15. Neji

17 4 0
                                    

Reyna menghela nafas bosan. Dia sedang berjalan-jalan sendirian karena Rey dan Yami sedang berada dalam misi. Biasanya mereka akan pergi menjalankan misi bersama, tapi entah kenapa misi kali ini dia tidak diikut sertakan.

Dia bosan. Apa yang harus ia lakukan? Apakah dia harus berlatih untuk membuat jutsu baru saja? Ouh, dia tidak memiliki ide sekarang.

"Reyna?"

Reyna mendongkak melihat siapa orang yang baru saja memanggil namanya. Terlihat Neji sedang berjalan ke arahnya.

"Neji?"

Reyna harus mendongkak agar bisa melihat wajah Neji. Mengapa sekarang ia merasa sangat pendek? Padahal mereka baru 1 tahun berlalu setelah ia masuk Anbu.

"Aku sudah tidak melihatmu di 1 tahun terakhir," ucap Neji.

"Ah, iya. Aku sangat sibuk akhir-akhir ini." Jawab Reyna.

Keheningan menyelimuti mereka berdua. Orang-orang yang berlalu lalang hanya menggelengkan kepalanya pelan, dasar anak muda.

"Ehm, kau mau kemana?" Tanya Reyna.

"Aku akan pergi berlatih. Apa kau mau ikut?" Tawar Neji.

"Emm... Mau deh lagian aku lagi gak ada kerjaan"

Maaf ya Reyna udah 5 tahun ada di dunia Naruto, jadi wajar aja kalo bahasanya baku:v

...

"Kita akan beradu Taijutsu bagaimana?" Tanya Neji.

"He, itu gak adil!" Protes Reyna.

"Hm, mengapa? Apakah Taijutsumu sama lemahnya dengan saat kita terakhir kali bertarung?" Ejek Neji membuat Reyna naik pitam.

"Enak saja kalau bicara! Lihat saja, aku akan mengalahkanmu!" Ucap Reyna membuat Neji mengukir senyum tipis di wajahnya.

"Oh, aku ingin melihatnya."

Reyna melesat sangat cepat ke arah Neji. Neji juga sudah siap dengan Byakugannya. Mereka berdua saling beradu pukulan dengan cepat, tapi tentu siapapun akan tahu bahwa Neji menahan diri.

"Kenapa kamu menahan diri?" Tanya Reyna dengan kesal.

"Jika aku tidak menahan diri, maka kau akan terluka." Ucap Neji.

"Emangnya kenapa kalau aku terluka?" Tanya Reyna.

Neji menaikan sedikit sudut bibirnya. "Jika kau terluka, maka aku akan memaki diri sendiri karena sudah melukaimu." Jawab Neji.

"Ugh, aku tidak mengerti." Gumam Reyna.

"Tentu saja kau tidak akan mengerti, kau kan bodoh," ejek Neji.

"Menyebalkan!"

Reyna kembali menyerang Neji. Dia sangat kesal sampai tidak sadar kalau dia memakai satu ekornya membuat Neji menaikan satu alisnya.

"Dia terlihat imut," batin Neji.

"Kau tidak bisa bertarung dengan kepala penuh emosi seperti itu," ucap Neji.

"Aku tau, jadi tutup mulutmu!" Teriak Reyna.

Tapi sebelum Reyna benar-benar menyerangnya, segera Neji mengunci pergerakannya. Tidak baik bertarung dengan kepala yang mengeluarkan asap seperti itu.

"Tenanglah kucing," ucap Neji.

"Kenapa memanggilku kucing?" Tanya Reyna.

"Bukankah kau memang kucing?" Ucap Neji sambil memainkan telinga kucing Reyna.

"Eh?"

Reyna melihat ke arah ekornya, kemudian beralih pada kupingnya yang sedang dimainkan oleh Neji. Sampai akhirnya dia mendongkak untuk melihat Neji. Lalu dia menyeringai.

Mampus!On viuen les histories. Descobreix ara