R.O || TK. Naungan Bunda

2.4K 211 13
                                    

Hari ini aku terbangun dengan badan yang agak pegal-pegal karena deadline tugas yang menumpuk. Semalam aku benar-benar mengerjakannya hingga pukul dua malam. Dan kini aku harus masuk kelas pagi pukul delapan.

Cape? Lelah? Putus asa? Itu sih biasa bagiku. Yang terpenting adalah aku lulus dengan nilai yang sempurna tanpa ada satupun yang tertinggal.

Beruntunglah hari esok libur alias tidak ada kelas. Jadi, aku bisa rebahan sambil sekadar ngemil atau nonton film.

Tetapi setelah hari yang ditentukan tiba, ternyata Omah datang bersama Abigail dan Cinta. Cinta adalah adik angkat dari Abigail. Omah yang sengaja mengangkatnya. Omah bilang, ia kasihan melihat Abigail yang terus-menerus melamun di taman bunga sendirian. Kehadiran Cinta pun membawa warna baru bagi hidup Abigail.

"Dira.."panggil Omah sambil tersenyum ke arahku.

"Iya Omah."ucapku sambil menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

"Omah ada acara untuk tiga hari ke depan. Boleh Omah minta tolong pada Dira?"tanya Omah dengan penuh harap.

"Ada apa ya, Omah?"tanyaku dengan penasaran.

"Begini. Omah akan menghadiri arisan keluarga. Kebetulan Papah dan Mamahmu tidak bisa ikut. Omah boleh nitip Cinta ke kamu? Cinta besok masih sekolah dan tidak mungkin Omah membiarkan Cinta di rumah bersama Abigail saja. Karena kamu tau sendiri jika lelaki agak susah untuk menjaga anak kecil seperti Cinta. Mau kan Dira bantu Omah? Kuliah izin tiga hari tidak akan membuatmu dikeluarkan dari kampus, bukan?"tanya Omah sambil tersenyum dan mengelus kepalaku.

Aku agak menggaruk tengkuk. Tak tahu harus bagaimana.

"Gapapa, Dira. Turuti saja kata Omah. Nanti biar Mamah yang minta izin ke temanmu."ucap mamah sambil tersenyum.

"Wah! Parah nih. Mau liburan ke rumah Omah gak ngajak-ngajak. Kita kan juga mau ikutan. Ya gak, Ze, El, Hil?"Tanya Paul yang tiba-tiba saja datang tanpa ba-bi-bu terlebih dahulu.

"Misi kek, apa kek. Udah kayak maling aja."ucapku pada mereka yang memang senang sekali masuk ke rumahku tanpa permisi.

"Eh, iya. Maafkan saya tuan putri. Permisi semuanya. Kami di sini datang untuk mendaftarkan diri. Kami ingin ikut bersama Dira dan juga Abigail. Karena bahwasannya, tidak boleh lelaki dan perempuan yang bukan mahrum, eh mahrim, eh apa sih namanya Ze?"Tanya Paul sambil menyikut lengan Muhzeo.

"Mahram."ucap Muhzeo sambil tersenyum ke arahku.

"Nah iya itu maksud saya. Maaf saya kurang mengerti soal itu."ucap Paul sambil cengengesan.

"Iya juga sih ya. Walaupun ada Cinta, tidak baik kalian hanya bertiga saja. Lalu urusan kuliah kalian semua, bagaimana?"tanya Omah degan wajah yang bertanya-tanya.

"Itu urusan mudah, wahai Nyonya Ratu."ucap Paul yang memeragakan prajurit yang sedang duduk bersimpuh di bawah Ratu.

"Baiklah. Bagaimana Dira? Apakah kamu mau?"tanya Omah.

Aku tersenyum dan mengangguk saja.

"Dira mau deh, Omah."ucapku sambil tersenyum.

"Liburan i'm coming! "ucap Paul dengan riang.

"Ini nih kalau udah pusing sama tugas kuliah. Sampai gila gak karuan."ucap Elsa sambil geleng-geleng kepala.

"Kak Kenan gak ikut?"lirikku ke arahnya yang masih asik mengutak-atik handphonenya.

"Banyak deadline tugas akhir-akhir ini. Next time aja ya."ujarnya sambil tersenyum dan mengelus kepalaku.

"Oh, ok. Kita akan berangkat kapan omah?"tanyaku sambil menaruh minuman untuk ke empat sahabatku.

Bisikan Maut ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang