Rustic Jam [END]

⏲️|8.| Bait Persinggahan ⏲️

🎼 Kukira Kau Rumah-Amiglada 🎼

___⏲️⏲️⏲️___
__⏲️⏲️__
_⏲️_
_

"Coba rasakan, apakah benar ia rumah yang kamu cari? Atau hanya rumah yang terpaksa kamu tempati karna tak ada tempat lari?"

⏲️°°°⏲️

Alam tak memihak pada Alkena lagi. Setengah perjalanan menuju toko bahan kue sudah terlewatkan, gerimis datang tanpa diundang. Tapi Jakarta tak hapus akan hujan, tak lekang oleh panas.

Tak putus asa gadis itu terus melangkah maju. Bahkan, hujan badai sekalipun terasa menyenangkan baginya. Malam dingin, rintik hujan menjadi pengiringnya, dan merindukan seseorang menjadi pelengkapnya.

Dia adalah gadis pejuang di tengah hujan dan tampak kedinginan, tak takut ketika langit bergemuruh. Dia ingin berlindung, akan tetapi akan basah juga pada akhirnya.

Alterio mematung sembari memegang payung hitam sebagai pelindung terpaan hujan. Dedaunan kering telah basah seutuhnya, gemuruh mulai menyudahi bumi.

"Kenapa hujan-hujan keluar?" tatap Alterio semu.

"Kamu gak bawa payung?" tanya Alterio lagi.

"Kenapa gak neduh dulu? Kalo sakit gimana?" cemasnya.

Alkena tetap melanjutkan jalan menuju ke toko bahan kue. Disaat seperti ini mereka harus bertemu? Alkena bosan situasi ini.

"Eswa," panggil Alterio.

"Saya antar sampai tempat tujuan ya?" tawarnya lagi.

"Gak perlu!" sungut Alkena terus melangkah pergi.

Byur

Mobil sedan melaju dengan kecepatan tinggi sampai air mengguyur tubuh kecil alkena, alhasil tubuhnya yang basah kini terbalut kotor bersamaan saat kakinya jatuh di parit. Tubuhnya menggigil seketika, bibirnya pucat pasif, tangannya bergetar saat berusaha meloloskan kakinya.