𝟙𝟙

10.1K 1.9K 156
                                    

Gadis itu menuliskan nomer telepon nya pada secarik kertas yang Kenma berikan. Entahlah apa cara ini bisa berhasil, akal nya sudah benar-benar buntu.

Ya, jika saja Kenma sudah selesai ia gambar dan menghilang nanti, setidaknya ia bisa berkabar. Sungguh ini ide yang konyol, tapi sudah tak ada cara lain yang terpikirkan oleh mereka.

[Name] mulai mengguratkan fisik Kenma pada diary nya. Ia baru akan memulai, Kageyama yang sedari tadi tengah memperhatikan mereka menghampiri [Name] dengan tergesa lalu menggenggam sebelah lengan nya.

"Nani shiyagaru!" -Kageyama
("Apa yang kau lakukan!")

Gadis itu hanya menatap Kageyama dengan sayu. Lantas Kenma melepaskan genggaman Kageyama dari lengan [Name] lalu berucap pelan sambil sedikit menunduk.

"Saisho kuria deki-sō ninai gēmu demo kurikaesu uchi ni nareru nda yo" -Kenma
("Bahkan jika game pada awalnya tampak tidak jelas, setelah memainkannya berulang kali, kau dapat menaklukkannya.")

"Mou daijoubu dakara." -Kenma
("Maka dari itu semua akan baik-baik saja.")

Kageyama tak begitu mengerti maksud Kenma. Namun memang tak ada cara lain yang terbersit di pikiran nya. Ia pun mengalah, membiarkan [Name] kembali mengguratkan fisik Kenma.

Pemuda bersurai kuning dengan bercak hitam di atas nya menyodorkan kelingking nya pada [Name]. Ingin membuat perjanjian bahwa ia benar-benar serius dalam hal ini. Gadis itu pun mengangguk mantap dan membalas Janji Kelingking Kenma dengan menautkan kelingkingnya.

Sret srat tep!

5 menit sudah [Name] selesai dengan gambaran fisik Kenma. Ia meletakkan alat tulis nya diatas diary. Menunggu laki-laki itu menghilang dari hadapan mereka.

Hingga terjadi hal yang sama. Tubuh Kenma terhembus angin perlahan, samar-samar memudar hingga menghilang sepenuhnya.

Dan sekarang hanya tersisa 1 orang. Kageyama, ia membungkukkan tubuhnya dihadapan [Name].

"Onegaishimasu!" -Kageyama
("Mohon bantuan nya!")

[Name] mengernyit. Melihat orang jepang membungkukan tubuhnya itu ada dua kemungkinan. Antara meminta maaf, atau tengah meminta bantuan, ia mengambil kesimpulan yang paling mendekati. Kageyama meminta [Name] untuk menggambar fisiknya.

"Hmm no! Kageyama kamu tunggu disini. Ah chotto matte here for Kenma. Duh kosakata gue."

Setidaknya jika keempat nya memang menghilang bak tak pernah terlahir, ia bisa menyelamatkan satu orang sisanya. Ia bisa memikirkan cara yang lain lagi nantinya.

[Name] duduk di lantai dan menepuk-nepuk sisi sebelahnya. Mengisyaratkan Kageyama untuk duduk disampingnya menunggu Kenma. Konyol, tapi apa mau dikata.

Kageyama hanya membuka sedikit mulutnya dan mengerutkan dahinya.

"Hmmm. Kageyama dan aku ..."

Gadis itu bingung merangkai kata yang tepat agar dapat menyangkut pada pemahaman Kageyama, sambil terus menunjuk dirinya dan Kageyama bergantian.

"Tung-guu.. Ken-ma, di-si-ni."

Ia melipat jari telunjuk, tengah dan manisnya. Membentuk isyarat telepon menggunakan tangan nya. Dan kembali menunjuk Kageyama lalu memintanya duduk.

"Ken-ma. Te-le-pon. Jadi kaaa-mu.. tunggu disini dulu. Oke?"

"Kenma? Denwa?" -Kageyama
("Kenma? Telepon?")

Ucap Kageyama sambil ikut membentuk isyarat telepon dengan tangan nya. Lalu dijawab anggukan oleh [Name].

7 menit

Kageyama sudah keempat kali nya berganti-ganti posisi duduk. Bersila, seiza*, bersila lalu seiza lagi. Sedang [Name] tengah bermain dengan jari-jarinya dan mengetuk-ngetuk pahanya sendiri.

Hingga hampir 10 menit. Bokong mereka sudah serasa sangat panas menunggu ketidakpastian. Semacam lintah yang tengah ditaburi garam.

Gadis itu menyawang batin. Jika memang Kenma sudah kembali kedunianya saat ini, apa bisa laki-laki itu menelpon nya. Apa akan berhasil tersambung, sedang mereka seakan berbeda alam.

Apalagi ponsel Kenma terakhir kali terlihat memang sudah tak bisa digunakan, alias mati total. Mengapa seakan baru terpikirkan sekarang.

Lo goblok [Name]!!

"Sonna murissu yo." -Kageyama
("Itu mustahil.")

Gumam Kageyama pada dirinya sendiri. Ia lalu menatap [Name] dengan wajah serius dan lagi-lagi membungkukkan setengah badan tanpa berdiri dari duduk nya.

"Onegaishimasu!" -Kageyama
("Mohon bantuan nya!")

Keduanya menyerah, mungkin tak ada pilihan lain. [Name] pun hanya menghela nafas. Lalu meraih kembali buku diary nya. Matanya berkaca-kaca. Tak mau kehilangan husbu terakhir nya.

"Kageyama." Celetuk gadis itu pelan sambil menunduk menatap diary nya. Dan untuk kedua kalinya ia membuang nafas kasar mencoba menguatkan hatinya. Ia menggenggam erat alat tulis nya sampai-

Gedubrak! Brak! Gedebuk!

"ITTAIII!" -Bokuto
("ADUHH!")

"Bokuto-san, omoi." -Kenma
("Bokuto-san, berat.")

"Temee, mezawari na nda yo!" -Kuroo
("Brengsek, minggir kau mengganggu pemandangan!")

"[Name]... - san??" -Tsukishima

🏐🏐🏐

*seiza : duduk sinden ala jepang :V

ISEKAI Portal || Haikyuu X ReaderWhere stories live. Discover now