LBS-3

2.3K 473 53
                                    

Vote dulu sebelum baca ya, Kakak, biar nggak kelupaan. Ngasih vote itu gratis, 'kan? Hehehe

Happy reading ♥️

🔥

Aku ingin bertanya, tentang rasa yang dulu ada. Tentang hari yang pernah kita lalui dengan suka. Tentang masa yang sempat kita isi canda.
Beri sepatah kata saja sebagai jawabnya. Pernahkah kamu ingin kembali merajutnya bersama?

🔥

Hanya butuh satu kali tatapan untuk Irish tertarik pada Atala. Remaja laki-laki yang tidak menonjol dalam akademik, tapi memiliki wajah tampan. Parasnya itulah yang menjadikan Atala bersinar di sekolah. Mulai dari teman sebaya, adik bahkan kakak kelas sering kali membicarakan dirinya.

Lain Atala, lain Irish. Remaja yang selalu meraih juara tiga besar di kelasnya memiliki penampilan yang tak menarik. Tubuhnya sedikit berisi dan menggunakan kaca tebal karena minusnya yang tinggi. Untuk itu pula Irish tahu diri tidak mendekati Atala.

Namun, bagai pungguk merindukan bulan, imajinasi mustahil Irish menjadi kenyataan. Suatu hari sepulang sekolah, Atala yang pertama kali Irish lihat saat MOS, menghampiri dirinya yang sedang menunggu jemputan. Tak bisa dihindari, Irish terkejut dan kelu sejenak saat remaja di hadapannya mengajak berkenalan.

“Hai, boleh kenalan? Aku Atala Elard, panggil aja Atala.”

Entah di bagian mana yang Irish lewatkan. Namun, dia sangat ingat bahwa dua tahun belakangan ini mereka berdua tak pernah sekali saja menyapa. Bertemu dan bertatapan pun sangat jarang sebab mereka beda kelas sejak awal SMA. Terasa aneh untuk Irish remaja yang dia kagumi parasnya tiba-tiba kini mengajak bicara.

“Hallo!”

Tangan Atala melambai-lambai di depan Irish, menyadarkan gadis itu dari lamunan. Dengan gugup luar biasa Irish akhirnya menyebutkan nama sembari mengulas senyum.

“Irish Belen,” ulang Atala setelah Irish bicara.

Dari tas ranselnya, Atala mengeluarkan sekotak susu UHT cokelat beserta sebungkus fudgy brownies. Lalu diserahkannya pada Irish. Gadis itu diam, menunggu Atala menjelaskan maksudnya.

“Terima, ya? Tanda kita temenan dari sekarang. Jangan nolak.”

Cepat, Irish mengangguk dan menerima pemberian teman barunya itu. Sejenak Irish menunduk, lalu tersenyum untuk mengekspresikan rasa senang luar biasa.

Thanks, ya.”

“Kalau kamu suka, setiap ketemu bakal aku kasih. Aku pulang dulu. Sampai ketemu besok!”

Remaja berseragam putih abu-abu itu melambai pada Irish yang masih berdiri di depan gerbang sekolah. Irish balas melambai malu-malu dan memperhatikan saat Atala disambut riang oleh beberapa temannya yang menunggu tak jauh dari gerbang.

Setelah percakapan pertama mereka, komunikasi Atala dan Irish semakin membaik. Setiap jam istirahat remaja itu akan menyambangi Irish di kelas. Lalu mengajaknya ke kantin atau ke lapangan belakang sekolah. Mereka akan duduk bersama, bercerita, tertawa, membahas pelajaran, dan apa pun bisa menjadi topik obrolan untuk keduanya. 

Sejak awal bulan Juli, hingga kini, mereka sudah sangat dekat. Teman-teman Irish di kelas akan bersorak saat Atala datang. Tak jarang juga ada yang terang-terangan menanyakan kapan mereka jadian. 

Love Blooms Slowly(Sudah Terbit)Where stories live. Discover now