LBS-20

2K 458 79
                                    

Kamu adalah kekacauan terindah,

Satu-satunya alasan aku membenarkan yang salah.

🔥

Sejak tiga hari pascakejadian nekat Keenan, Dara tahu ada yang salah dengan Irish. Gadis itu memutuskan tidak ke Jedaa dan menginap di rumah Dara yang langsung kembali ke kota setelah mendengar insiden tersebut. Yang Dara bingungkan, kenapa Irish terus-menerus memegang bibirnya sembari tersenyum?

Mustahil jika alasannya adalah karena Keenan nyaris menyentuh bibir itu, bukan? Irish saja merasa sangat jijik dan seketika memutuskan hubungan setelah tahu perbuatan mantan kekasihnya itu. Lalu ... apa yang membuat Irish berperilaku aneh? Dara sama sekali tidak dapat menduga.

Sudah lima belas menit Dara menatap Irish yang duduk di dekat jendela. Perilaku Irish sepertinya bisa dikategorikan tidak lazim. Pasalnya, sejak tadi gadis itu tersenyum, lalu terkikik sendiri, dan dua jarinya masih menyentuh bibir.

“Rish, perlu kita psikiater?”

Secepat yang Dara prediksi, Irish menoleh lalu melempar bantal yang sejak tadi ada di pangkuan. Tak terima mendapat ajakan seperti itu, Irish melotot kesal.

“Aku sehat, Dara. Jangan aneh-aneh, deh. Ngapain aku ke psikiater?”

“Setelah malam itu kamu aneh, Rish. Nyadar nggak, sih? Senyum-senyum sendiri, megang bibir, kayak apaan tahu nggak?”

Muka Irish memanas, dia bergumam entah apa, lalu memalingkan wajah. Lagi, Dara melihat gadis itu tersenyum. Coba, bagaimana Dara jadi tidak berpikiran kalau Irish mengalami gangguan kejiwaan? Kekhawatiran Dara bukan tanpa sebab. Dulu Irish pernah mendapat penanganan dari psikiater setelah tahu dirinya hamil. Takutnya, akibat tindakan Keenan, memori lama Irish terdesak untuk kembali ke permukaan.

Rasa bersalah, kecewa, hati yang remuk-redam, dan hancurnya kepercayaan, semua itu pernah bergumul jadi satu di hati Irish. Kecemasan berlebih dan sakit hati yang tak terkira, membawa Irish pada kefrustrasian. Tekadnya bulat untuk tidak menggugurkan janin, tapi di lain sisi Irish ketakutan akan pandangan orang-orang tentang anak yang dilahirkan secara tidak sah.

Dara mendesah panjang, menggelengkan kepalanya untuk mengusir ingatan buruk itu. Apa yang terjadi dulu, tak boleh Irish alami lagi. Maka dari itu, Dara harus memastikan bahwa kali ini Irish baik-baik saja. 

“Aku nggak apa-apa, Dara. Masalah Keenan udah aku lupain. Jangan mikir aku gila karena dia”

“Ya terus gara-gara apa kamu bertingkah aneh kayak gini? Kayak orang lagi kasmaran.”

Pernyataan Dara sangat tepat, Irish kembali merona jadinya. Alasan gadis itu terus-menerus menyentuh bibir adalah karena dia telah berciuman dengan Atala. Tiga hari telah berlalu, Irish masih bisa merasakan kenyal dan hangat bibir Atala.

Bayangan pada kejadian panas di sofa hari itu, tidak bisa disingkirkan begitu saja. Dengan lembut Atala melumat bibir Irish, membelitkan lidah, hingga tanpa sadar bertukar ludah. Jantung Irish berdebar kencang, sesuatu yang mengingatkannya pada ciuman mereka dulu. Irish tidak terlalu ingat bagaimana sensasi ketika pertama kali berciuman dengan Atala. Namun, dia bisa memastikan yang beberapa hari lalu sangatlah seksi dan menggairahkan.

“Pernah nggak kamu udah tahu itu salah, tapi tetap kamu lakuin? Kayak nggak peduli dengan hal itu salah, ya kamu anggap itu benar.”

Love Blooms Slowly(Sudah Terbit)Where stories live. Discover now