4. Berlatih 2

53 9 4
                                    

Reyna sudah bisa menempelkan daun ke seluruh walahnya dalam waktu 1 bulan sama seperti Sasuke dulu. Itu berarti bahwa Reyna memiliki kontrol cakra yang bagus untuk anak seusianya. Sedangkan Rey? Dia membutuhkan waktu 1 bulan lebih, Rey memang memiliki kontrol cakra yang kurang bagus.

Sekarang Reyna sedang berbelanja alat tulis serta buku untuk pelajaran selanjutnya oleh Guru Itachi:v. Seharusnya Rey ikut membantu, tapi sialnya si Sasuke itu malah mengajak Rey bermain.

Reyna memang sudah memutuskan bahwa ia dan adiknya akan menjadi Ninja. Dia hanya perlu menjadi kuat agar bisa bertahan hidup kan? Itu tidak akan sulit dengan Itachi Si Jenius Uchiha yang berada di samping mereka.

Kemudian dia tidak sengaja melihat keributan di depannya. Beberapa orang berkerumun entah karena apa. Sebenarnya dia sudah melihat kejadian ini beberapa kali. Tapi sayang, rasa malasnya selalu mendominasi.

Dan sekarang dia sangat penasaran. Sebenarnya di tengah kerumunan itu ada apa? Apakah ada lelaki tampan disana? Jika ada, tentu dia harus melihat di barisan paling depan.

Segera dia membelah kerumunan. Beberapa makian dan umpatan terdengar di telinganya. Tapi dia tau, makian itu bukan untuk dirinya.

Rasa penasarannya semakin memuncak. Dengan tidak sabar dia berhasil menerobos kerumunan.

Seorang anak berambut kuning dengan tiga garis kucing di pipinya siap menyuguhi pemandangan mata Reyna. Dia mengerutkan keningnya pelan.

Siapa anak itu?

Pikirannya mulai menerawang tentang dunia Anime ini. Tapi sayang, dia tidak bisa mengigatnya. Entah memang dia tidak ingat atau memang dia tidak suka dengan Film Animenya.

Dia mengangkat bahunya pelan lalu menerobos kerumunan untuk keluar. Ada perasaan kasihan yang menjalar ketika melihat anak itu. Tapi sayang, lagi-lagi perasaan malas selalu mendominasi.

Dia tidak mengenal siapa anak itu. Jadi untuk apa dia menolongnya? Lagi pula menolongnya tidak akan membuat dia kaya. Begitu pikirnya.

Reyna, Rey, Sasuke, dan Itachi sudah berkumpul di kediaman Uchiha ini. Mereka duduk melingkar mengelilingi meja dengan buku dan alat tulis lain di atasnya.

Saat ingin memulai pelajaran, seseorang dengan topeng datang dan memberi tahu Itachi bahwa dia dipanggil oleh Hokage.

"Nah Sasuke, kerna aku dipanggil oleh Hokage maka kau lah yang akan mengajari Rey dan Reyna tentang pelajaran di Akademi." Ucap Itachi membuat ketiga anak itu mendesah kecewa.

"Lainkali saja ya."

Kemudian Itachi berkedip dan menghilang. Rey dan Reyna memandang Sasuke. Sasuke yang di perhatikan seperti itu mengerutkan keningnya pelan.

"Apa?" Tanyanya.

"Jadi kita akan belajar apa, Guru?" Tanya Rey membuat Sasuke merona.

"Mph... jangan memanggilku seperti itu. Kalian tau, aku berasa seperti sudah tua." Protes Sasuke.

Reyna mengerutkan keningnya heran. "Bukankah itu suatu pencapaian yang bagus? Kau sudah menjadi guru di usia muda, kan?" Perkataan Reyna kembali membuat Sasuke merona.

"Ugh... diamlah!"

Kemudian Sasuke menjelaskan materi per materi dengan lancar. Satu minggu ini mereka akan belajar materi.

Reyna membuat prestasi bagus, dia mudah mengerti apa yang dijelaskan oleh Sasuke. Sedangkan Rey selalu menggerutu.

Bukan tanpa alasan. Sasuke memang menjelaskan dengan rumus singkat+padat, membuat Rey harus memutar otaknya dua kali agar bisa mengerti.

Untunglah Reyna mengerti apa yang dijelas kan Sasuke. Padahal, bukankah Rey yang lebih mengerti tentang Dunia Naruto? Mengapa malah Reyna yang cepat paham?

Rey dan Reyna sudah sepakat untuk menjadi kuat agar bisa bertahan hidup di dunia ini. Mereka juga berharap bahwa mereka bisa mengubah ceritanya. Mungkin menyelamatkan beberapa orang yang akan mati adalah sesuatu yang bagus?

Satu minggu kemudian. Rey, Reyna, dan Sasuke sedang bertarung dengan Fugaku Sekarang.

Yah, selain Itachi, Fugaku juga kadang membantu jika ada waktu luang.

"Baik, dimulai dari sekarang!"

Mereka bertiga melesat dengan Reyna yang memimpin. Mereka memukul dan menendang dengan baik. Tapi tentu Fugaku jauh lebih baik soal menghindar dan menangkis serangan mereka.

"Pukulan dan tendanganmu sangat lemah, Reyna." Ucap Fugaku sambil terus menghindar.

"Oh, kau baik Sasuke. Tapi masih ada beberapa celah yang ku lihat dari seranganmu."

Kemudian Rey memukul dengan tangan yang sudah dialiri cakra besar seperti Sakura, sukses membuat tanah retak sedikit.

Fugaku bersiul. "Pukulan mu boleh juga,"

"Hosh... hosh... hosh... kapan kita bisa ngebunuh Om Fugaku?" Teriak Reyna prustasi.

"Terlalu cepat 100 tahun bagi kalian untuk bisa membunuhku," jawab Fugaku dengan ekspresi dinginnya.

"Cih, lemah!"

"Katon : Gokakyuu no Jutsu!"

Sasuke menyemburkan api yang lumayan besar ke arah Fugaku. Tapi sayang, Fugaku hanya mendengus geli melihatnya, kemudian menghindar dengan tenang.

"Segel tanganmu sangat lambat." Ucap Fugaku.

Reyna muncul di belakang Fugaku, bersiap untuk menendang kepalanya dengan sisa cakra di tubuhnya. Tapi tentu tendangannya dapat ditahan dengan mudah.

Rey juga muncul di samping Fugaku, lengkap dengan pukulannya. Fugaku hanya menyeringai, kemudian berkedip dan muncul sedikit jauh dari tempat Rey dan Reyna.

Sementara Rey dan Reyna beradu serangan mereka karena Fugaku menghilang dalam sekejap, membuat mereka terpental karena kekuatan yang seimbang.

"Sepertinya kalian sudah berada di batas kemampuan kalian sendiri. Tapi ingat, jika bisa kalian harus menerobos batas kalian. Kalian harus melewati batasan kalian." Jelas Fugaku yang dijawab anggukan oleh ketiganya.

"Latihan kali ini cukup sampai disini. Kalian dibubarkan,"

Setelah mengatakan itu, Fugaku langsung berkedip dan menghilang.

"Ugh... aku harus meminta kakak untuk mengajarkanku teknik seperti Ayah," ucap Sasuke. "Aku pergi dulu ya, bye!" Pamit Sasuke.

"Bye!" Balas Rey dan Reyna.

"Terus kita mau ngapain?" Tanya Reyna.

"Mau coba latihan Rasengan gak?" Tawar Rey.

"Mau!"

"Ok! Gue juga mau latihan Chidori."

"Ayo kita kepasar buat beli balon!"

"Yaa!"

Mampus!Where stories live. Discover now