10. KISAH YANG TERLEWATKAN

6.7K 848 313
                                    

"Sebuah ikatan itu ada

Seperti aku dan dia, dia dengan dirimu.

Namun ikatan itu terputus

Bukan karena takdir, tapi aku yang memaksa.

Karena itu, 'Maafkan aku'"




Cafe dengan gaya barat bercampur budaya Jepang terlihat jelas dari dekorasi ruangan. Meja dan kursi tak terlalu banyak, sehingga membuat jarak antara pelanggan satu dengan pelanggan lain, menciptakan privasi dari setiap obrolan orang yang datang. Ruangan terlihat terang, mungkin karena kaca besar yang nyaris menggantikan setengah dinding yang menghadap ke jalan.

Di cafe bernama Roukudan, Dazai duduk di salah satu kursi yang ada di pinggir ruangan. Di atas meja sudah ada kopi dengan sedikit uap, menandakan kalau ia sudah cukup lama duduk di sana. Iringan musik yang lembut membuat Dazai berpikir banyak hal, terutama tentang masa lalu.

Mata Dazai melirik di depannya saat pria paruh baya berambut legam duduk berseberangan dengan Dazai. Pandangan mata Dazai seketika berubah dingin dan tak suka.

"Tidak perlu berbasa-basi, jadi apa yang kau inginkan dariku sampai-sampai kau mau menghubungiku langsung untuk bertemu secara pribadi seperti ini?" tanya pria paruh baya yang sudah Dazai kenal baik sebagai pimpinan organsisasi yang dulu menaungi Dazai, Mori Ougai dari Port Mafia.

"Aku ingin tahu tentang satu hal, dan hal itu hanya kau yang tahu, Mori-san," jawab Dazai dengan nada tenang, berusaha bersikap logis karena Dazai membutuhkan informasi dari pria paruh baya di depannya ini.

"Tentang apa?" Mori memicingkan matanya, mencoba membaca pikiran Dazai. Ia berusaha bersikap hati-hati akan sikap Dazai, karena ia tahu dengan jelas selicik dan seberbahaya apa pria yang pernah menjadi tangan kanannya ini dulu.

"[Name]."

Satu kata yang keluar dari mulut Dazai itu berhasil membuat Mori terkesiap kaget, matanya melebar seolah nama gadis itu seperti mantera bagi Mori. Ia tahu kalau Dazai akan melanjutkan ucapannya, maka ia diam dan mendengarkan—dengan penuh penasaran.

"Katakan padaku kenapa kau memilih Oda Saku dalam rencanamu dulu? Aku tahu siapa itu Oda Saku dan betapa berharganya pria itu untuk [Name]. Aku juga tahu kalau kau menyayangi [Name] seperti putrimu sendiri, tapi kenapa kau justru menghancurkan hidupnya dengan menggunakan Oda Saku sebagai rencanamu?" tanya Dazai gamblang, tentu ia ingin tahu hal yang tidak ia ketahui. Semua alasan yang seolah tertutup kabut, kisah yang Dazai lewatkan selama ini.

"Menurutmu kenapa aku mengambil [Name] dan merawatnya di Port Mafia?" Mori berbalik tanya.

"Seseorang yang kau panggil Natsume-sensei yang menyuruhmu, juga karena [Name] memiliki kemampuan yang berguna dan langka," jawab Dazai.

"Alasan itu benar. Orang tua mereka [Name] dan Oda Saku adalah teman baikku, dan sebelum mereka meninggal karena sebuah insiden, mereka menitipkan anak-anaknya padaku. Saat pertama kali aku melihat [Name], saat itulah aku sadar kalau di dunia kotor ini masih ada keindahan. Gadis yang lugu, ceria, dan rapuh, entah kenapa aku tidak bisa lepas dari gadis itu sejak awal. Alasan utamaku merawat gadis itu adalah karena keegoisanku. Aku ingin terus melihat keceriaan gadis itu ketika aku berada di tengah-tengah kebusukan. Dan aku rela melakukan apa pun demi bisa melindungi [Name]," urai Mori, terlihat kalau pikirannya sedang menerawang jauh memikirkan gadis bernama [Name].

"Melindunginya?" Dazai tidak suka satu kata itu setelah tahu bagaimana kehancuran yang [Name] rasakan akibat rencana buatan Mori. "Kau menghancurkan hidup gadis lugu dan ceria yang percaya padamu," lanjutnya dengan nada geram.

REFRAIN (DAZAI X READER)Where stories live. Discover now