9. Misi 1

19 5 0
                                    

"Ujian kali ini sangat mudah. Jika kalian berhasil memukulku, maka kalian lulus," ucap Hoshi.

"Dan dimulai dari, sekarang!"

Mereka bertiga langsung bersembunyi di semak-semak. Hal pertama yang dipelajari oleh Ninja adalah bersembunyi.

Reyna menggigit bibirnya gugup. Mereka lupa untuk membuat rencana, dan sialnya juga tempat mereka bersembunyi saling berjauhan.

Tiga Shuriken melesat ke arah Hoshi.

"Shuriken Kage Bunshin no Jutsu!"

Shuriken itu menjadi banyak. Tapi sayangnya, Shuriken itu gagal, Hoshi menghindar dengan mudah. Kemudian Rey berkedip langsung di belakang Hoshi dengan pukulannya.

Yami juga ikut beradu pukulan. Ini sedikit lucu, mereka ingin beradu Taijutsu dengan seorang Klan Hyuga? Yah, terserahlah.

Reyna melompat dan mempersiapkan Jutsunya.

"Igea! "

"Kaiten!"

Jutsu Reyna dan Jutsu Kaiten milik Hoshi berputar sangat cepat.

Tapi bahkan dengan serangan seperti itu, Hoshi tidak berkeringat sama sekali. Mereka benar-benar beruntung memiliki Jounin pendamping sekuat Hoshi.

"Hmm... jadi pertama-tama Rey dan Yami mengalihkan perhatianku, lalu saat ada celah, Reyna datang menyerang. Tidak buruk untuk seorang Genin," Batin Hoshi.

"Aku duluan!" Seru Reyna.

Dia menyerang dan menghindar dengan kecepatan dan kelincahannya. Dia tidak menangkis atau menahan karena dia tahu itu tidak akan berhasil, mengingat tubuhnya sangat lemah soal pertahanan.

Hoshi terus mundur hingga meloncat ke batu besar yang berada di belakangnya. Tiba-tiba Rey datang dari atas dengan pukulan maut yang telah ia siapkan.

Rey mengalirkan cakra yang tersisa ke tangannya. Tapi sayangnya Hoshi menghindar dan mengakibatkan batu yang dupukul Rey hancur.

"Suiton : Suiryuudan!"

Yami muncul di belakang Hoshi dan meluncurkan naga air yang kekuar dari mulutnya. Hoshi menghindar dengan mudah.

"Hake Kusho!"

Naga air itu hancur membuat Yami kaget.

Reyna dan teman-temannya menelan saliva dengan susah payah. Tubuh mereka bergetar melihat betapa kuatnya Hoshi. Bahkan setelah pertarungan ini, Hoshi sama sekali tidak berkeringat.

"Kalian menyerah?" Tanya Hoshi.

"Tidak! Kami tidak mungkin menyerah semudah itu!" Teriak Rey dan berlari ke arah Hoshi, begitu pula dengan teman-temannya.

Mereka memukul dengan sisa tenaga yang mereka punya.

Boom!

"Eh? Jadi dari tadi kita hanya melawan Kage Bunshin?" Ucap Yami tidak percaya.

"Hahaha... jangan memasang wajah seperti itu. Lagi pula kalian sangat hebat tadi." Ucap Hoshi sesudah kekuar dari tempat persembunyiannya.

"Kuat dari mana? Bunshin guru aja nggak pake Byakugan!" Pekik Reyna membuat Hoshi tertawa.

"Aku menjadi seorang Jounin bukan tanpa alasan." Ucap Hoshi.

"Nah Reyna, kecepatan dan kelincahanmu sangat menakjubkan. Mungkin jika kau melawan Genin mereka pasti akan kewalahan. Tapi kekuranganmu adalah bahwa seranganmu sangan lemah. Pukulan dan tendanganmu tidak kuat, tapi jika kau terus memukul musuh mereka pasti akan kelelahan."

"Untuk Rey. Kau kebalikan dari Reyna. Kau tidak cepat, tapi pukulan mu barusan sangat mengerikan. Ku kira jika kau terus mengembangkan pukulan mautmu, mungkin kau akan menjadi Shinobi yang hebat."

"Dan untuk Yami. Jutsu naga air barusan adalah Jutsu tingkat tinggi. Aku tidak tau dan tidak peduli kau belajar dari mana, tapi yang harus kau tau adalah bahwa kontrol cakra mu sangat kurang. Dan lagi segel tanganmu sangat lama. Aku tau bahwa jutsu naga air memiliki banyak segel tangan, jadi kau harus bisa membuat segel tanganmu dengan cepat atau kau akan mati sebelum menyelesaikan segel tanganmu!" Jelas Hoshi membuat ketiga Genin itu mengangguk setius.

"Baiklah, sekarang kalian pulang dan beristirahat! Besok kita akan pemotretan dan melakukan misi pertama." Titahnya.

"Baik!"

...

Srek srek

"Ssttt... diamlah!" Geram Reyna pada Rey yang tidak bisa diam.

"Itu dia!" Mendengar perkataan Yami dari sebuah alat di telinga mereka, segera Duo Rey itu bersiap-siap di posisi masing-masing.

"Mulai!"

Mereka berlari dan mencoba menggiring target agar tetap berada di dalam jangkauan mereka.

Target berlari sangat cepat dan berbelok-belok membuat ketiga orang itu kewalahan. Reyna memimpin dengan kecepatannya, bersiap untuk menangkap. Tapi sayang dia gagal dan terjatuh dengan tidak elit.

"Suiton : Suiben!"

Tali itu mengikat tubuh target. Target bergerak dengan brutal saat merasakan tubuhnya basah.

Bush!

Jutsu air milik Yami itu digagalkan dengan mudah. Tapi sebelum kabur, buru-buru Reyna menangkap dengan dua helai benang cakra yang baru saja ia pelajari di perpustakaan.

"Ketangkap kau!" Rey mengangkat tinggi-tinggi kucing yang menjadi target mereka.

Misi pertama mereka berjalan dengan sukses. Dikatakan bahwa kucing itu sering mencuri makanan, membuat para warga geram dan akhirnya melapor untuk meminta bantuan Ninja.

"Jadi kalian berhasil?" Tanya Hoshi.

"Misi kayak gini mah bukan apa-apa," jawab Rey sambil menepuk dadanya sombong.

"Baiklah. Setelah aku melapor, kita akan pergi makan siang." Ucap Hoshi dan mereka mengangguk setuju.

Setelah selesai melapor, mereka makan di kedai kecil. Makanan disana cukup enak.

"Guru!" Panggil Reyna.

"Hm?" Sahut Hoshi.

"Aku pengen belajar Ninjutsu medis," ucap Reyna.

"Baiklah, aku akan membantumu. Untunglah aku memiliki teman Ninja Medis, "

"Oh iya guru, tolong ajarkan aku Jutsu Kage Bunshin," pinta Rey.

"Kau tau kan kalau Jutsu itu memiliki resiko?" Tanya Hoshi. Rey mengangguk paham.

"Aku tau. Tapi Guru Hoshi bisa percaya sama aku. Gak bakal terjadi apapun yang gak diinginkan." Ucap Rey berusaha meyakinkan.

"Baiklah. Dan Yami! Apa kau memiliki sesuatu yang kau inginkan juga?" Tanya Hoshi.

"Aku ingin membuat Jutsu baru mengingat Rey dan Reyna sudah membuat Jutsunya sendiri, " jawab Yami.

"Yah, aku memang tidak terlalu mengerti soal Jutsu-Jutsu, tapi aku akan membantu semampuku." Ucap Hoshi. "Kalau begitu, kita akan bertemu besok jam 4 pagi di tempat latihan."

"Dan untuk Reyna setelah makan kita akan pergi ke Rumah Sakit untuk belajar Ninjutsu Medis, "

"Baik!"

Mampus!Kde žijí příběhy. Začni objevovat