16. PENYERANGAN

5K 611 372
                                    

"Saat aku kehilanganmu,

Aku lemah

Aku hancur

Aku rusak

Namun aku sadar,

Bahwa tidak akan ada yang berubah

Jika aku hanya menangis."




Suasana sore terasa menyenangkan untuk [Name] saat ia menghabiskan waktu dengan Atsushi, Kouhai­-nya di agensi. Ia tidak tahu kalau Atsushi bisa menjadi orang yang enak diajak bicara. Bahkan beberapa kali Atsushi memberi masukan atas apa yang [Name] rasakan. Entah sudah berapa kali gadis itu dibuat terkejut dengan ucapan sang Kouhai yang seperti penyembuh untuk hati [Name]. Mungkin selama ini ia hanya ingin ada seseorang yang bisa mengatakan hal seperti yang Atsushi katakan padanya.

Mereka berdua kini duduk di kedai ramen pinggir jalan, menikmati makanan seraya bererita tentang kehidupan masing-masing. [Name] sendiri heran bagaimana bisa ia seterbuka ini menceritakan kisahnya pada Atsushi, walau tidak seluruhnya. Mungkin karena Atsushi dapat melihat sisi gelap [Name], sisi yang tidak bisa ia bicarakan kepada orang lain.

"Aku tidak menyangka kalau kau memiliki kisah seperti itu. Setelah mendengar ceritamu, itu membuatku malu pada diriku sendiri. Ternyata ada orang yang lebih menderita dibandingkan dengan diriku. Ada yang harus lebih berjuang dalam hidup dibandingkan diriku. Kau melewati segala rasa sakit itu seorang diri, sedangkan aku bersama kakakku dulu. Kau benar-benar luar biasa, Atsushi. Terima kasih karena sudah bertahan hidup sampai hari ini. Aku yakin sama seperti Kyouka-chan, ada banyak orang yang telah kau selamatkan. Aku contohnya," kata [Name] tulus, ada senyum di wajah gadis itu.

"Kau-kau terlalu memuji, [Name]-san!" Atsushi gelagapan dengan wajah memerah karena malu atas ucapan yang ia dengar langsung dari [Name]. "Aku hanya mendengarkan ceritamu, bagaimana mungkin aku menyelamatkanmu."

"Kurasa karena kau mau mendengarkan ceritaku makanya kau menyelamatkanku. Asal kau tahu, akhir-akhir ini keinginan untuk mati sangat kuat, rasanya aku ditelan oleh kegelapan karena pikiran itu. Sampai aku melihatmu di taman sore ini, dan mendengar ucapanmu," [Name] berkata seraya memainkan gelas berisi air dalam genggamannya.

"Ucapanku?" Atsushi bingung, padahal ia yakin kalau tadi ia hanya mengatakan hal sepele dan tak berarti sama sekali.

"Kau mengatakan aku orang yang kuat, orang yang masih bisa tersenyum walau dalam keadaan sulit. Ucapanmu mirip sekali dengan pesan terakhir kakakku. Mendengarnya membuatku terasa seperti ditampar untuk sadar bahwa aku tidak seharusnya memikirkan kematian. Terima kasih, Atsushi. Aku akan mencoba hidup sepertimu, berjuang hidup, dan menjadi lebih kuat agar bisa menyelamatkan orang lain." [Name] menatap Atsushi, tersenyum tulus.

Atsushi ikut tersenyum dengan rona di wajah, senang melihat keceriaan pada [Name]. "Justru karena ini aku mengatakan kalau kau orang yang kuat, [Name]-san. Tidak mudah kehilangan seseorang yang sangat berharga dengan cara seperti itu. Wajar bagiku kalau kau seperti tidak ingin melanjutkan hidup lagi, khususnya dengan Dazai-san yang begitu membencimu. Aku mungkin akan pergi ke tempat yang sangat jauh atau bahkan membunuh diriku sendiri jika seperti itu. Karena manusia tidak akan bisa bertahan jika dia sendirian dan kesepian."

"

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
REFRAIN (DAZAI X READER)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant