6. TOPENG

5.7K 869 494
                                    

"Hidup ini tidak adil

Aku sering mendengarnya.

Dunia akan menjatuhkanmu

Aku sering merasakannya.

Aku tahu, karena aku telah kehilanganmu."


Melalui jalan rahasia yang dulu sering ia lalui, [Name] melangkahkan kaki dengan pikiran setengah kosong. Setelah bertahun-tahun menjauhi Port Mafia, ia tidak menyangka akan datang kembali ke markasnya. Bahkan ia harus bertemu muka dengan orang yang paling ia benci—Mori Ougai.

Hanya [Name] yang tahu bagaimana rasa sakit yang dadanya rasakan ketika ia harus menginjakkan kaki di tempat yang penuh siksa ini. Seolah bayangan akan masa lalu yang menyenangkan sekaligus menyakitkan teringat kembali. Aroma gedung Port Mafia membuat gadis itu ingat hari-harinya bersama orang-orang Port Mafia, khususnya Oda Saku. Tak kuasa bagi [Name] ketika kenangan mengenai pria itu muncul. Menyakitkan.

"[Name]?" suara seseroang memanggil nama gadis itu dengan jelas.

Gadis pemilik nama tersebut langsung mencari sumber suara. Matanya bisa menangkap pria serba hitam, baik itu pakaian maupun rambutnya, berada tak jauh dari [Name]. Terlihat kalau pria itu sedang menunggu [Name], seakan tahu kalau gadis itu akan mengambil jalan rahasia ini.

"Akutagawa," ucap [Name] ketika ia tahu siapa sosok tersebut.

"Sejak kapan kau memanggilku dengan nama itu, [Name]?" Suara Akutagawa terdengar lembut, berbeda dengan yang selama ini terdengar jika bersama orang lain bahkan kepada Dazai.

"Hisashiburi [lama tidak bertemu], Ryuu," sapa [Name].

Akutagawa adalah salah satu rekan kerja [Name] dulu. Mereka berteman baik karena usia mereka sama. Walau awalnya mereka tidak akur sama sekali, tapi setelah beberapa kali harus mengerjakan misi yang sama, akhirnya mereka mulai menjadi teman. Yah, bisa dibilang Akutagawa adalah satu-satunya teman yang [Name] punya. Dan keduanya memiliki keinginan yang sama sejak dulu, pengakuan dari Dazai.

"Bagaimana kau tahu aku ada Port Mafia?" tanya [Name], yakin kalau Akutagawa memang menunggu [Name] di tempat ini agar mereka bisa bertemu dan bicara.

"Aku selalu tahu tentangmu. Dimana pun kau berada, aku akan tahu," jawab Akutagawa tak memuaskan gadis itu sama sekali.

"Biar kutebak, kau pasti mendengar kabarku yang dibawa ke sini oleh Chuuya-san dari salah satu bawahanmu," kata [Name].

"Benar. Dan aku juga mendengar tentang kau yang terluka parah ketika dibawa ke sini." Akutagawa terdengar tidak suka dengan kabar mengenai [Name] yang terluka. Ia menatap lekat gadis di depannya ini, melihat kalau mata cokelat itu tidak lagi bersinar penuh kehidupan seperti dulu.

"Berhenti menatapku seperti itu. Lukaku tidak parah sama sekali, buktinya aku masih bisa berjalan dengan normal." [Name] tersenyum, berusaha memberitahu Akutagawa kalau tidak perlu ada yang harus dikhawatirkan.

Akutagawa melangkah maju, mendekatkan diri pada gadis itu hingga hanya berjarak satu langkah saja. Ia kemudian mengangkat tangannya, menyentuh wajah [Name] dengan raut cemas.

"Kalau kau baik-baik saja kenapa kau terlihat begitu pucat seperti ini? Apa kau mengurus dirimu dengan baik? Sepertinya kau lebih kurus dari terakhir aku melihatmu," kata Akutagawa yang membelai pipi sang gadis.

[Name] menepis tangan Akutagawa, merasa kurang nyaman dengan tindakan pria tersebut yang terlalu intim. "Aku baik-baik saja, berhenti memperlakukanku seperti anak kecil," katanya.

REFRAIN (DAZAI X READER)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon