𝟙𝟡

9.1K 1.7K 623
                                    

"KU-KUROOO!! KENMA PINGSANNN!!" Pekik [Name] panik.

Kageyama sontak mengulurkan bantuan dan menopang sebelah bahu Kenma. Ah, bukan. Ia menggendong tubuh Kenma sepenuhnya di punggung. Melihat tubuh [Name] yang mungil, lebih baik jika ia bawa Kenma sendiri ke kamar. Tak jantan juga jika harus di bantu seorang gadis, sedang ia bisa melakukan nya seorang diri.

°
°
°

Sementara itu di kamar [Name].

"Kikoemasu ka? Kuroo-" -Tsukishima
("Kau dengar itu? Kuroo-")

Setelah mendengar jeritan gadis yang ia tahu suara nya, tanpa ba-bi-bu Kuroo terbirit keluar kamar. Tak sengaja hampir tergelincir sebab menginjak kaki Bokuto yang melintang menghalangi jalan. Sontak membuat sang burung hantu bangun terperanjat dan langsung duduk terkesiap.

Kuroo membuka pintu kasar lalu berlari tergesa diikuti Tsukishima. Sedang Bokuto masih belum sepenuhnya berhasil mengumpulkan nyawa nya, ia hanya duduk berselonjor kaki dan berkedip lamban menatapi kedua nya keluar kamar.

Drap drap drap

"Nande?! Dou shi-" -Kuroo
("Kenapa?! Apa yang ter-")

Ucapan Kuroo tercekat melihat Kageyama yang tengah menggendong Kenma yang lemas. Nyatanya Kenma masih setengah sadar, namun tubuh nya sudah sangat payah untuk berdiri. Dibawanya ke kamar dan di baringkan pada kasur sang gadis. Ia terus saja mengeluarkan rintihan kecil semacam menahan sakit.

Sedang [Name] kembali ke dapur, mengambil sebuah baskom dan ia isi air dingin. Tak lupa dengan sebuah handuk kecil untuk mengompres juga pengukur suhu tubuh. Untuk seorang gadis muda, ia terbilang cukup cekatan.

"He got a fever i guess. Kenma maap sebentar."
("Dia demam kurasa.")

[Name] menaruh baskom diatas nakas kamar nya, menggeser lengan Kenma dan menyelipkan pengukur suhu di ketiak nya. Memeras handuk yang sudah ia celupkan pada air dan menaruh nya di dahi Kenma.

Bagus [Name], udah bikin anak orang panas!. Keluh [Name] dalam hati. Ia duduk di tepian kasur, menatap Kenma dengan wajah penuh khawatir. Yang ditatap masih memejamkan mata dan terkadang merintih semacam mengigau.

Gadis itu lagi-lagi menyalahkan diri sendiri. Jika diperkirakan, mereka berlima belum genap 2 hari berada dirumah nya, namun salah satunya sudah jatuh sakit. Sungguh tuan rumah yang payah, pikirnya. Kini hampir saja ia menitikkan air mata lagi melihat Kenma yang terbaring di ranjang nya.

"Its okay" -Kuroo
("Tak apa")

[Name] menoleh dan sedikit mendongak, sebab pemuda itu tengah mengusap lembut puncak kepala nya dan tersenyum. Sepertinya ada kekhawatiran yang sama di senyum itu. Namun bukan nya tenang, setetes bendungan bening yang ia tahan sedari tadi justru tumpah dan mengalir perlahan di pipi nya.

"I'm sorry ... hiks".

"He nanda?! Do-dou shite naiteru?!! I-Ittai dou iu koto?!" -Bokuto
("He kenapa?! Ke-kenapa kau menangis?! Se-sebenarnya apa yang terjadi?!")

Bokuto yang berdiri di belakang Kuroo semacam panik sendiri. Ia justru tak terfokus pada Kenma yang terbaring di ranjang, sebab hanya dia yang sedari awal tak tahu apa yang tengah terjadi.

"Ngh. Mou kanashimanaide." -Kenma
("Ngh. Sudah jangan sedih.")

Tutur Kenma sambil menggenggam sebelah lengan [Name].

"Ke-Kenma!"

"Daijoubu ka yo, Kenma?" -Kuroo
("Kau baik-baik saja, Kenma?")

"Uhm. Kedo, nodo ga kawaita" -Kenma
("Uhm. Tapi, tenggorokan ku kering")

ISEKAI Portal || Haikyuu X ReaderWhere stories live. Discover now