𝟞

12.2K 2.2K 547
                                    

Gadis itu kembali berpikir, 'apa hari ini tepat 1 suro?'

Kata buk lek kalo malem 1 suro itu banyak jin. Jangan-jangan mereka berlima- Gak! Ga mungkin! Mana ada jin nyata begini? Dah gitu ganteng semua lagi.

"[Name]-san! [Name]-san!" -Kuroo

Kuroo membuyarkan [Name] dari lamunan nya.

"Ah! Uhm, ma-maaf! Eh sorry! I just remember something."
("Aku hanya teringat sesuatu.")

"Tell me! What is it?!" -Tsukishima
("Katakan! Apa itu?!")

Gadis itu merogoh kolong meja belajarnya. Kotak kecil dengan 6 lembar kain batik bekas pembungkus buku diary nya. Sebenarnya daripada kain batik, lebih cocok di bilang kain perca. Karena ukuran nya masing-masing hanya sekitar 30 senti.

Pasti ada petunjuk di kain ini. Tapi apa hubungan nya ama tokoh anime jepang njir! Apa coba telpon mas? Iya, mas! Toh dia juga yang ngasih buku ini!

Ia meraih ponselnya. Menekan panggilan tepat di nomor milik kakak laki-laki nya. Ia memang tinggal berbeda kota dengan sang kakak, sebab sang kakak memilih berkuliah di kota seberang.

Tut tut tut

"Ga bisa."

Tut tut tut

"Dahlah!"

Gadis itu melempar ponsel nya ke ranjang, telepon nya tak dapat tersambung sama sekali. Ia mengacak surai nya frustasi dan menggigit bibir bawah nya. Tak ada cara lain, pasti petunjuk nya memang ada di kain batik itu.

Ia menyusun ke 6 lembar kain itu dilantai, lalu duduk bersila dihadapan nya. Berkomat kamit layaknya mbah dukun. Terkadang, ia pun berteriak sambil terus menatap kain itu.

"Balik semula!! Ga mempan. Abracadabra!! Ga bisa juga. Didingpadinding! Mipan zuzuzu! Dodoli dodoli pret! Eksporo~syon! Due tige wese ga disiram, pala kuro kaya ayam!"

"Ore?" -Kuroo
("Aku?")

Ucap Kuroo sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Nani suru no? [Name]-san" -Bokuto
("Kau sedang apa? [Name]-san")

"Dame da." -Kenma
("Takan berhasil.")

"Muri dayo." -Tsukishima
("Mustahil.")

"Nani shiteru no?" -Kageyama
("Kau sedang apa?")

[Name] menggigit ibu jari nya. Menatap kelima laki-laki yang tengah berdiri mengitari nya lalu menghitung jumlah mereka.

"5.. 6.."

6 orang! Kain nya juga pas ada 6!

"AHA!!"

Semacam mendapat cahaya ilahi, [Name] berteriak nyaring. Mengangkat sebelah tangan dengan telunjuknya mengacung.

"Na-nani?!" -Bokuto
("A-apa?!")

"Shitteru?!" -Kenma
("Kau tahu sesuatu?!")

"Do you know something?!" -Kuroo
("Kau tahu sesuatu?!")

"A-aaaa Hmm.. hmmm.."

[Name] menopang dagu dengan sebelah tangan nya & menutup mata. Lalu ia menggeleng.

"Shiranai no ka ... (ㆆᴗㆆ*)"
("Tak tahu ya ...")

Ucap kelima nya serentak. Padahal sudah harap-harap cemas jika saja memang ada petunjuk.

Grrrr Krucukkk

"Nani sono oto?" -Kenma
("Suara apa itu?")

"Ha-hara hetta." -Kageyama
("A-aku lapar.")

"What's that?"
("Apa itu?")

"That idiot is hungry." -Tsukishima
("Si idiot itu lapar.")

"Hm? Who? Kageyama?"
("Hm? Siapa? Kageyama?")

"Hee.. you also admit he's idiot right? Haha" -Tsukishima
("Hee.. kau juga mengakui dia itu idiot kan? Haha")

"A-aaa that's not what I mean actually."
("A-aaa sebenarnya bukan itu maksud ku.")

Gadis itu mencoba mengingat apa yang ada di dapur nya saat ini. Tadi siang ia memang memasak bersama ibunya, tapi hanya sepanci sayur asem dan lauk pauk lokal lain nya.

Mulut jepang seperti mereka ini, makanan itu tak akan tertelan pikirnya. Bisa saja mereka justru sakit perut. Namun ia tahu satu hal. Susu, Kageyama sangat menyukai susu. Setidaknya itu mungkin bisa mengganjal sedikit bunyi perut nya.

"Eee.. itu.. 'Suka' apa ya bahasa jepang nya? Suki? Kageyama.. milk suki? Halah ngomong apa si gue? Sok tau betul."

"Miruku?! U-uhm."
("Susu?! U-uhm.")

"Goi-yaku ga shin deru zo" -Kenma
("Kosakata nya sekarat.")

Kageyama sedikit terkejut dengan pertanyaan [Name] dan menggangguk dengan wajah yang memerah. 'Gadis ini tau kesukaan ku pikirnya'. Ini pertama kali seorang gadis bertanya begitu padanya.

Tiba-tiba otak [Name] terbersit ide, di rak dapurnya ada mie sejuta rakyat yang selalu di stock setiap bulan oleh ibu nya. Rasanya tak jauh dari Ramen ataupun Yakisoba kan. Pasti husbu-husbu nya akan menyukai itu. Ditambah perut nya yang juga sudah keroncongan dan membuat nya tak dapat berpikir, semakin menguatkan niatnya menuju dapur.

Yak! Sudah diputuskan. Indimieh aem kamingggg.. nyelametin dunia nya ntar aja!

"I'll bring some food for you guys. Just wait here"
("Akan ku bawakan beberapa makanan untuk kalian. Tunggu disini.")

"Ha? We have no time for that shit. Stop joking!" -Tsukishima
("Ha? Kita tak punya waktu untuk hal sialan begitu. Berhenti bercanda!")

"I cant think straight with an empty tummy. Don't you not starving?"
("Aku tak bisa berpikir jernih dengan perut kosong. Apa kau tak lapar?")

"Tashika ni. Well, go on." -Kuroo
("Benar juga. Kalau begitu yasudah.")

Celetuk Kuroo dengan senyuman seringai nya, membenarkan perkataan [Name]. Kouhai nya itu tak dapat berkata-kata lagi. Tak tahu diri memang, tapi perut nya pun sudah tak tahan untuk diisi. Terlebih murid olahraga seperti mereka memang butuh asupan lebih untuk mengisi energi.

🏐🏐🏐

Maafkan kalo chap ini pendek wkwk

Terlalu azeek buka² pinterest. Sampe nemu real life nya si tukang susu kotak, Kageyama //ga. canda susu kotak.
Awkokaowkwowk

Buat ku kalo misalkan ada beneran sih Kageyama mungkin bakal kaya gini ಥ◡ಥ

Buat ku kalo misalkan ada beneran sih Kageyama mungkin bakal kaya gini ಥ◡ಥ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ja, segitu saja dari Ai♡
Cmiww~

ISEKAI Portal || Haikyuu X ReaderWhere stories live. Discover now