2. BERISIK

6.5K 978 334
                                    

"Kau seperti udara yang kuhirup

Tak peduli seberapa kuat aku mencoba

Tetap saja, aku tidak bisa meraihmu

Tapi aku juga begitu membutuhkamu."




Bermenit-menit yang panjang terus berlanjut sejak [Name] menggunakan kemampuannya. Jelas ia sudah mulai lelah. Ini adalah kerusakan paling parah yang pernah ia tangani, dan butuh energi lebih untuk memperbaiki semua kekacauan ini hingga bisa kembali ke semula. Padahal ia baru saja pulang dari luar kota, setidaknya biarkan ia istirahat sebentar. Pemerintah benar-benar tidak ada belas kasihan untuk seorang gadis yang baru pulang dari perjalanan jauh.

Ketika ia melihat kerusakan telah teratasi, ia berhenti menggunakan kemampuannya. Sisa dari kerusakan yang tidak sepenuhnya bisa diperbaiki oleh kemampuannya tadi, bisa ia perbaiki nanti. Energinya benar-benar terkuras habis. Bagaimana tidak, ia harus memulihkan satu kota yang hancur karena peristiwa yang bahkan belum sepenuhnya ia ketahui.

[Name] berlutut, menahan tubuhnya dengan bertopangkan kedua tangan pada jalanan di bawahnya. Ingatkan [Name] untuk menuntut bayaran lebih akan pekerjaannya kali ini. Ia heran bagaimana bisa kota ini sehancur itu, memang apa yang telah ia lewatkan selama di luar kota beberapa bulan ini. Ah, rasanya kepala [Name] pusing setelah menggunakan kemampuan sebanyak tadi.

"[Name]?!"

Gadis itu mendongakkan kepala ketika mendengar namanya disebut. Ia langsung berdiri dengan senyum merekah lebar saat tahu siapa pemilik suara yang sudah lama tidak ia jumpai.

"Kunikida?!" seru [Name] seraya melambaikan tangannya kepada rekan kerjanya itu yang sedang berjalan ke arahnya. Melihat wajah yang ia kenal dengan baik, membuat rasa lelah yang dirasakan [Name] menghilang begitu saja.

Sudah lama sekali sejak [Name] bertemu dengan orang yang ia kenal. Berada di luar kota selama berbulan-bulan tentu ia merindukan sosok-sosok seperti Kunikida dan rekan kerjanya yang lain.

Begitu sampai di tempat [Name] berada, Kunikida langsung melayangkan pukulan kepada [Name], namun gadis itu bisa menahannya dengan gaya yang tidak elegan sama sekali.

"Sudah kukatakan panggil aku Kunikida-san! Aku lebih tua darimu, aho!" seru Kunikida ketika [Name] yang jelas lebih muda darinya dua tahun itu seenaknya memanggil Kunikida tanpa sopan.

"Jadi kau mengakui kalau kau sudah tua, Kunikida. Itulah akibatnya kalau kau sering marah-marah tidak jelas" ejek [Name] dengan senyum penuh kemenangan. "Jika kau terus seperti ini tidak akan ada wanita yang mau dengan orang tua sepertimu. Seharusnya kau melakukan perawatan agar kau menjadi pria yang tampan, Kunikida~" lanjut [Name] tanpa meninggalkan nada mengejeknya yang kental.

"Aku tidak tua! Umurku baru dua puluh dua tahun, dan itu jelas tidak bisa dibilang tua! Dan berhenti mengurusi tentang wanita untukku! Aku sudah punya kriteria sendiri! Seharusnya kau belajar terlebih dahulu bagaimana bersikap kepada orang yang lebih tua!" seru Kunikida yang termakan ejekan [Name].

"Hora, kau sendiri yang bilang kalau dirimu tua. Jadi dimana salahku? Dan kriteria wanitamu itu tidak masuk akal sama sekali! Kau akan mati kesepian kalau terus seperti itu, Kunikida~" ujar [Name].

"Panggil aku Kunikida-san! Dan berhenti mengatakan hal yang tidak-tidak atau kau dilarang membawa makanan ke agensi!" seru Kunikida yang masih naik pitam atas perkataan [Name].

"Hidoii!" seru [Name].

Mereka berdua terus bertengkar dan saling melemparkan ucapan yang tak ada habisnya hingga perhatian orang yang melintas tertuju pada mereka berdua.

REFRAIN (DAZAI X READER)Where stories live. Discover now