22: Twenty Two

1.5K 232 43
                                    

Chapter Twenty Two

Ginny tidak bisa berhenti menangis di balik selimutnya. Sebenarnya Ia tahu tadi ada kejadian menghebohkan untuk Draco dan Hermione.

Ginny memeluk sweater masa kecilnya dengan erat. Baginya sekarang Draco Malfoy benar-benar terasa jauh.

*
Draco bersusah payah menata posisi tidurnya senyaman mungkin, Ia bisa saja melepaskan gendongan di tanganya tapi Ia butuh bantuan. Sementara, teman sekamarnya sudah tertidur pulas membuatnya lebih kesal lagi.

Ia meletakkan Drakie terlebih dahulu di samping bantalnya dan teringat Ia bisa melepaskan ikatan dengan tongkatnya meskipun harus bersusah payah. Setelah lumayan lama bersusah payah Draco berhasil melepaskan ikatan tali gendonganya dan memilih tidur dengan lebih nyaman sedikit.

Draco menghela nafas, teringat perkataan Pansy yang benar-benar marah melihatnya mencium kening Hermione tadi. Bagaimana jika Hermione menyakitimu?

Draco menggeleng, itu tidak akan terjadi, bukan?

*
Draco menatap buku-buku di depanya dengan malas. Ia sudah tahu apa yang akan Ia lakukan setelah lulus dari Hogwarts dan sebenarnya Ia malas sekali belajar. Sebenarnya Ia tidak memiliki alasan khusus untuk ke perpustakaan. Selain memiliki tempat tenang untuk tidur dan siapa tau bisa melihat Hermione.

Seolah terjawab Hermione masuk perpustakaan dan mengembalikan beberapa buku di hadapanya ke Madam Pince dan langsung berbalik.

Draco menggerutu, Ia kesal sendiri. Kenapa Hermione tidak lebih lama di perpustakaan?

*
Hermione tersenyum lebar saat melihat teman-temanya melingkar dan menyanyikan lagu ulang tahun. Bahkan Luna dan Cho membawakan roti ulang tahun. "Kami membuatnya sendiri, maaf jika tidak sesuai dengan seleramu, Hermione." bisik Cho sambil meletakkan beberapa lilin diatasnya.

Hermione terlihat sangat takjub dan melongo, benar-benar menyukai kue buatan Cho dan Luna. Di sisi lain Lavender dan Ron memberikan beberapa buku jurnal kosong, "Kami kira kau akan membutuhkan beberapa jurnal kosong. Ini bisa kau isi tentang ide-idemu, rencana hari-harimu, atau mungkin orang yang kau sukai, benar tidak, Ron?" Ron mengangguk dan mengacungkan jempolnya bersemangat.

"Terima kasih banyak, semuanya!" ucap Hermione terharu. Ia terlihat sangat senang dan bahagia melihat banyak sekali perhatian dan afeksi dari teman-teman dan orang yang Ia sayangi, bahkan Hector dan Helena di rumah Muggle mereka sudah menyiapkan hadiah dan akan membukanya nanti saat Hermione pulang meskipun cukup lama.

Ginny memberikanya sebuah kardigan supaya Hermione tidak merasa kedinginan. "Ini adalah rajutan buatanku dan Mum, kami membuatnya kemarin. Semoga kau suka." seru Ginny dan mengedipkan sebelah matanya. Hermione mengangguk bersemangat sangat menikmati hadiah-hadiahnya.

"Bisa kita mulai perayaanya?" seru Ron tidak sabar.

*

Hermione melambaikan tanganya kepada teman-teman dari asrama lain dan akan mandi dan membereskan barang-barangnya setelah melakukan perayaan. Ia cukup lelah tetapi senang sekaligus. Lavender membantunya menata beberapa hadiah dan Hermione izin mandi terlebih dahulu. Setelah Hermione selesai mandi, Ia melihat jendela dan mendapati ada surat untuknya.

Temui aku di Menara Astronomi pukul lima. Jangan terlambat.
-DM

Hermione mengambil jam sakunya dan terlonjak menyadari sudah pukul enam dan Ia terlambat satu jam. Hermione buru-buru mengenakan sweater yang ala kadarnya serta menyemprotkan parfum buru-buru.

"Lav, aku pergi dulu. Kau bisa langsung istirahat, terima kasih banyak!" Seru Hermione dan segera berlari menuju Menara Astronomi. Hermione tidak peduli kakinya yang meronta meminta istirahat atau nafasnya yang mulai tersengal-sengal tetapi Ia benar-benar ingin berada di Menara Astronomi dengan cepat.

Tidak ada siapa-siapa disana. Hermione menghela nafasnya kecewa. Ia merasa marah kepada dirinya sendiri tetapi kecewa lebih menguasai dirinya. Hermione memutuskan untuk bersandar terlebih dahulu untuk menenangkan diri. Beristirahat setidaknya sebelum Ia harus turun lagi.

Tanpa Hermione sadari Ia mulai menangis, harusnya hari ini Ia senang karena ulang tahunya. Tapi Ia juga sedih Draco tidak ada bersamanya, meskipun siapa Draco sebenarnya?

Hermione terisak-isak dan mengenakan sweaternya untuk menangkupkan wajah merasa sangat bersalah.

*
Draco baru dari kamar mandi. Tadinya Ia berencana untuk meninggalkan Hermione saja lagipula Ia sudah menunggu cukup lama. Tapi karena ini adalah ulang tahun Hermione, Draco akan memperlakukanya secara lebih spesial.

Draco mengintip keadaan Menara Astronomi dan mendapati Hermione menangis. Draco menyeringai merasa sangat senang berhasil membuat Hermione merasa bersalah. Ia mulai mengendap berjalan pelan-pelan ke arah Hermione.

"Kau lama sekali." Ucap Draco sambil mengerucutkan bibirnya.

Hermione mendongak sembari membersihkan hidung dan matanya yang berair. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Hanya tanganya yang bergerak merengkuh leher Draco dan memeluknya erat. Tubuhnya bergetar menandakan Hermione benar-benar cukup panik.

Draco tersenyum tipis, Ia membelai surai cokelat Hermione dan mendudukanya semula tetapi tidak melepaskan pegangan tanganya. "Ada apa birthday girl? Kau tidak boleh sedih. Aku tahu kau sudah makan makanan manis. Tapi kau belum pernah kan makan apel di hari ulang tahunmu? Nah, aku membawakanmu apel-apel hijau."

Hermione tertawa melihat apel-apel yang dibawa Draco. Sungguh, Draco Malfoy memang benar-benar tidak bisa ditebak. Hermione tidak bisa berhenti tertawa dan tersenyum lebar setelahnya.

"Aku kan tidak suka apel hijau, kenapa kau bawakan ini?"

Draco terlihat berfikir dan memutar jari telunjuknya, "Karena aku suka. Seleraku kan mahal, lagipula pasti kau makan makanan tidak bergizi. Jadi makan apel."

Hermione tersenyum lebar dan memperpendek jarak antara Draco dan dirinya. Ia mulai menggigit salah satu apel mulai menikmatinya. Draco terlihat senang dan mengambil apel lain, "Aku sudah bilang apel itu enak."

Hermione mengangguk, "Baiklah Apple Boy. Ini enak sekali, terima kasih banyak, Malfoy."

Draco mengangguk tetapi langsung mendongak beberapa saat kemudian, "Aku sudah memanggilmu Hermione. Menyebalkan sekali."

Hermione tersenyum, "Kau mau kupanggil apa? Drakie?"

Draco melotot dan menunjukkan drakie kecil yang tidak berdosa sedang berada di gendonganya. Hermione tertawa lagi, "Kau suka sekali dengan drakie."

Draco mengangguk, "Iya. Kau bisa memanggilku Draco. Aku memberimu izin melakukan itu."

"Apa memang perlu izin?"

Draco mengangguk lagi, "Tentu saja. Namaku ini mahal."

Hermione memutar matanya dan mengangguk. Tiba-tiba Hermione merasa pandanganya menggelap karena Draco menyulap sebuah kain menutupi pandanganya. Hermione perlahan membuka kain dan menemui sebuah kotak kecil berwarna merah.

Hermione tersenyum dan segera membukanya, melihat beberapa kucir rambut yang cukup manis dengan warna pastel. Hermione tertawa tapi takjub sekaligus.

"Pakai itu untuk merapikan rambutmu." Sahut Draco sambil melahap apel hijau lain. Hermione tersenyum dan mengangguk.

"Terima kasih, Draco." Bisiknya tulus. Hermione memakai sebuah ikat rambut dan memakainya langsung. Draco mengangguk-angguk tanda menyukai pemandanganya dan Hermione tersenyum lebih lebar lagi.

Spontan, Hermione segera memeluk Draco. "Kau benar-benar tidak terprediksi. Ini sangat bagus dan nyaman."

Draco tersenyum dalam pelukanya dan tertawa penuh kesombongan. Draco tidak tahu apa yang terjadi tapi Ia menyukai pemandangan Hermione berada di depanya, Menara Astronomi, dan kebahagiaan yang ada dalam dadanya.

Dengan sebelah tanganya, Draco memegangi pipi Hermione dengan lembut tapi kuat untuk mendapatkan Hermione melakukan pandangan intens kepadanya. Draco memiringkan sedikit kepalanya dan mencium bibir Hermione dengan pelan tetapi sangat lembut.

"Selamat ulang tahun, Hermione."

***
a/n: hehehehehehehehehehehehe... aduh aku malu guys...... selamat menikmati🙃❤️

Terrible Lie.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang