𝟚𝟞

8.9K 1.5K 462
                                    

'Jika seseorang bilang kesabaran itu ada batasnya, disitulah seseorang berhenti bersabar'. Sepertinya wejangan dari sang eyang tercinta hanya berlaku disaat-saat tertentu bagi sang gadis.

Setelah mendapat banyak tekanan mental walau dari lima pemuda yang ia sukai, kenyataan justru semacam pedang bermata dua baginya.

Iya, sebagaimana yang terjadi lagi untuk kesekian kalinya kali ini.

"Bisa ga kalian pake tuh baju?" Tunjuk [Name] pada kaus di tangan Bokuto dan Kageyama. "Belom puas bikin gue mengbengek?" Lanjutnya.

Sudah paham perbedaan bahasa, namun lisan yang terbiasa mengeluarkan dua puluh ribu kata bahasa Indonesia perhari rasanya gatal jika harus dikurangi.

"Ck. Tsuki, tell 'em to put their shirt on."
("Ck. Tsuki, bilang pada mereka untuk memakai kaus nya.")

Pinta sang gadis memberengut pada Tsukishima, tengah yang dipinta dibuat sama wajahnya.

"Who do you think you are?" -Tsukishima
("Memang nya kau siapa?")

[Name] lelah, [Name] penat, [Name] pening, ingin mengamuk dalam diam saja. Akhirnya hanya helaan nafas panjang justru keluar dari lisan sambil sedikit memejam.

"Gusti.. paring ono sabar... santai [Name], nanti kamu bengek lagi." Nasihat sang gadis pada dirinya sendiri seraya mengusap-usap dada.

"Kusai." -Tsukishima
("Bau.")

"Haaa??" -Kageyama

"Dakara, 'shawa' tte itta yo." -Tsukishima
("Makanya kubilang 'mandi.'")

"Orusee na kono megane." -Kageyama
("Berisik nih kacamata.")

Kesekian kalinya menabur getir, menambah batu bara dalam ruangan yang belum sepenuhnya menurun suhunya. Tsukishima seraya menyapu udara, menyuguhkan ekspresi tahan nafas pada pemuda tanpa atasan di samping nya.

Rasa ingin bernyanyi koplo tumbuh di hati seorang [Name]. Mulai detik ini mari buat slogan, 'Bagai Tsuki tanpa garam kurang enak-kurang sedap'. Kurang lebih tengah [Name] ciptakan lumat-lumat.

"A kita kita." -Bokuto
("A mulai ni mulai")

"Gelud terosss..."

"Omaera honto nakai yo ne." -Kuroo
("Kalian benar-benar rukun ya.")

"Atama itai." -Kenma
("Kepala ku sakit.")

Bukan hanya kepala Kenma yang berdenyut. Otak kiri sang gadis juga sudah mengamuk ingin pecah dari kerangka. Baru saja sesak nya reda, namun mereka benar-benar tak baca suasanya.

Senggol sedikit sudah bertengkar, [Name] hatam dengan dua musuh buyut ini yang seringkali membesar-besarkan masalah kecil.

"Uda uda uda udaaaa!!! Berisik!!!!" Pekik [Name] melerai keduanya yang terlihat masih beragumen dan adu tatapan bertarung.

Plak

Sekejap menampar apik perut Kageyama, ralat, menampar modus. Hingga berhasil membuat sang pemuda meringis kesakitan dan sedikit menunduk, padahal tamparan sang gadis tak seberapa baginya.

Tangan sang gadis menarik jersey Kageyama dari genggaman, menggulung dan membuka lebar-lebar lubang bagian masuk kepala.

"Nunduk!!" Titah mutlak [Name] menyodorkan kaus Kageyama. "Ck. Kepala mu tu lho!" Jelas nya lagi sambil berusaha menggapai kepala si surai raven hingga berjingkat-jingkat.

Kageyama memiringkan kepala sekejap dengan tampang dungu, lalu menunduk setelah paham bahasa tubuh sang gadis. Di kalungkan jersey pada leher Kageyama, dua pipi kini bersemu, serasa di manja macam anak bayi oleh ibunya.

ISEKAI Portal || Haikyuu X ReaderWhere stories live. Discover now