MARK: 15🔞

27.7K 1.9K 53
                                    

"Kenapa kau disini?"

Itu kalimat pertama yang keluar dari bibirnya saat melihat sang penguasa Aludra kini tangah terbaring diranjangnya. Ia tau raja itu tidak tidur, hanya memejamkan matanya saja.

"Kau lupa? Ini giliran aku bersamamu, ratu Haechan."

"Aku bahkan tidak mengingatnya."

Jawaban itu terdengar ketus namun raja Mark tidak mempermasalahkan hal itu. Ia tau mungkin ratu Haechan memang masih menaruh rasa kesal kepadanya.

"Kemarilah, ratu Haechan."

"Aku harus berganti baju, raja."

"Aku bilang kemari, ratu Haechan."

Kalimat penuh penekanan itu membuat ratu Haechan bungkam. Aura yang dikeluarkan rasanya tidak bisa ia lawan. Bahkan kakinya dengan senang hati melangkah menghampiri raja itu.

Raja Mark menarik tangan Haechan hingga ia terduduk dipinggiran ranjang, ia lalu menempatkan kepalanya di paha sang ratu.

Haechan hanya terdiam, tidak menolak tindakan raja Mark.

Raja Mark sendiri kembali memejamkan matanya.

"Kepalaku rasanya bisa saja meledak saat ini."

Haechan mengerti, ia sangat mengerti. Penguasa Aludra itu tengah diguncang oleh masalah yang datang bersamaan pada dirinya, dan menyerang orang-orang terdekatnya.

Perlahan tangan itu terangkat. Haechan mengelus lembut kepala raja Mark. Ia melakukan itu berharap bisa memberi kekuatan.

Memang dirinya tidak menyukai raja Mark, namun raja Mark lah topangan kerajaan Aludra saat ini. Ia tidak bisa roboh begitu saja. Banyak yang berharap padanya.

"Ratu Haechan."

"Ya, raja?"

"Aku meminta maaf untuk tuduhan tanpa alasanku tempo hari. Saat itu aku benar-benar kalut."

"Ya aku mengerti, raja. Tidak masalah, lupakanlah hal itu."

Haechan tidak tau, tapi ia merasa wajahnya memanas saat mata raja Mark persis memandangnya dari bawah. Ada yang tidak beres disini.

"Kau indah, ratu Haechan."

Haechan tidak bergeming. Matanya masih terfokus pada jelaga kelam milik sang penguasa Aludra. Ia bahkan tidak merasa sakit di punggung saat harus menunduk dan menempelkan kedua belah bibir mereka.

Ia mulai terbuai. Afeksi lembut yang diberikan raja Mark benar-benar menyihirnya sampai ke akar.

Bahkan saat ini ia dengan tidak tau malunya justru mendongkakan lehernya tinggi-tinggi, memberikan akses kepada dominan yang kini sedang mengukung dan mewarnai lehernya dengan brutal.

Dimana Haechan yang terlampau bebas? Saat ini hanya ada seorang Haechan yang sedang berada dibawah dominasi seseorang.

Dimana Haechan yang dengan lantang mengatakan tidak menyukai Rigel Markala Ludra? Saat ini hanya ada seorang Haechan yang dengan lantang mendesahkan nama suaminya saat titik manisnya ditumbuk dengan keras.

"Hnghh r-raja..."

Desahan itu menjadi senandung indah yang mampir ditelinga raja Mark. Demi seluruh nyawanya, ia benar-benar menyukai itu. Ia menyukainya saat ratu Haechan nya merengek karena dirinya.

"Sstt ahhh..."

Semuanya berada didalam tubuh ratu itu. Raja Mark tidak membiarkan sedikitpun keluar dari sana.

Ia bahkan mendekap Haechan erat-erat. Haechan pun hanya membiarkan, tenaganya sudah habis, tidak bisa digunakan untuk sekedar memberontak.

"Kau luar biasa ratu Haechan. Kau sungguh luar biasa."

MARK✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ