika suara Rara yang memang sudah diakui Daniel secara absolut itu terdengar. Semua terhipnotis. Suara huski-nya begitu merdu. Sangat pas dikombinasikan dengan permainan gitar Wisnu.

INDIGO'S LOVE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang