8. DARK ERA

5.9K 803 189
                                    

"Kesalahanku karena tidak peduli.

Jika saja tak kuabaikan dirimu

Mungkin kau akan tersenyum seperti hari itu

Hari dimana kau baik-baik saja."



5 Tahun Sebelumnya...

Dazai kini terdiam tepat ketika ia memasuki ruangan Mori-san. Bukan karena atasannya itu tapi dari sosok tak asing untuk Dazai. Seorang gadis berambut sebahu, memakai pakaian lolita yang juga kaget ketika melihat kehadiran Dazai.

"Dazai-san?!" gadis itu berlari ke arah Dazai dengan wajah memelas, kemudian bersembunyi di belakang pria dengan perban menutupi nyaris setengah wajah.

"[Name]-chan? Doushita no?[kenapa?]" tanya Dazai bingung saat gadis dengan perawakan mungil itu tiba-tba histeris dan bersembunyi.

Namun jujur saja Dazai sejak tadi tidak mengalihkan pandangannya dari [Name]. Selain karena gadis itu terlihat menggemaskan dengan ekspresi layaknya anak kecil, juga karena pakaian manis yang ia kenakan. Tentu saja anggota Port Mafia selalu mengenakan pakaian serba hitam, jika tidak kemeja pastilah jas. Dan kali ini Dazai melihat gadis yang kadang suka menghabiskan waktu dengan Dazai itu mengenakan pakaian perempuan, Dazai jadi lengah.

Dan di depan sana Mori Ougai sudah tersenyum melihat Dazai, mengerti arti dari tatapan elit termuda di Port Mafia.

"Dazai-san, tasukete kudasai [tolong aku]," rengek [Name].

"Memang apa yang terjadi sampai kau butuh bantuanku?" tanya Dazai tak mengerti.

"Mori-san sejak pagi tadi terus menyuruhku memakai pakaian-pakaian berumbai ini, aku sudah lelah. Tolong aku, bicara pada Mori-san untuk berhenti," jawab [Name] yang terlihat seperti ingin menangis.

"Tapi kau memang terlihat cocok dengan semua pakaian itu, [Name]-oneesama," sahut Elise, tersenyum lebar. Elise merasa senang karena jika [Name] yang mengenakan pakaian itu artinya Elise tidak perlu mengenakannya.

"Benar apa yang dikatakan, Elise, [Name]," timpal Mori Ougai yang juga tersenyum senang.

"Aku lelah, dan aku tidak suka dengan pakaian-pakaian ini. Lihat saja nanti, aku tidak akan membantumu memperbaiki peralatanmu lagi!" ancam [Name].

"Hidoii, padahal aku hanya ingin bersenang-senang denganmu," Mori Ougai berkata dengan lagak dramatis—menangis yang dibuat-buat.

Dazai mengehela napas panjang, ini bukan pertama kalinya ia menyaksikan hal seperti ini. "Mori-san, jika memaksa seorang gadis memakai pakaian yang seperti ini, kau sudah melakukan pelecehan seksual, loh. Kau bisa saja ditangkap polisi karena tuduhan pelecehan terhadap gadis di bawah umur," kata Dazai.

"Tapi, Dazai-kun. Bukankah [Name] terlihat menggemaskan, sayang kalau dia tidak memakai pakaian bagus dan hanya memakai pakaian hitam putih saja. Lagi pula aku sudah membeli banyak pakaian untuknya." Mori Ougai menatap Dazai dengan mata memelas, tak ingin sampai Dazai membela [Name].

"Kenapa juga kau harus membeli pakaian seperti ini, baka Oji-san?!" seru [Name] dari belakang Dazai.

"Maaf harus mengganggu kesenanganmu, tapi aku harus mengambil [Name] untuk melakukan perbaikan atas kerusakan yang disebabkan oleh Shibusawa beberapa hari lalu, permisi." Tanpa menunggu jawaban dari Mori Ougai, Dazai langsung menarik [Name] keluar ruangan.

Dazai tidak tahu betapa bahagianya [Name] karena akhirnya bisa keluar dari ruangan terkutuk itu dengan hobi menyeramkan atasannya.

"Akh!" ringis [Name] saat ia menabrak punggung Dazai karena pria itu tiba-tiba berhenti. "Mou, kalau mau berhenti jangan tiba-tiba, Dazai-san," protes [Name].

REFRAIN (DAZAI X READER)Where stories live. Discover now