𝟚𝟛

9.1K 1.6K 797
                                    

Si surai hitam bernomor punggung 1 pada jersey nya, masih setia mengamati dengan kedua tangan di masukkan ke dalam celana yang tak ada saku nya. Handuk yang menutupi kepala ia turunkan ke leher, kini tergantung di kedua sisi pundak nya.

Sisi belakang sang gadis menarik perhatian nya, sedikit mengernyit ia melangkah mendekat. Menarik satu sisi handuk, membuka nya lebar-lebar lalu lembut memeluk pinggang sang gadis.

[Name] yang masih gemas dengan pipi sang burung hantu dibuat terkesiap. Menatap lengan kekar yang sekejap berada di pinggang nya, menautkan handuk yang ia kenal. Tangan sang pemuda masih setia memegangi sisi belakang handuk agar tak terlepas dari pinggang [Name].

Seakan pertaruhan hidup dan mati bagi Kuroo, dilema antara memberitahu atau tidak. Jika saja setelah ini ia salah bicara, sang gadis mungkin akan lebih marah padanya. Baiklah tarik nafas & kumpulkan nyali, pikir Kuroo.

"Are you on your period?" -Kuroo
("Kau sedang datang bulan ya?")

Tutur nya lembut melongok sisi kiri wajah sang gadis. Dua kali terkesiap, rasa ingin marah [Name] tunda beberapa detik. Digantikan oleh beribu dugaan dalam pikiran. Apa, kenapa, dan bagaimana.

Sebelum membuka lisan nya, Kuroo peka akan banyak nya pertanyaan yang mungkin gadis itu lontarkan padanya.

"There's red mark on your sweater." -Kuroo
("Ada noda merah di sweater mu.")

Sejenak mencerna 2 kalimat yang baru saja didengar, menimbulkan rasa malu, kesal juga senang sebab diperhatikan dalam benak sang gadis. Perasaan campur aduk hingga rumit untuk mengucap sepatah kata.

Namun sebuah kabar baik bagi Kuroo, sebab sang gadis tak memunculkan tanda-tanda naik darah. Wajah nya justru bersemu, dengan bibir yang sedikit terbuka. [Name] mungkin malu, tapi akan berterimakasih padanya.

Dan rasa kesal nya? Tentu saja tenggelam oleh rasa malu nya. Belum lagi disuguhkan wajah segar Kuroo setelah mandi dengan rambut basah yang turun. Pembawaan mimik nya jadi terlihat sedikit tenang, merubah image nya menjadi seorang softboy.

"I-is it? Are you serious? Red marks? I-I mean thank you. I dont know about it."
("I-iyakah? Kau serius? Merah? Ma-maksud ku terimakasih. Aku tak tahu soal ini.")

Kuroo tersenyum simpul, sedang senyum [Name] tersirat canggung. Merasa bersyukur memiliki seorang kakak perempuan, setidak nya tak membuat nya buta akan hal ini. Ternyata berguna untuk menghadapi seorang gadis, pengalaman adalah segalanya pikir Kuroo.

"Mind me to get it for you? What's the name? Tampo*?" -Kuroo
("Mau ku ambilkan untuk mu? Apa namanya? Pembalu*?")

Kamu kenapa tau begituan Kuroo? Terlalu peka bikin maluuuu. Niat mau moveon, ternyata dia Boyfriend material!!! Mana rambut mu kek Akaashiiii

"Thanks, but no thanks. I could handle it. Thank you.."
("Terimakasih tapi tak usah. Aku bisa sendiri. Terimakasih..")

Tutur [Name] beranjak ke kamar nya. Dilihat mood sang gadis yang sudah membaik, lagi-lagi Kuroo mengutaskan senyum. Iya, senyum arrogant yang ia suguhkan pada Bokuto karena telah berhasil melunakkan seorang gadis tanpa meminta maaf.

"Kantan daro?" -Kuroo
("Mudah kan?")

Ucap Kuroo penuh kemenangan, sementara Bokuto hanya menatap penuh tanya, apa yang dua mahkluk di depan nya lakukan. Tak ada petunjuk yang tersangkut di kepala.

Menautkan handuk? Berbincang dengan bahasa asing? Lalu [Name] kembali ke kamar dan tiba-tiba Kuroo berkata 'mudah kan?' dengan senyum kemenangan? Mereka berdua hanya membuat wajah nya memberengut sekarang.

ISEKAI Portal || Haikyuu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang