🌖- Eomma Selalu Ada

5.9K 566 55
                                    

Abaikan typo,
Enjoy!

.

.

.

.

Saat ini, Haechan tengah menyantap hidangan sore. Berisi kue-kue ringan juga teh hangat.

Haechan tidak berselera makan. Ia masih kepikiran dengan obrolan Doyoung dan Manager Han.

Eomma duduk memperhatikan putranya. Tersenyum menyadari Haechan tampak murung.

"Kenapa, Channie?" Eomma bertanya lembut. Menyentuh pundak Haechan.

Haechan mengangkat kepalanya. Ia berhenti mengunyah kue. Menimbang-nimbang apakah akan bercerita atau tidak.

Eomma menangkap keragu-raguan itu. Kembali tersenyum lembut, seolah tidak ada yang perlu Haechan takutkan.

Haechan menghela nafas pelan. Ia meletakkan kue yang masih tersisa separuh. Mendudukkan diri, menghadap Eomma.

"Sebenarnya, aku denger pembicaraan Manager Hyung dan Doyoung Hyung,"

"Lalu?"

Haechan mengeratkan kedua tangannya. "Pembicaraan itu tidak seharusnya Channie dengar."

Eomma memiringkan kepalanya bingung. "Kenapa?"

Haechan kembali terdiam. Jujur ia bingung harus memulai pembicaraan dari mana.

"Em.. Eomma tahu kan, kalau aku punya beberapa haters?" Haechan memandang Eomma yang tampak membuka kulit jeruk.

"Iya tahu. Semua orang pasti punya pembenci, setidaknya satu orang saja."

Haechan menangguk setuju. "Jadi.. Channie dapat komentar negatif dari mereka."

Eomma menghentikan gerakan tangannya. Tidak lama, Eomma kembali tenang.

"Tidak usah dipikirkan. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Memang lebih mudah menuduh dibanding memahami. Lebih baik kita mengalah."

Haechan menarik kedua sudut bibirnya. Ia selalu menyukai kalimat-kalimat yang terlontar dari bibir Eomma.

"Tapi sampai kapan kita harus mengalah? Mereka selalu semena-mena,"

Eomma mengangkat kepalanya. Menatap Haechan teduh.

"Anakku, orang yang berbuat jahat tidak akan pernah habis. Karena itu, kita juga harus selalu berbuat baik. Mereka saja pantang menyerah, kenapa kita tidak?"

Haechan kembali terkesima. Eomma selalu melihat orang dengan positif, dari sudut pandang berbeda. Barusan Eomma memuji para haters secara tidak langsung. Haechan ingin sekali memiliki hati seperti Eomma.

"Iya, Eomma," Haechan mengembangkan senyumnya.

Eomma iku tersenyum, mengusap lembut belakang kepala Haechan. "Sudah enggak sedih lagi?"

"Iya! Aku udah seneng!" Haechan berseru lucu.

"Uuh~ mana senyumnya?"

"Hiii~"

Ruangan itu dipenuhi gelak tawa. Haechan kembali menyuap kue. Sekarang, rasa manisnya mulai terasa. Tidak seperti tadi yang hambar.

Haechan mengalihkan pandangannya pada jendela. Langit yang menjingga, membuat Haechan tertarik.

"Eomma, mau lihat langit sore?"

---🌻🌻🌻---

Eomma mendorong pelan kursi roda Haechan. Mereka ada di rooftop. Habisnya, kalau dilantai bawah banyak suara mobil. Kata Haechan sih gitu. Biar lebih khusyu' mandangin langit.

STRONG - NCT 127Where stories live. Discover now