XOXO GOSSIP GIRL

1.3K 128 0
                                    


Suasana kantin begitu ramai sampai-sampai mereka hampir kehabisan tempat. Beben menyeret Rara agar lebih dulu menduduki bangku pojok sebelum diserobot siswa lain. Sedangkan Hina, Puput dan Dilla memesan makanan untuk mereka berlima. Beberapa menit menunggu makanan datang membuat Rara mengetahui beberapa gosip terbaru para siswa. Hati-hati, siapapun yang melintas di depan Beben, akan menjadi santapan ghibahnya.

"Kalau yang itu, tuh, mantannya Fadil," bisik Beben sambil memicingkan mata ke arah gadis yang tampak lugu di meja tengah.

"Kalem begitu, kenapa putus?" Rara penasaran, mungkin saja informasi ini bisa ia jadikan senjata balas dendam jika cowok itu mengusilinya lagi.

"Fadil suka sama kakak kelas." Beben menggeleng dramatis.

"Hah? Siapa?" Untuk informasi satu ini, Rara begitu semangat ingin tahu.

"Ah, lo pasti tahu orangnya." Tangan Beben melambai sok main tebak-tebakan.

"Siapa sih?" Serius, Rara masih belum ada bayangan.

"Sarah, tahu kan lo? Yang judes banget sama situ," matanya memicing saat melanjutkan, "tapi sayangnya Sarah suka sama-"

"Taraaaa..., cepet kan? Kalau gue yang pesen pasti di kasih duluan.hahahaha..." Pongah Dilla bangga, bukannya merasa bersalah sudah menyerobot pesanan orang. Rara menggeleng melihat kelakuan temannya. Sekelebat matanya berserobok dengan mata tajam laki-laki itu.

Di ujung sana, Wisnu membuang muka ketika Rara menyadari keberadaannya - bersama Fadil dan Surya.

Rara mencoba tak acuh saat menyantap bakso dengan lahap, sampai suasana kantin tiba-tiba hening. Kelimanya mendongak, mencari tahu apa yang terjadi. Dan jatuhlah semua pandangan ke arah Rara.

"Hai, Ra." Pentolan OSIS sudah berdiri di sampingnya, meletakkan coklat di meja Rara.

"Hai, Kak." Rara tersenyum kikuk. Pandangannya beralih lagi ke tempat Wisnu berada. Laki-laki itu memandangnya tajam.

"Pulang sekolah nanti ada acara?" tanyanya.

Rara kembali fokus mendengar Niko.

"Aku anterin pulang ya?" Terang-terangan Niko menawarkan diri. Semua orang di bangku itu pura-pura melanjutkan kegiatan mereka meskipun telinga mereka terpasang dengan baik.

"Hmm..." Sebenarnya, Rara ingin menolak. Tapi melihat kedipan mata teman-temannya membuatnya mengangguk. "O-oke."

"Sip, nanti aku tunggu di parkiran. Sekarang aku balik ke kelas dulu."

Dan Rara hanya mengangguk sekali sebagai jawaban.

Seharusnya, ini tidak perlu dilanjutkan. Hubungannya dengan Niko harus jelas. Semua penghuni sekolah menganggap status pacaran mereka masih terus berlanjut sampai sekarang. Dan seharusnya, Niko tidak perlu bersikap seperti itu. Bukankah lelucon ini selesai sejak MOS berakhir beberapa bulan lalu?

"Kak Niko baik gitu, serius lo nggak baper?" Beben bersuara.

Rara kembali menundukkan kepalanya berkutat dengan makanannya.

"Coba jalanin dulu, Ra. Siapa tahu cinta lo bersemi di sekolah," Dilla menambahkan.

Rara semakin terlihat gusar. Dua bakso bulat menjadi korban mainan sendok dan garpunya.

"Kalau emang lo nggak mau anggap hubungan kalian serius, ya lo harus tegasin ke Kak Niko tentang perasaan lo yang sebenarnya. Lo nggak mau berlarut-larut merasa bersalah, kan?" Puput menasehati. Sepertinya hanya Puput yang menangkap gelagat Rara.

INDIGO'S LOVE [End]Where stories live. Discover now