Topokki dan Penguntitnya

833 160 12
                                    

Sebelum ke ceritanya, aku mau menengadahkan tangan seraya mendoakan kepada para pembaca, pemberi vote dan komentar, agar selalu dilapangkan rezekinya, diberikan kesehatan selalu, dijauhkan dari wabah yang tengah hadir di tengah-tengah kita ini, dan selalu dipermudahkan di setiap urusannya. Aamiin Ya Allah Ya Rabbal 'Alaamiin.

Dan selamat membaca!

🦉👀🦉

"Kalau gua, sih, enggak."

"Oh, jelas enggak!"

"Pagi!" Sapaan hangat dari Juju berhasil membuatku agak menoleh setelah malas mendengar suara keras dari kerumunan di kelas.

"Pagi." Aku menjawabnya singkat didampingi dengan sebuah senyuman hangat.

"Sudah tau kabar terbaru kampus?"

"Bahkan sudah hampir muak, Ju." Aku terkekeh sembari membenarkan lekuk jilbab yang nampak sedikit miring.

"Apa yang akan kamu bayangkan? Akan ada aktor ternama yang membuat acara film di kampus kita, loh!" Aku sedikit terkekeh mendengarkan penuturannya dengan tangan yang masih asik mencatat sesuatu.

"Tidak membayangkan yang aneh-aneh. Ini bukan film, loh, yang nantinya akan ada satu perempuan menarik hati si aktor. Kemudian ada adegan si aktor mulai membuat baper dan akhirnya menikah dengan tujuan bahagia selama-lamanya." Lemparan senyuman meledek tepat mengenainya dan langsung membuat gadis di sebelahku itu cemberut.

"Huh! Kau ini tau saja bayang-bayangku. Ah, terlalu banyak menonton drama ternyata tidak sehat!"

"Bagus kalau kau sadar, Ju." Aku terkekeh sembari tersenyum lagi.

"Oh iya, ada kabar baru lagi, loh!" Ia merogoh tasnya dan langsung membuatku menoleh. Ia mengeluarkan sebuah buku majalah tipis yang sepertinya sering ditaruh di dekat mading kampus. "Primadona dan pasangan teromantis angkatan kita. Pasti kau akan terkejut setelah mengetahuinya!" Ia menyerahkannya padaku.

Pandangan mataku menatapnya sebentar sebelum akhirnya membuka lembaran pertama. Aku yakin pasti ini majalah khusus gosip. Saat melihat lembaran pertama, aku sedikit terpukau dengan wajahku yang terpampang jelas di sana dengan sebuah tulisan "Primadona, pahlawan, sekaligus pasangan teromantis angkatan tahun ini". Ternyata di sebelahnya telah ada Muhzeo. Aih, ini fotoku dan Muhzeo waktu masa ospek kampus!

"Ah, senangnya bisa berteman dengan primadona sekolah! Bagaimana perasaanmu saat mengetahui itu?" tanya Juju yang berhasil membuatku terkekeh.

"Sepertinya tidak membantu apapun untuk menjadikanku seorang penari ataupun penulis blog terkenal."

"Heleh, belum saja, Dir."

"Ekhem ...."

"Ah, permisi dulu, ya!" Suara dehaman seseorang berhasil membuat Juju kabur dari kursi di sampingku dan kemudian beralih ke kursi lain. Aku menoleh ketika melihat Muhzeo nampak duduk di sampingku dengan senyuman yang lebar.

"Mari kita perbaiki semuanya. Kita mulai dari kata–"

"Eits! Apa sih?"

Muhzeo nampak mengerutkan keningnya. "Loh, kita terpilih jadi pasangan romantis. Masa iya mau begini saja?"

Mulutku sedikit terbuka dan langsung menutup wajahnya dengan majalah. "Lebay!" Tawaku sedikit keluar dengan kaki yang mulai berjalan menjauhinya.

"Eh, Dir!"

Mau-mau saja dijadikan bahan gosip! Tapi anehnya kenapa majalah gosip itu seakan-akan seperti prestasi yang harus benar-benar dipertahankan dan dibanggakan, sih?

Bisikan Maut ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang