THE LAST GOODBYE

1.3K 123 9
                                    


Sudah dua hari ia berada di rumah sakit. Duduk di depan kamar Rara dengan ketakutan yang masih sama besarnya ketika dirinya melihat Rara terjun dari lantai tiga. Di dalam sana, Rara masih belum sadarkan diri. Benturan keras yang dialami Rara membuatnya mengalami gegar otak dan tak sadarkan sampai hari ini. Sahabatnya, Fadil, memiliki andil besar dalam aksinya menyelamatkan Rara, karena berkat dirinya lah tubuh Rara bisa ditangkap dari lantai tiga. Namun, Fadil sendiri mengalami patah lengan saat menahan tubuh gadis itu dari ketinggian, serta mengalami kebocoran di kepalanya karena jatuh terbentur benda keras. Bersyukur saat ini Fadil sudah siuman. Ia sempat menjenguknya di kamar sebelah untuk berterima kasih dan menceritakan keadaan Rara.

Semua kejadian ini, memukulnya telak. Wisnu merasa sangat bersalah. Ia kembali melihat banyak tangis ketika mereka tiba di rumah sakit. Keluarga Rara, keluarga Fadil, juga Sarah. Dampak mencintai Rara membuat Wisnu semakin gamang. Ia telah menyeret orang-orang di sekelilingnya untuk ikut menderita.

"Wisnu..." Suara lembut Tante Nilam memanggilnya. Wanita itu duduk disampingnya. Memangku tangan dengan gelisah. "Sudah malam, biar tante yang jaga Rara."

Wisnu hanya mengangguk, tapi tubuhnya tetap berada disana. Ia masih ingin menemani Rara. Malam itu, ia meninggalkan Rara dalam keadaan terburuknya. Sama-sama mempertahankan ego masing-masing membuatnya merasa sangat menyesal sekarang. Seandainya ia bisa lebih bersabar... Ia ingin menebusnya sekarang.

"Ada hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi dalam hidup kita. Ada penyesalan-penyesalan yang membuat kita belajar bagaimana kedepannya." Tante Nilam menarik napasnya perlahan. "Tante minta maaf sudah membuat kalian seperti ini."

Permohonan maaf Tante Nilam terdengar memiliki banyak maksud.

"Tapi... seberapa besar penyesalan-penyesalan itu tidak akan merubah apapun. Kita hanya perlu mencari jalan lain agar tidak lagi terjebak disana."

Wisnu sontak menatap mata sendu Tante Nilam. Beragam sorot terlihat disana, kesedihan, penyesalan, amarah, dan rasa bersalah.

"Kita sama-sama menyayangi Rara. Kita ingin melindungi dia sebaik mungkin. Hanya saja, cara kita yang salah."

"Semua ini bermula bukan dari Wisnu dan Rara kalau Tante lupa," cetus Wisnu. Gemuruh di dadanya bergejolak. Ia sudah tidak peduli lagi dengan siapa ia berbicara.

Tante Nilam menggigit bibirnya, ia tertunduk. "Maafkan Tante. Tapi Tante nggak akan membiarkan Rara pergi dari hidup kita. Jadi Tante mohon..."

Wisnu mengusap wajahnya gusar. Tiba-tiba dadanya memanas.

"Demi Rara..." Tante Nilam terisak pelan. Ia menghadap Wisnu sepenuhnya. "Tante mohon... Kalau kamu menyayangi Rara..."

Ia tidak tahu lagi, mau kemana ia melampiaskan emosinya. Wisnu hanya bisa menghela dan menghembuskan napas beratnya, tangannya mengepal erat sampai buku jarinya memutih.

"Tante mohon..." Tante Nilam meraih kepalan tangannya dan mencengkramnya kuat, meletakkan dahinya di cengkraman itu. Melihat penderitaan itu membuat pandangan Wisnu kembali memburam. Mungkin jika ia menjadi Tante Nilam, ia akan melakukan hal yang sama.

Ia lantas berdiri, menarik tangannya dari genggaman Tante Nilam kemudian pergi. Pikirannya terlalu pelik sampai rasanya begitu menyesakkan. Saat melewati lorong sepi, akhirnya semua tumpah disana. Wisnu menunduk, menumpu tangannya di lutut. Melihat bertetes-tetes air mata yang jatuh dari matanya. Dan sedetik kemudian, ia menghantam tembok dengan kepalan tangannya.

Bahkan lecet di buku jarinya sama sekali tak terasa perih, dikalahkan oleh rasa sakit yang menyentak dadanya. Ia terduduk bersandar di tembok. Menutup matanya dengan telapak tangannya. Sejenak tenggelam dalam pemikiran-pemikiran kusutnya.

INDIGO'S LOVE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang