⏲️|44.| Semesta Tertawa ⏲️

680 121 70
                                    

🎼 Rumpang -Nadin Amizah🎼

___⏲️⏲️⏲️___
__⏲️⏲️__
_⏲️_
_

"Semesta tak bersahabat karena bercandanya suka berlebih pun aku ini orang biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semesta tak bersahabat karena bercandanya suka berlebih pun aku ini orang biasa. Malu rasanya menghina yang selalu ada untuk semu tak kasat mata."

⏲️°°°⏲️

Upacara pada tahun ajaran baru sudah digelar dengan khidmat dua Minggu yang lalu. Sekarang memasuki Minggu ketiga upacara kembali dilangsungkan di lapangan SMK Ambalan, mereka tampak hormat pada sang Saka. Gelora nasionalisme berkobar di dada. Sang Merah Putih telah berkibar gagah di atas sana. Membuat siapa saja kagum terpesona, merah yang berani dan putih untuk suci.

Lalu setelah 30 menit mereka berdiri bersama panas yang menyengat sampailah mereka dipenghujung upacara. Terlihat jelas ada keringat tetes membasahi pelipis milik gadis manis yang berbaris di belakang, diantara anak PMR.

"Bubar jalan!" seru para pemimpin barisan kompak.

"Huh!" Alkena membalik badan lesu. Tak ingin hilang kesempatan ia mencoba mencari Alterio dari banyaknya lautan siswa yang berbondong-bondong masuk ke kelas. Ia yakin jika Alterio tahu rahasia Alkuna yang disembunyikan darinya.

"Ken!" Agis merangkul pundaknya penuh semangat mengejutkan dirinya.

"Cie cie udah jadi anak kelas 11 jadi kakak kelas dong," gumamnya berjalan santai di sepanjang koridor membuat Alkena kesusahan mencari Alterio lantaran Agis terus menghujaninya dengan pertanyaan.

"Apaan sih Gis, syukur-syukur naik kelas," pungkas Alkena datar.

"Aduh Alkena gue itu seneng soalnya lo udah bisa berangkat sekolah, ya walaupun ada yang kurang sih."

"Kecelakaan lo waktu itu ngeri banget sumpah! Gara-gara itu gue sering mikir dua kali kalo mau pake motor. Untungnya waktu itu ada Alterio nggak kebayang kalo cuma gue sendiri." langkah kaki mereka terhenti.

"Kenapa Ken?" Agis menoleh bertanya pada sahabatnya.

"Enggak Gis, capek jalan tenaga belum sekuat dulu."

Pagi ini Alkena memang nekad tak menggunakan tongkat kruk. Kakinya sudah mampu berjalan akan tetapi langkahnya terbatas. Mungkin setengah tahun lagi platina dalam kakinya akan dilepas, lalu semua akan seperti sediakala.

Ya, Alkena mampu mengalahkan kemungkinan 30% berjalan normal. Ini jauh dari perkiraan Dokter, sebulan telah berlalu Alkena rutin mengikuti terapi agar bisa sembuh lebih cepat. Hal itu pun terbukti berkat semangat dan dukungan dari keluarga dan teman-temannya.

"Waktu upacara lo baris di belakang lagi?"

"Hm, takut nggak kuat berdiri di belakang juga enak bareng anak PMR," ucapnya seraya melanjutkan langkah.

Rustic Jam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang