MARK: 14

14.8K 1.7K 26
                                    

"Jungwon!"

Raja Mark berlari secepat yang ia bisa saat mendengar suara ratu Haechan yang juga sedang berlari dari arah yang berlawanan.

Sayangnya, mereka berdua terlambat. Tubuh Jungwon lebih dulu menyentuh kerasnya tanah dibawahnya.

"Panggilkan tabib istana!"

Anak itu masih sempat menangis dalam gendongan raja Mark dengan kepala yang ikut terluka sebelum akhirnya pangeran kecil itu memejamkan matanya.

Raja Mark berlari kalut dengan Haechan yang juga ikut berlari.

Mereka menunggu diluar kamar raja Mark. Ratu Renjun sempat histeris saat mendengar kabar tentang anaknya, saat ini ia tengah berada di pelukan raja Mark yang senantiasa membisikkan kalimat menenangkan.

Raja Mark dan semua ratunya berada disana, ada juga perdana menteri Lucas. Masing-masing dari mereka menampilkan raut yang berbeda.

Cemas, panik, menyesal, marah. Itu tercetak jelas di wajah sang perdana menteri. Ratu Jaemin dan Haechan, mereka menangis namun tidak sehisteris ratu Renjun. Ratu Lisa juga menampilkan wajah cemasnya.

Namun untunglah pangeran kecil itu baik-baik saja. Kepalanya yang terluka sudah diobati, hanya perlu beristirahat untuk memulihkan keadaan tubuhnya yang juga sempat bertubrukan keras dengan tanah.

"Siapa yang terakhir bersama pangeran Jungwon?"

"Aku yang mulia. Ia bilang ingin mencari ratu Haechan, dan aku mengizinkan. Aku tidak tau ini akan terjadi yang mulia."

Ratu Renjun kembali menangis di pelukan Haechan sambil menatap putranya yang tengah tertidur.

"Apa ia sempat menemuimu?"

"Tidak raja. Aku juga berniat mencarinya tapi yang kulihat adalah kejadian itu."

"Lucas, kau tau apa yang harus dilakukan bukan?"

"Tentu yang mulia."

Suasana semakin hening saat raja Mark menyeret Haechan untuk mengikutinya. Mereka semua bertanya-tanya apa yang akan dilakukan oleh raja itu.

Begitupun dengan Haechan. Ia juga bertanya-tanya kemana raja Mark akan membawanya. Bahkan, saat ini tangannya terasa sangat sakit karena cengkraman raja Mark.

Tapi ia tidak mengeluarkan protes apapun. Haechan hanya pasrah mengikutinya.

Bahkan sampai mereka tiba disatu ruangan yang Haechan sendiri tidak pernah tau kalau ada ruangan ini sebelumnya.

Tapi hempasan tangan kuat raja Mark langsung menyadarkannya.

"Ada apa denganmu raja?"

"Jawab aku, darimana kau sebelumnya?"

"Kau menuduhku?"

"Jawab saja ratu Haechan!"

Ini adalah kalimat dengan nada paling menakutkan yang pernah Haechan dengar dari raja Mark.

"Aku berada di taman istana. Jungwon sempat bilang bahwa dia akan menemuiku hari ini, tapi dia tidak datang-datang. Itulah kenapa aku mencarinya."

"Kau pikir aku akan mempercayai ceritamu?"

"Apa maksudmu? Aku mengatakan yang sebenarnya."

"Kau sengaja bukan meninggalkan Jungwon disana? Bukankah sejak awal kau berniat menghancurkan ku? Ini rencanamu kan?"

"Kau keterlaluan! Ya, aku memang berniat menghancurkan mu, hanya kau, raja Mark yang terhormat! Aku tidak mungkin melakukan hal yang kau tuduhkan sekalipun tanpa sengaja. Kau adalah raja, jika ingin menuduh seseorang bawalah bukti. Bawa bukti kalau aku pelakunya dan akan aku terima apapun hukumannya, sekalipun hukum mati. Itu justru lebih baik."

MARK✓Where stories live. Discover now