𝟡

10.9K 2K 353
                                    

Sempet-sempet nya ngerjain orang keadaan lagi begini. Jamet syalan!.

[Name] terus merutuk dalam hatinya. Lalu memberi mangkuk yang masih ia genggam sedari tadi pada Bokuto. Tak lupa ia sunggingkan senyum, bisa-bisa Bokuto mutung lagi karena belum habis mie di mangkuk itu ia sudah menyerah menyuapinya.

"So now lets be serious!"
("Jadi sekarang ayo serius!")

"And ...?" -Tsukishima
("Dan ...?")

Gadis itu kembali menyawang batin.

"Actually, i got several clues. But i dont know how it works."
("Sebenarnya, aku dapat beberapa petunjuk. Tapi tak tahu bagaimana ini bisa bekerja.")

Dengan ragu ia kembali mengucap. Sungguh malas menceritakan semua yang ia tahu. Pasti akan sangat panjang.

"This diary and these fabr-"
("Diary dan kain-kain in-")

Ah! Ya ampun, bisa-bisa nya gue lupa kata-kata eyang!

Terputar flashback di kepala [Name], percakapan singkat nya dengan nenek kesayangan yang tinggal satu-satunya. Sungguh, ini benar-benar petunjuk penting yang hampir saja ia lupakan.

▪︎▪︎▪︎
"Kamu tuh ojo gambar sing aneh-aneh nduk. Nanti keluar dari buku, tahu rasa lho."

"Eyang aneh-aneh aja, mana bisa?"

"Yo iso lah, wong kita itu tinggal di pelindung paling lemah kok."

"Mak-sud-nya yang?"

Nenek nya menghela nafas pelan.

"Kita itu tinggal di garis Khatulistiwa. Di bumi itu- ono sing namanya pelindung antara dunia kita dengan dunia lain. Yo koyo dunia gaib bangsa jin ngono lho. Nah di garis Khatulistiwa ini, titik pelindung sing paling lemah."

Tutur nenek [Name] dengan menekankan kata 'paling lemah' pada kalimat nya.

"Aku ga paham eyang, hehe. Maksudnya karna perbatasan gitu kah?"

"Nah.. Ya kalo kamu gambar opo tuh jenengé yang suka kamu tonton? Tinatun? Titun? Opo kui? Yang wudo blejet vulgar ra nganggo katok?"
("Yang telanjang bulet vulgar ga pake celana?")

"Titan eyang..."

"Nah itu. Bisa aja kesini waktu tanggal-tanggal lemah nya pelindung. Apa engga, kamu gambar-gambar tuyul. Besok nya tabungan kamu ludes dijukuk tuyul."

"Gak lah yang, mana ada yang kek gitu. Impossibléé..."

"Ya sudah kalo ga percaya. Cah sekarang tu ko yo nek di kandani ngeyel wae."
("Anak sekarang tu kok ya kalo di bilangin bantah mulu.")
▪︎▪︎▪︎

"[Name]-san!" -Tsukishima

Tsukishima menyentil pelan dahi gadis di depan nya. Lagi-lagi [Name] terlihat melamun. Gadis itu tengah mengingat-ngingat semua hal yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya.

Wajah [Name] seketika berubah cerah, kedua tangan nya menggengam lengan laki-laki yang berhasil menghempas lamunan nya tadi.

"Tsuki! I GOT A CLUE!!"
("Tsuki! AKU DAPAT PETUNJUK!!")

Sontak [Name] mengejutkan Tsukishima. Pipinya agak memerah dibuatnya. Tiba-tiba saja gadis ini dengan entengnya memanggil nya Tsuki, tanpa ada -san ataupun nama marga lengkap.

Terlebih dengan senyum cerah begitu, hati nya kini ter-triggered dibuatnya. Namun jelas dengan kepribadian Tsukishima, mustahil untuk jujur menunjukkan isi kepalanya saat ini.

Laki-laki itu mendorong pelan genggaman [Name] dari lengan nya dan memberi senyum miring menyeringai.

"What kind? Dont you dare to ask me to says weird words like you before." -Tsukishima
("Petunjuk seperti apa? Jangan coba-coba meminta ku untuk mengatakan kata-kata yang aneh seperti mu tadi.")

Tanpa melunturkan senyum nya, [Name] kembali menutur dengan antusias.

"No! Really, i have a clue!"
("Tidak! Benar, aku punya petunjuk!")

Gadis itu menjelaskan pada Tsukishima perihal perkataan nenek nya, juga dua tahun aneh belakangan soal buku diary itu. Tsukishima menyimak betul tiap kalimat yang [Name] lontarkan, sedang Kuroo sedikit menerjemahkan intinya pada ketiga bocah yang tak mengerti perkataan [Name].

Namun dengan semua petunjuk itu, bukan berarti semua masalah telah terselesaikan. Itu hanya sebuah petunjuk kecil. Mereka belum mendapat kunci bagaimana cara agar keadaan kembali semula dan mereka bisa kembali ke dunia nya.

"Maybe you can draw us one more time on your diary?" -Tsukishima
("Mungkin kau bisa menggambar kami sekali lagi di diary mu?")

Gadis itu ragu, apa cara itu bisa bekerja. Bagaimana jika mereka justru berkloning menjadi dua dan bukan kembali kedunia nya. Atau bisa saja mereka kembali bertransportasi ke kamarnya.

Namun, tak ada salahnya mencoba.

Gadis itu kini menggapai diary nya, lalu kembali menggurat gambar yang sama. Kali ini terasa lebih mudah, sebab modelnya tepat berada di depan mata. [Name] sedikit merasa terberkahi akan hal ini. Dengan kejadian hari ini, banyak hal yang tak mungkin bisa ia lakukan setahun sekali.

5 menit

.

10 menit

.

15 menit

.

Sudah selesai 3 fisik dengan bentuk sempurna dari mereka. Belum terjadi apapun, tak ada yang berubah. Ia kembali mencoba mengguratkan 2 orang sisanya. Hingga seketika-

"WUAAAAA!!!!!" -Bokuto

Mereka semua mendelik melihat Bokuto yang panik. Tangan kirinya, seperti menjadi serpihan dan memudar di hembus oleh angin. Perlahan serpihan itu menghilang entah kemana. Mereka hanya dibuat terdiam menatap tak percaya.

Tak hanya sampai disitu, menyusul pada lengan kanannya. Perut, hingga ke punggung nya. Juga terus begitu sampai Bokuto benar-benar menghilang dari penglihatan. Tak ada yang tahu, tak ada yang bisa menerka kemana perginya Bokuto.

Namun keterkejutan mereka bukan nya berakhir sampai disini. Kini tubuh Kuroo perlahan menyusul semacam terhembus angin yang tak tahu asal nya dari mana. Hingga benar-benar menghilang, mereka tetap terdiam tak tahu harus berbuat apa.

Otak mereka seperti berhenti bekerja seketika. Tinggal orang terakhir yang tadi sudah selesai [Name] buat. Menunggu giliran untuk mengalami hal yang sama. Mengerikan. Dipikiran mereka hanya ada perbandingan 50 : 50.

Antara mereka bertiga kembali ke dunia mereka, atau menghilang semacam tak pernah terlahir. Tak ada yang tahu, dan kemungkinan itu hanya ada dua.

🏐🏐🏐

ISEKAI Portal || Haikyuu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang