LBS-18

1.9K 483 88
                                    

Katanya, mantan tak pantas diberi kesempatan.

Nyatanya, berdekatan kian menyadarkan,
Kalau dia masih yang kuinginkan.

🔥

Calon suami? Dua bulan lagi menikah? Irish menggeleng dengan senyum kecil. Valentino membantunya dengan sangat baik demi menyingkirkan Atala. Semalam wajah laki-laki itu begitu pias, melihat interaksi Valentino yang memberi Irish perhatian. Hebatnya, Atala bertahan ada di sana dengan dalih ingin memastikan Irish baik-baik saja sampai aman untuk ditinggal.

“Ganteng, Rish, tapi masih gantengan aku, sih.”

“Ganteng, tapi nyakitin buat apa, Val? Rugi, ah,” elak Irish.

Dari segi wajah, Atala punya kualifikasi untuk dijadikan laki-laki idaman. Sejak pertama kali mengenal pun Irish mengakuinya. Sekarang, dalam hati Irish enggan mengelak jika Atala lebih dewasa dan kian rupawan.

“Bisa tepat waktu gitu ya aku datangnya? Abisnya aku baru sadar HP kamu ketinggalan di jok.”

“Kontak batin kali karena aku butuh bantuan. Aku udah deg-degan dia datang kemarin. Tapi perutku sakit banget gimana, dong. Seketika ngerasa nggak berdaya.”

“Dia nggak curi-curi kesempatan, ‘kan? Perhatian banget, sih, dia. Sampai beliin kamu makan dan obat, Rish.”

Entah sadar atau tidak, Irish tersenyum ketika mengingat kejadian semalam. Atala merawatnya dengan baik, tanpa berbuat kurang ajar walau ada banyak kesempatan. Keenan yang dipacarinya selama satu tahun pun tak pernah berinisiatif menyediakan air panas dalam botol.

Semalam Irish berdebar sangat kencang, yang dia sadari seharusnya tak terjadi. Setiap perlakuan Atala menghangatkannya, menggoda Irish untuk meruntuhkan batas yang ada. Masih dia ingat bagaimana hati-hatinya Atala mengurus rambut Irish, perlakuan yang tak pernah Irish dapatkan dari laki-laki lain.

“Herannya, dia bisa tahu rumah aku, Val. Selama tiga minggu aku di rumah Ayah, dia nggak pernah absen katanya datang ke Jedaa. Niat banget nggak, sih?”

Valentino mencubit gemas pipi Irish.
“Dia nggak buruk amat kayaknya, Rish. Bucin juga kelihatannya. Aku nahan ketawa pas mukanya pucat dengar kita mau nikah.”

“Ya, kamu aneh-aneh pakai bilang gitu. Padahal aku minta tolongnya ngaku sebagai pacar aja, sih. ”

“Totalitas namanya. Eh, tapi kalau kamu mau serius, aku nggak masalah.”

“Seriusin pacaran dan nikah sama kamu?” Irish tergelak. “Ngaco banget!”

Irish kembali fokus pada desain yang Valentino berikan. Gadis itu tak menyadari jika laki-laki di hadapannya sedang menatap dengan senyum penuh ketulusan. Tatapan serta senyum yang siapa saja yakin bahwa itu bermakna sesuatu.

Keduanya tenggelam dalam pendiskusian bangunan baru Jedaa. Berkat saran Atala tempo hari, Irish memantapkan niatnya untuk membeli lahan sebelah, guna memperluas Jedaa. Irish sudah mulai mengurus pembayaran dan perpindahan akta tanah tersebut hari ini. Untuk itu, dia sangat bersemangat ketika Valentino telah menyelesaikan desain yang Irish minta tiga minggu lalu. 

Hubungan mereka hanya sebatas teman, cukup dekat sebenarnya sejak mereka kuliah. Awalnya Irish dan Valentino saling kenal ketika mengikuti UKM renang. Jadi, walau beda jurusan, mereka tetap saling berinteraksi. Pertemanan mereka terus berlanjut, hanya saja setahun ke belakang jarang bertemu. Pasalnya, Keenan akan marah jika Irish hang out bersama teman-teman yang di dalamnya Valentino juga ada.

Baru sekarang Irish berpikir bahwa hubungannya dengan Keenan tidak sehat. Hanya status pacaran, tapi tak segan Keenan merajuk karena Irish bergaul dengan teman laki-laki. Sikap yang egois, mengingat Keenan pribadi menganut pakem liberal dalam hal pergaulan.

Love Blooms Slowly(Sudah Terbit)Kde žijí příběhy. Začni objevovat