5. Akademi

38 6 0
                                    

"Woah!"

Rey tidak pernah berhenti berdecak kagum saat ia dan kakaknya berkeliling desa. Walaupun sudah 3 bulan dia di dunia Naruto, tapi tetap saja dia tidak pernah percaya.

Reyna yang melihat adiknya itu hanya memutarkan bola matanya malas. Walaupun dia juga tidak percaya kalau sekarang dia dan adiknya masuk dunia Anime, tapi dia tidak berlebihan seperti adiknya.

"Rey, Reyna!" Ujar seseorang di belakang duo Rey.

"Tuan Hokage," Rey dan Reyna membungkuk hormat.

"Hahaha... aku kesini untuk memberikan formulir pendaftaran masuk Akademi Ninja," ujar Hiruzen.

"Woah! Asik, kita bakal jadi Ninja kak!" Seru Rey.

"Dasar bocah!" Tukas Reyna. Hiruzen hanya tersenyum melihat interaksi ke duanya.

"Terima kasih!"

Rey dan Reyna terus berjalan dan sesekali melihat-lihat pasar, siapa tau ada sesuatu yang menarik mungkin?

"Kak!" Rey menarik tangan kakaknya itu dengan kuat.

"Aduh, apaan sih Rey?" Kesal Reyna.

"Ramen Ichiraku!" Tunjuk Rey.

"Terus?"

"Ayo kita makan disana! Kata fans-fansnya Naruto, itu Ramen serpihan surga kak. Duh pasti enak banget." Pekik Rey.

"Yaudah ayo!"

Mereka pun masuk ke kedai ramen. Terlihat seorang pria tua yang sedang mengobrol dengan pelanggannya.

Setelah memesan, Rey dan Reyna menunggu sebentar sampai ramen yang digadang-gadang serpihan surga itu datang

"Woah, enaknya!" Puji Reyna.

"Hahaha... terima kasih."

"Kalian kembar?" Tanya Teuchi, paman penjual ramen.

"Mn." Jawab Reyna.

Sementara Rey fokus melihat palanggan Ichiraku yang lain. Hmm, sepertinya dia kenal.

"Hai! Nama aku Rey!" Sapa Rey.

"Ka kau me menyapaku?" Tanya Pria itu.

"Kamu pikir ada orang lain dihadapan aku?"

"O oh, baiklah perkenalkan namaku Uzumaki Naruto!" Balas Naruto.

Reyna yang mendengar nama Naruto pun langsung menengok. Matanya membulat, hah? Dia gak salah liat kan? Bukannya itu anak yang kemarin di pasar?

Mereka mengobrol dan tertawa bersama. Dengan ini, ketiganya telah resmi menjadi seorang teman.

Reyna juga baru tau kalau Naruto memiliki sifat yang konyol. Selain konyol dia juga bodoh. Hey, dia adalah pahlawan di film. Dia pernah menonton tentang Naruto yang bertarung di medan perang, dan itu sangat keren. Ia tidak pernah berfikir kalau Naruto memiliki sifat dan masa lalu seperti itu.

...

Mereka berjalan beriringa. Rey, Reyna, Sasuke, dan Fugaku tengah menuju Akademi. Senyum mereka mengembang, ah tidak maksudku senyum Rey yang mengembang-_-

Akademi berada di depan mereka. Gedung ber cat merah itu akan menjadi langkah awal mereka menuju kehancuran:v

"Balajar yang rajin!"

Kemudian Fugaku pergi melengos dengan wajah watadosnya. Asli gue selalu kesel kalo liat muka bapaknya si Sasuke di TV:v

"Dunia ninja, aku datang!" Teriak Rey membuat semua orang melirik sinis kearahnya.

"Goblok njir!" Reyna menoyor kepala Rey. Kemudian pergi dengan wajah yang menunduk menahan malu.

"Iya, kamu goblok sih!" Sasuke juga menoyor kepala Rey.

"Aing deui aing deui,"

Suasana kelas sangat berisik, membuat Reyna dan Sasuke harus menutup telinganya rapat-rapat. Berbeda dengan Rey yang langsung berbaur dengan mudah, menambah kebisingan.

"Hai nama aku Reyna! Siapa nama kamu?" Sapa Reyna pada anak kecil di pinggirnya.

"Na na nama ku Hi Hinata," balas Hinata. Reyna menganggukan kepalanya.

"Jadi ini yang namanya Hinata. Istrinya Naruto kan?" Batin Reyna.

"Jadi sekarang kita teman kan?" Hinata mengangguk kecil sebagai jawaban.

Tak lama kemudian guru Iruka masuk. Dia menyuruh mereka untuk memulai perkenalan.

"Namaku Reyna, dan impianku adalah menjadi orang terkuat di dunia, agar aku bisa melindungi orang-orang yang ku sayang."

"Namaku Rey, dan impianku adalah menjadi sebuah legenda, yang bahkan dengan mendengar namaku saja, orang-orang akan bergetar ketakutan."

Impian mereka menarik bukan?

...

"Ayo tunjukan padaku cara kakak melempar Shuriken!" Pinta Sasuke dengan penuh semangat.

"Ya ya lakukan!" Rey mengangguk setuju.

"Hn, terserah."

"Baiklah. Perhatikan dengan baik ya,"

Duk duk duk

Suara lemparan Shuriken terdengar di tengah hutan. Saat ini Rey, Reyna, dan Sasuke sedang melihat Itachi berlatih melempar Shuriken.

"Wah hebat!"

Itachi memalingkan wajahnya yang memerah itu ketika ketiga anak kecil didepannya memujinya dengan mata yang berbinar.

"Kalau begitu, ayo ajari kita cara melempar Shuriken seperti kakak!" Ucap Sasuke.

"Maaf ya Sasuke, lain kali saja."

"Eh?"

Sasuke dan Reyna kaget. Mereka sudah menunggu hari ini tiba, tapi malah tidak jadi. Sedangkan Rey hanya tersenyum, dia sudah tau akan seperti ini.

"Ugh... baiklah. Lihat, aku juga bisa seperti kakak."

Sasuke mengeluarkan beberapa Shuriken. Kemudian berlari.

"Eh woy, goblok ya lo?"

"Sasuke!"

Bruk

"Makannya jadi orang jangan sombong! Kena karma kan!" Tukas Rey.

Mereka sekarang sedang berjalan menuju rumah Sasuke dan Itachi.

Itachi hanya tersenyum mendengar gerutuan Rey sembari membawa Sasuke di punggungnya. Dia sudah biasa dengan ini.

"Ugh... katakan sekali lagi!"

"Stop! Berisik tau gak! Lama-lama gendang telinga aku pecah karena denger kalian nge bacot!" Tukas Reyna.

Yah dan berakhirlah para pria dimarahi oleh Reyna.

Mampus!Where stories live. Discover now