12: Twelve

1.8K 253 6
                                    

Chapter Twelve.

Hermione yakin seratus persen Ia tidak tuli dan apapun yang dikatakan Malfoy sepenuhnya dalam keadaan sadar. Hermione baru saja ingin membantahnya lagi tapi suara Harry mengagetkanya.

Harry berada di belakang Hermione dan terlihat bingung dengan kehadiran Malfoy. Draco Malfoy masih memasang ekspresi dingin. Ia bahkan tidak menyapa Harry. Segera berlalu saat mengetahui Harry disana.

"Hermione, apa yang kau lakukan dengan perundung bodoh itu?"

Hermione menghela nafas. Lalu menggelengkan kepalanya. Hermione mengambil beberapa buku dan kembali ke tempat semula. Ada perasaan yang menyenangkan dalam hatinya. Unik dan menggelitik. Hermione tersenyum tanpa disadari.

*
Hermione meregangkan otot lehernya setelah lama belajar. Harry sudah meninggalkanya dan memilih tidur karena Hermione tidak pernah berhenti belajar. Madam Pince sudah mengingatkan Hermione untuk kembali.

Biasanya Madam Pince membiarkan Hermione untuk belajar tanpa henti tapi kali ini Madam Pince khawatir Hermione akan jatuh sakit karena NEWT sebentar lagi. Hermione mulai mengambil buku-bukunya dan beberapa peralatanya untuk kembali ke asrama.

"Miss Granger, apa kau mengenal Malfoy?"

Hermione mengangguk. Ia membereskan buku-bukunya untuk sedikit lebih rapi dan nyaman dalam genggaman tanganya. Madam Pince kemudian memberikan buku jurnal berwarna cokelat dengan ukiran DM di sudut kanan bawahnya. Madam Pince memberikanya kepada Hermione.

"Sepertinya Ia terburu-buru. Ia selalu kesini dengan jurnalnya. Kau keberatan jika kau mengembalikanya ke Malfoy? Aku takut dia butuh jurnal ini dengan segera."

Hermione mengangkat alis. Saat ini sudah hampir pukul sembilan malam. Hermione takut Draco sudah terlelap. Tapi entah mengapa Hermione mengambil jurnal Draco dan mengangguk terhadap Madam Pince.

Hermione menghela nafasnya. Ia akan ke Asrama Slytherin. Sebelum naik ke asrama Gryffindor. Jantung Hermione berdegup sangat kencang. Tentu saja Hermione tidak bisa masuk ke asrama Slytherin begitu saja. Tapi demi mengembalikan jurnal ini Ia harus mencoba.

Depan asrama Slytherin terlihat lengang. Bahkan tidak ada orang disana. Hermione menghela nafas. Ia tidak mungkin bertemu Malfoy. Hermione mulai berfikir untuk mengembalikanya besok lusa saja. Saat Ia memiliki kelas yang sama.

Hermione baru berbalik dan menemukan Blaise Zabini baru saja mau masuk ke dalam asrama. Ia menyerngit heran mendapati Gryffindor sendirian di depan asrama.

"Zabini, maaf mungkin kau bingung. Aku baru dari asrama dan ini. Ini dari Madam Pince sepertinya Malfoy meninggalkanya di perpustakaan. Mungkin kau bisa mengembalikanya?"

Blaise mengangguk dan membulatkan mulutnya.

"Draco mencarinya daritadi. Baiklah akan aku kembalikan, terimakasih Granger. Aku pastikan akan menyampaikan ke Draco bahwa kau yang mengantarnya dan Ia harus mengucapkan terimakasih."

"Tidak perlu, Zabini. Lagipula ini kebetulan karena Madam Pince yang menyuruhnya. Aku permisi."

Blaise mengangguk dan melambai. Menarik sekali.

*
Draco kaget dengan lemparan jurnal ke tubuhnya yang baru saja Draco berfikir untuk tidur lebih cepat. Ia nyaris memaki Blaise sebelum Ia tahu ini adalah buku jurnal yang Ia cari.

"Woah, terimakasih Blaise!"

Blaise menggeleng, "Granger tadi mau mengantarnya. Tapi ia bertemu denganku di depan asrama."

Draco mengangguk. Sebenarnya Ia tidak perlu khawatir berlebihan jurnalnya sudah dilengkapi sihir pemilik sehingga hanya Draco yang bisa membukanya. Adapun orang lain, seizin Draco tentu saja.

Terrible Lie.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang