R.O || TK. Naungan Bunda'3

1.9K 222 17
                                    

"Persiapan sudah matang?"tanya Muhzeo sambil menggendong tasnya.

"InsyaaAllah sudah. Hilmi, alat-alatmu jangan sampai ada yang ketinggalan ya!"ujar Paman sambil memperingatkan.

"Siap, Paman. Semua sudah ditaruh dalam tas. Jangan sampai ada yang berpencar ya. Makhluk penjaga di sana benar-benar sangat kuat,"ujar Hilmi sambil memperingatkan yang lain.

"E-eh! Aku dapat tambahan info dari temen nih!"ucapku sambil memperlihatkan iPhoneku.

"Katanya pernah ada juga kejadian semacam ini. Penunggu di sana tuh bisa saja tidak melihat kita. Tergantung penunggunya juga sih. Kita bisa memegang sesuatu yang bersifat logam atau besi untuk membuat diri kita menghilang dihadapannya. Entah apa nama jin yang bisa ditangkal dengan cara ini. Semoga jin di sana sama dengan yang disebutkan oleh teman Dira ini,"ucapku sambil menjelaskan.

"Boleh juga diingat-ingat. Semua makhluk memang memiliki kekurangan. Dan siapa tau kekurangannya ada di sini,"ucap Paman.

"Ya sudah kalau begitu, Paul bahwa uang lima ratus perak saja deh."ujar Paul sambil menciumi uang itu.

"Terserah padamu, Paul!"ketus Elsa sambil memperhatikan Paman kembali.

"Kalau semua sudah siap, mari kita berdoa sebelum melawan jin itu. Paul, kamu bisa berdoa sesuai kepercayaanmu seperti biasa ya."

"Siap, Paman!"

"Audzubillah himinassyaiton nirrajim..
Bismillahhirrahmannirrahim.
Alhamdulillahi rabbil 'alamin.
Arrahma nirrahim. Maliki yaumiddin.
Iyyaka na'kbudu waiyyaka nasta'in.
Ihdinassiratal mustaqim.
Siratal lazina an'amta'alaihim ghairil maghdubi 'alaihim waladdhalin."

"Bismillahirrahmanirrahim.. Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum.
Laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa naum.
Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh.
Man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih.
Ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum.
Wa laa yuhiithuuna bi syai-im min 'ilmihii illaa bi maa syaa-a.
Wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardha wa laa ya-uuduhuu hifzhuhumaa Wahuwal 'aliyyul 'azhiim."

"Aamanar-rosuulu bimaaa unzila ilaihi mir robbihii wal-mu'minuun, kullun aamana billaahi wa malaaa'ikatihii wa kutubihii wa rusulih, laa nufarriqu baina ahadim mir rusulih, wa qooluu sami'naa wa atho'naa ghufroonaka robbanaa wa ilaikal-mashiir."

"Laa yukallifullohu nafsan illaa wus'ahaa, lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat, robbanaa laa tu'aakhiznaaa in nasiinaaa au akhtho'naa, robbanaa wa laa tahmil 'alainaaa ishrong kamaa hamaltahuu 'alallaziina ming qoblinaa, robbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thooqota lanaa bih, wa'fu 'annaa, waghfir lanaa, war-hamnaa, anta maulaanaa fanshurnaa 'alal-qoumil-kaafiriin"

"Astaghfirullah.. Astaghfirullah.."

"Allahumma shalli alaa sayyidina Muhammad wa alaa Ali sayyidina Muhammad."

"Allahumma shalli alaa sayyidina Muhammad wa alaa Ali sayyidina Muhammad."

"Allahumma shalli alaa sayyidina Muhammad wa alaa Ali sayyidina Muhammad."

"Ya Allah, Engkaulah penguasa langit dan bumi. Pencipta alam semesta dan isinya. Lindungilah kami dalam menumpas kejahatan itu Ya Allah. Semoga kami termasuk kepada hamba-hamba-Mu yang senantiasa Engkau ridhoi. Aamiin ya Rabbal 'Alamin."

"Mari kita jalan,"ucap Paman sambil pergi terlebih dahulu ke arah mobil.

Malam ini sudah menunjukkan pukul sembilan. Tak ada lagi suara berisik yang biasanya terdengar di jalanan kota. Sepi sunyi tanpa adanya suara jangkrik. Angin sepoi-sepoi berhasil merusak kehangatan di tubuhku.

Bisikan Maut ✓Where stories live. Discover now