6. Pembantaian

44 4 0
                                    

"Selanjutnya Reyna dan Hyuga Hinata!"

Murid-murid berteriak, menyoraki nama jagoan mereka. Hari ini adalah pelajaran tentang Taijutsu. Mereka akan bertanding, siapapun yang jatuh dia yang kalah.

"Tolong ya Hinata," ucap Reyna yang dibalas anggukan oleh sahabatnya itu.

"Mulai!"

Mereka berdua berlari. Kemudian Hinata menyerang dan Reyna yang menghindar.

Hinata menyerang dengan tinju lembutnya (bener kan?). Tinju tangan kanan, tangan kiri, kemudian berputar dan menyerang dengan kedua tangannya. Tapi tentu Reyna menghindar dari dua serangan pertama kemudian meloncat mundur untuk serangan terakhir.

Sekarang giliran Reyna yang berlari dan menyiapkan pukulannya. Satu pukulan, dua pukulan, kemudian menendang kaki Hinata. Hinata juga menangkis setiap pukulan lalu meloncat untuk menghindari tendangan.

Dia tidak puas dan meninju Hinata dengan sekuat tenaganya. Hinata menunduk, kemudian memegang perut Reyna lalu membantingnya (kebayang kan?).

"Pemenangnya adalah Hyuga Hinata!"

Hinata membantu Reyna berdiri dan kembali ke barisannya.

"Selanjutnya Rey dan Nara Shikamaru!"

Para gadis meneriaki nama Rey dengan kencang. Entah karena Rey tampan, atau karena Rey teman Sasuke, tapi yang pasti dia sangat populer di sekolah. Reyna pun tak habis pikir dengan jalan pikiran teman-temannya.

Rey?
Ganteng? Lumayan lah.
Cool? Bar bar njir.
Pinter? B aja.
Baik? Ni anak jailnya ampe ke bool bool njir!

Dia gak tau kelebihan adiknya itu apa. Dia juga nggak tau cewek-cewek kenapa suka sama Rey.

"Aku menyerah." Ucap Shikamaru.

Yang lain cengo, ni anak gak ada semangat-semangatnya ye. Kek zombie njir. Tapi nggak papa lah ya, yang zenius mah beda:v

"Ni anak jenius dari mananya? Kerjaan sehari-hari molor udah kek orang mati gitu." Batin Reyna.

Kring!

Bel pulang berbunyi dengan keras (yaiyalah ucok! Yakali bisik-bisik). Reyna keluar kelas bersama Rey dan Sasuke. Ketiganya semakin dekat walau sifat Sasuke masih dingin seperti biasanya.

Langit mulai menggelap, mereka bertiga buru-buru pergi ke kediaman Uchiha. Hari ini mereka akan makan bersama atas kemauan Itachi.

Mereka mengedarkan pandangan. Jantung mereka berdetak kencang saat melihat bahwa komplek Uchiha begitu sepi. Jangankan suara Manusia, suara hewan pun tidak terdengar sama sekali.

Rey menghela nafas pelan. Dia tahu bahwa hari ini pasti akan terjadi. Dia enggan memberi tahu kakaknya, karena pasti kakaknya akan sangat sedih.

Ini adalah hari sial untuknya, mengapa Itachi juga mengundang ia dan kakaknya kedalam kebencian?

"Perasaan ku tidak enak," gumam Sasuke kemudian dia berlari dengan cepat menuju rumahnya.

Segera Rey dan Reyna mengikuti Sasuke.

Bau amis mulai tercium oleh hidung mereka. Beberapa mayat bersimbah darah tergeletak di jalan. Pikiran negatif mulai masuk dengan cepat kedalam kepala Reyna.

Mereka membelalakan matanya kaget saat melihat orang tua Sasuke tergeletak dengan darah yang mengucur dari luka yang menganga di bagian tubuh mereka.

Di pinggir mereka ada Itachi yang berdiri sambil memegang pedang berlumuran darah. Sasuke berteriak meminta penjelasan, dan Itachi langsung melemparkan shuriken pada Sasuke, membuat luka di pipi mulusnya.

Reyna langsung pingsan melihat orang tua Sasuke. Dia tidak pernah melihat pembunuhan di film apalagi di dunia nyata. Baru sekarang, dan mengapa orang yang dibunuh harus orang yang benar-benar dekat dengannya?

Setelah itu dia tidak tahu apa yang terjadi. Mungkin dia akan dibunuh seperti yang lainnya, bisa saja kan? Mati konyol untuk kedua kalinya? Dia tidak peduli.

...

Dia dan Rey sudah berlatih keras di beberapa bulan ini. Bayang-bayang klan Uchiha yang dibantai masih melekat dengan jelas di kepala mereka. Mereka tidak mau mati seperti klan Uchiha, jadi mereka berlatih mati-matian agar mereka bisa bertahan hidup.

Sekarang ia sedang memukul balok kayu untuk berlatih Taijutsu. Karena memang ia sangat lemah terhadap Taijutsu.

"Bunshin no Jutsu! "

Reyna menengok saat mendengar seseorang berteriak nama Jutsu. Dia beranjak, berusaha mencari asal suara. Dan sepertinya agak familiar.

Dia menaikan sebelah alisnya saat melihat Hinata yang sedang bersembunyi di balik pohon.

"Hinata!" Panggilnya.

"E eh, Re Reyna,"

"Kenapa gugup?" Tanya Reyna.

"Hei, sedang apa kalian disini?" Tanya Naruto.

Reyna dan Hinata menengok ke arah Naruto. Oh, ternyata seseorang yang berteriak itu Naruto. Hm, Reyna tidak tau kalau Naruto sangat bekerja keras.

"Na Naruto!"

Bruk

Segera Naruto menangkap Hinata yang pingsan. Kemudiam mereka membaringkan Hinata.

"Kebetulan, kamu lagi latihan Bunshin no Jutsu kan? Aku tau cara ngelakuin Bunsin no Jutsu, " ucap Reyna.

"Oh ya? Maukah kau mengajariku? " tanya Naruto.

"Boleh. Tapi kamu harus temenin dulu aku latihan Taijutsu, gimana? "

"Yosh, ayo! "

Dan betapa sialnya Reyna saat dia mengetahui jika Naruto juga lemah dalam Taijutsu. Miris:)

Mampus!Where stories live. Discover now