⏲️|15.| Iri Bilang Saudara ⏲️

804 229 67
                                    

🎼Garis Terdepan🎼

___⏲️⏲️⏲️___
__⏲️⏲️__
_⏲️_
_

___⏲️⏲️⏲️_____⏲️⏲️___⏲️__

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku iri pada dia.
Dia yang lebih di inginkan.
Dia yang lebih segala - galanya dibanding aku.

⏲️°°°⏲️

Setelah sesi tanya-jawab dalam wawancara selesai, Alkuna semakin jengkel dengan Alkena. Mengapa hidup Alkena selalu beruntung? Setelah mendapatkan warisan dari Mbah Surip, dengan kemampuan Alkena dapat memajukan rumah makan itu.

Omset pemasukan semakin banyak. Rumah makan semakin banyak dikenal di kalangan masyarakat. Yang lebih hebat lagi, lowongan pekerjaan terbuka lebar untuk para tunawisma di kota Jakarta.

Bahkan kerjasama sudah terjalin dengan vendor Wedding Organizer Jakarta. Selain bekerja sama dalam bidang pernikahan kemampuan Alkena dalam bidang kuliner memang cukup baik. Tak heran jika bisnis catering 'Rumah Makan Mantan' mengalami perkembangan pesat di bawah kepemimpinan Alkena.

Alkuna terus berusaha menutupi bentuk kebencian dari balik senyum kamera. Apa pun itu akan Alkuna lakukan untuk menghasilkan rekaman wawancara yang bagus mungkin.

"Gue pulang!" Alkuna pergi setelah membereskan kamera.

"Gak mau makan dulu? Kamu kayak pucat?" tanya Alkena membuat Alkuna menoleh dengan wajah sinis.

"Yang ada gue mati keracunan kalo makan di sini!" ucap Alkuna lalu mengibaskan rambutnya yang aduhai halus.

"Gak bisa di jamin makanan di sini itu sehat! Siapa tau gitu ya di dapurnya ada tikus atau lo punya dendam pribadi sama gue terus lo kasih obat deh kan gak ada yang tahu!" sarkas Alkuna membuat sejumlah karyawan melotot.

Alkena tetap diam mendengarkan seluruh penuturan sang adik. Dia tahu adiknya sedang marah sekarang. Tapi kondisi Alkuna yang pucat membuatnya khawatir.

Alkena mengangguk paham, "Saya jamin aman 100 % kalau perlu bisa cek dapurnya sendiri!"

Perseteruan antara mereka terus berlanjut membuat Alkuna mengambil langkah yang menurut Alkena akan sia-sia. Apa yang di katakan Alkuna akan terbukti setelah pengecekan.

"Sialan! Dapurnya bersih gue gak nemu hal ganjil di sini!" Alkuna membatin. Apa dia harus mengaku maaf pada Kakaknya?

Mata Alkuna terus menyusuri sudut dapur jangan sampai ada yang terlewatkan. Alkena hanya memperhatikan gerak-gerik Alkuna yang terlihat resah.

Alkuna tampak kelabakan karena tak menemukan bukti tuduhan. Lagi-lagi dia harus malu di depan Alkena. Padahal sebenarnya Alkuna hanya gengsi untuk bisa menyantap hidangan di sini, mengingat uangnya yang menipis.

Rustic Jam [END]Where stories live. Discover now