𝟚𝟚

9K 1.6K 595
                                    

[Name] mengambil pakaian bersih nya yang berserakan di lantai, menaruh nya di keranjang biru dekat mesin cuci. Ah, untuk kembali kekamar harus melewati dua orang itu lagi. Merepotkan. Rasanya ingin jauh-jauh dari melihat wajah Kuroo, pikirnya.

"Matte [Name]-san." -Bokuto
("Tunggu [Name]-san.")

Bokuto kembali meraih pergelangan sang gadis namun segera dihempas. Jalan nya itu sengaja dihentak. Tak perduli, ia terus melangkah menuju kamar nya, meninggalkan kedua pemuda itu setia menatap nya yang perlahan menjauh.

"Omae no sei da, zenbu. Hora!! Yabee aka daro?" -Bokuto
("Semua ini salah mu. Lihat ini! Merah banget kan?")

Pekik Bokuto pada Kuroo sambil menunjuk pipi kanan nya yang berbekas merah akibat tamparan.

"Hai hai, warukatta na" -Kuroo
("Iya iya, maaf deh")

"Mattaku, mendokusai na.. ima dou da? Ayamaru–"
("Dasar, merepotkan kau. Sekarang bagaimana? Minta ma–")

Tak menggubris, Kuroo justru menghela nafas lalu masuk ke kamar mandi.

"Oii! Ima hanasu jyu da. Omae otoko daro? Sassato ayama–" -Bokuto
("Oii! Aku lagi bicara. Kau itu laki-laki kan? Cepatlah minta ma")

"Ck. Urusai, chotto shawa da." -Kuroo
("Ck. Berisik, aku mandi dulu.")

Sahut Kuroo santai sambil menutup pintu. Terlintas tragedi tamparan halus tadi dipikiran Bokuto. Bokuto berpikir sejenak, bagaimana pun ia juga bersalah soal tadi. Tanpa pikir panjang ia membantu Kuroo dan tak bertanya dulu. Sepertinya ia juga harus minta maaf.

▪︎▪︎▪︎

"Bekep-bekep we komok aing, dikata murah kali beli skinker. Mana tangan bekas megang-megang boli voli tu pasti. Ganteng doang, ngajak ngobrol depan kamar mandi! Hihhh modar siah Kuroo, cabak ku aing syalaannnn."

Gadis itu terus saja mengumpat, merutuki pemuda bersurai hitam. Tangan nya meraih gagang pintu, namun kaki nya bergerak menendang nya agar terbuka.

Brak!!

"Na-nani?!" Kejut Kenma menoleh pada sumber suara.

"Tau!!"

Mendengar [Name] yang dirasa menjawab dengan tak santai dan bersungut-sungut membuat mereka bergidik. Sejak awal ia itu terlihat macam bidadari, kenapa tiba-tiba jadi siluman begini.

Kowai.
(Mengerikan.)

Batin ketiga pemuda itu ngeri. [Name] menarik nafas dalam-dalam, menghembuskan perlahan hawa amarah yang sedari tadi menyelimuti nya.

"Fyuhh ... istighfar ... anak cantik ga boleh galak. Karna cantik aja ga jamin cepet dapet pacar."

Langkah nya tertuju pada ranjang, merehatkan kaki nya di samping pemuda surai kuning. Sedikit menghela nafas lelah, ia menatap mangkuk kosong di atas nakas.

Pikiran nya menerawang, menyahut Kenma seperti tadi tentu tidak sopan. Terlebih Kenma tengah lemah terbaring. Mata [Name] kini beralih pada si surai kuning, menatap sendu dengan sedikit penyesalan.

"I'm sorry Kenma." Tuturnya lembut. Yang ia ajak bicara mengerutkan dahi. Melihat wajah sang gadis yang sudah kesal sejak masuk tadi, tentu batin nya merasa penasaran.

Pen curhat, tapi Kenma ga bakal paham. Apa curhat aja ya?. Batin [Name], ia lalu mulai membuka mulutnya.

"Tau ga sih Ken, sumpah ya sohib kamu tu ngeselin banget. Masa buka baju depan aku, bekep-bekep mulut, trus mepetin aku ke tembok. Bodoamat kalo kamu ga ngerti Ken. Kapan lagi ngeluarin unek-unek depan husbu. Ya kan Ken?" Racau nya kesal pada Kenma tanpa diberi jeda.

ISEKAI Portal || Haikyuu X ReaderWhere stories live. Discover now