🌕- Haechan Cam!

5.1K 555 69
                                    

⛔ WARNING⛔
Ada seekor buaya lepas di chapter ini. Mohon membawa obat anti baper jika tidak ingin terinfeksi rayuannya.

Abaikan typo,
Enjoy!

.

.

.

.

Doyoung menurunkan Haechan di jok depan, samping pengemudi. Sedangkan dirinya duduk dibelakang bersama Taeyong.

Manager Han tampak mengobrol sedikit bersama Eomma.

"Terima kasih, sudah membantu saya menjaga Haechan," sayup-sayup suara Eomma terdengar.

"Memang menjadi tanggung jawab saya, Nyonya Lee. Maaf atas kelalaiannya, Haechan jadi terluka."

"Tidak ada yang salah, nak. Semua sudah berlalu. Haechan baik-baik saja sekarang."

Haechan memandangi dua orang tersebut dari jendela. Ia tidak bisa mendengar dengan jelas, jarak mereka cukup jauh.

Hingga pandangannya menangkap Eomma berjalan ke arahnya. Eomma mendekati mobil. Haechan menyalaminya.

"Makasih, Eomma. Maaf bikin khawatir lagi,"

Eomma tersenyum, mencium kening Haechan.

"Janji sembuh ya? Jangan sakit lagi. Kasian hyungmu, mereka juga khawatir."

Haechan tersenyum. Hingga seorang wanita lain mendekat.

"Mari, Bu. Mobilnya sudah siap." Itu adalah bibi. Orang yang selama ini merawat Eomma.

"Iya, Bi. Bye-bye, Channie!" Eomma melambaikan tangannya.

"Dadah, Eomma!" Haechan balas berteriak. Ia nyaris berdiri diatas kursi jika tidak ingat kondisi.

Didepan sana, Eomma memasuki sebuah mobil putih. Haechan terus melambaikan tangan, hingga mobil itu berjalan menjauh.

Haechan menurunkan tangannya. Menghela nafas pelan. Jujur ia masih merindukan Eomma.

"Baiklah, kalian sudah siap?" Manager Han menarik seatbelt.

"SIAP!" Haechan, Doyoung, dan Taeyong menjawab kompak.

Manager Han tertawa. Ia seperti membawa anak TK.

"Berangkat!"

Mobil itu menderu, perlahan meninggalkan parkiran rumah sakit. Memasuki jalanan padat dan berbaur dengan kendaraan lain.

Tidak ada yang menyangka, bahwa mobil itu membawa tiga orang selebritis ternama di Korea saat ini.

---🌻🌻🌻---

30 menit kemudian.

Haechan mendecak kesal. Waktu terus berjalan, tapi mobil mereka tidak. Jalanan benar-benar macet.

Ia melirik arloji untuk kesekian kalinya. Kemudian kembali grasak-grusuk rewel. Ia menendang-nendang kakinya dibawah jok.

Manager Han menghela nafas. Ia memegang paha Haechan, memintanya berhenti. Membuat sang empu menoleh. "Kalau terantuk bisa sakit lagi."

Haechan menghentikan gerakan kakinya. Menyenderkan tubuhnya sambil merengut.

"Kenapa sih?" Manager Han bertanya heran.

"Bosen~" Haechan merengek.

"Dih manjanya kumat," olok Doyoung dari belakang.

STRONG - NCT 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang