CLASSMEETING

1.3K 143 11
                                    



Gemuruh suara dukungan siswa siswi SMA Bina Bangsa begitu riuh terdengar di lapangan sekolah. Suara-suara itu di dominasi kaum perempuan. Kenapa bisa di dominasi kaum perempan? Karena saat ini tengah berlangsung pertandingan final futsal antara X MIPA 5 melawan XII MIPA2. Persaingan ketat antara fans Wisnu dan fans Niko. Tentu saja Rara tidak mau ketinggalan mendukung kelasnya. Ia berlari dari ruang OSIS menuju lapangan dimana teman-temannya sudah berkumpul dan melambai pada Rara agar segera duduk diantara mereka.

Namun belum sampai ia berada di tribun - tempat teman-temannya berkumpul, langkahnya terhenti saat Niko menghadangnya dan Rara hampir saja menabraknya.

"Kak Niko?" Sapanya dengan wajah bingung.

"Hai." Niko tersenyum. 

Beberapa fans lelaki itu terdengar berseru tidak terima. Rara balas tersenyum canggung, saat mata melotot pendukung XII MIPA 2 menatapnya. 

"Kak Niko ikut main juga kan? Jangan nangis ya kalau kalah," canda Rara, menutupi rasa gugupnya. Mengingat fans Niko yang ternyata begitu banyak membuatnya menciut. Sudah cukup ia pernah luka-luka karena berurusan dengan fans lelaki itu. Ia tidak mau terjadi salah paham lagi.

Niko tertawa. "Kalau sampai gue menang lawan kelas lo, lo harus kencan sama gue."

Senyum Rara menghilang digantikan ekspresi cemberut di bibirnya, "dih kok gitu? Ini mah pemaksaan."

Tawa Niko semakin meledak. 

"Tapi kayaknya nggak mungkin deh, Kak. Tim gue keren banget." Rara menyombong, sambil melirik tim futsal kelasnya yang juga memandang mereka dari jauh, termasuk Wisnu.

"Oke, kita lihat nanti. Jangan mangkir lo ya, kalau gue menang, kita jalan."

Rara terdiam sejenak, mencari alasan untuk menolak. 

"Just a friend, Ra. Sebelum gue lulus," mohon Niko

Rara menggigit bibirnya.

"Oh, come on! Gue cuma mau ngajak lo makan di Gading Festival. Nggak jauh kan dari rumah lo?"

Pertimbangan Rara sedikit memakan waktu, membuat Niko tidak sabar. "Ra, gue-"

"Oke," potong Rara.

Senyum Niko seketika mengembang. "Deal?" Niko mengulurkan kelingkingnya. Rara tertawa ketika ikut mengulurkan kelingkingnya. "Siapin diri lo Ra, kelas gue yang bakal menang."

"You wish, Kak." Rara melenggang masih sambil tertawa menuju teman-temannya berkumpul.

"Semangat gaes!" Rara datang disambut lirikan tajam teman-temannya. "Kenapa lo semua?"

"Gue masih nggak terima lo baikan sama Kak Niko." Beben melipat lengannya di dada. Bibirnya mencibir persis emak-emak yang memergoki anak gadisnya pulang malam.

Fadil melirik Wisnu yang sedang memasang kaos kaki dan sepatunya. "Ngomong apa si Niko, kok kayaknya mesra banget." Fadil sengaja menggoda.

"Mesra pala lo, dia cuma ngajak taruhan," ucap Rara asal saat duduk diantara teman-temannya.

"Taruhan apaan?" Pertanyaan Puput mewakili rasa penasaran semua yang mendengar.

"Kalau dia menang, dia mau ngajak jalan." 

"Waw," sahut Surya.

"Dan lo terima?" Dilla berdiri menghadap Rara.

Rara hanya mengendikkan bahunya. "Makanya Fad, tolongin gue, plis menangin ya." Rara mengedip sembari mengepalkan tangannya memberi semangat.

INDIGO'S LOVE [End]Where stories live. Discover now