🌗- Batas

5.4K 535 77
                                    

Abaikan typo, Enjoy!

.

.

.

.

"Hyung berangkat sekarang?" Haechan membuntuti Doyoung yang masuk ke dalam kamarnya.

Yang ditanya mengangguk saja. Ia meraih tas punggung juga koper kecilnya.

"Berapa lama?"

"Hm.. sekitar 1 minggu mungkin. Enggak lama kok."

Haechan memanyunkan bibirnya. Ia sedikit tidak rela Doyoung pergi begitu saja. Ia terus mengikuti langkah Doyoung yang mondar-mandir menyiapkan barang.

"Sini aku bantu.."

Doyoung menepis lembut tangan Haechan yang terjulur. "Nggak usah, ini berat."

Haechan mengangguk saja. Ia terus mengekor di belakang Doyoung yang menuju pintu rumah. Didepan gerbang sudah menunggu mobil jemputannya.

Doyoung duduk disamping pengemudi setelah memasukkan barang-barang kedalam bagasi.

Tak lama, mobil melaju pelan.

"JANGAN LUPA OLEH-OLEH!" Haechan berteriak.

"JANGAN HARAP!" balas Doyoung dari kejauhan.

Para member menggelengkan kepalanya. Ini dua anak walau sakit pun tetap berantem.

Haechan menurunkan tangannya. Berbalik menuju pintu. Hyung yang lain mengikuti.

Bluk! Pantatnya mendarat pada sofa empuk. Ia meraih remote TV.

"Ini enggak ada acara yang bagus ya?" Jemarinya memencet-mencet asal, "Jadi kangen konser di Jakarta."

Taeil menoleh bingung. "Apa hubungannya chanel TV sama konser di Jakarta?"

"Aduh, Hyung masa lupa? Di ruang tunggu dulu ada acara TV itu lho, drama-drama gitu.. seru, tapi enggak tahu bahasanya,"

"Drama yang mana sih?"

"Ituu.. yang ada adegan ketabrak terus nangis-nangis. Johnny Hyung yang nonton waktu itu," Haechan menunjuk Johnny.

"Sayang banget disini enggak ada." Haechan memanyunkan bibirnya.

Haechan sibuk mengomentari tiap saluran yang ia lihat. "Dora ada masalah hidup apa sih? Tanya-tanya terus!"

"Ini juga! Udah tahu cuma monyet masih aja nyusahin Pak Topi Kuning!"

Johnny mengangkat kepalanya jengah. Ia menatap tajam Haechan. Tapi yang ditatap tidak peduli.

"Nah, kalo ini-- mmph!" Tahu-tahu mulutnya disumpal biskuit regal.

Haechan menatap tajam seseorang yang tega padanya. Taeyong sang pelaku balas menatap datar.

"Berisik. Tonton salah satu terus nikmati. Gitu aja kok susah," Taeyong santai memasukkan sepotong biskuit.

Tahu-tahu sebuah tangan terjulur di hadapannya.

"Apa?"

"Mau lagi," Haechan menengadahkan telapak tangannya, "Ngasih kok cuma satu."

Taeyong menggeleng-gelengkan kepalanya. Tapi daripada ribut, yaudah dia kasih saja. Lagipula ini hanya biskuit.

Belum ada 5 menit, Haechan bangkit dan berjalan menuju kamar. Taeyong menahannya.

"Mau kemana? Disini saja,"

"Bosen, Hyung. Mau main game di kamar."

Taeyong menggeleng, "Jangan main game dulu, Haechan-ah."

STRONG - NCT 127Where stories live. Discover now