You Are (Not) My Destiny Part 19

22 2 0
                                    

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

1. McKay - Month of June

2. VERIVERY – My Beauty

3. Jeong Sewoon – Oh My Angel

4. Yoo Seonho – One Blue Star

5. Junggigo – Only U

6. UP10TION – Still with You

7. Ha Sungwoon – Think of You

8. Bolbbalgan4 – To My Youth

9. EXO - Wait

10. ASTRO – We Still

HEO CHUNGDAE'S POV

Aku menghela nafas panjang. Hariku yang panjang baru saja berakhir. Tadi ada audisi untuk masuk ke klub sepakbola kampus dan aku punya perasaan kalau aku, Dongsun dan Donghyun akan bergabung lagi dengan Joonki, Hyeil hyong dan Bojin... hyong, di klub itu, meski aku tak tau apakah kami akan masuk starting eleven. Well, aku bermain cukup bagus sih, tapi Donghyun akhir-akhir ini memang berolahraga dengan baik sekali. Aku malah curiga harusnya dia saja yang masuk ke jurusan olahraga, daripada dia berusaha menjadi dokter. Aku heran juga kenapa dia malah masuk ke jurusan yang melibatkan banyak berpikirnya begitu, dulu kan dia tidak suka belajar. Tapi ngomong-ngomong daripada memikirkan tentang Donghyun, aku sendiri punya masalah yang harus kupikirkan. Aku duduk di bangku yang panjang dan menikmati angin sepoi-sepoi sambil menenggak minuman dingin yang baru saja kubeli dari mini market di dekatku ini. Aku sangat tergoda makan ramyeon setelah hari yang panjang ini, jadi disinilah aku bersantai ditemani angin musim panas sambil menikmati ramyeon panas dan minuman dingin. Mendadak pikiranku melayang ke kejadian kemarin.

Ternyata jadwal kuliahku dibatalkan hari ini. Aku Cuma punya satu jadwal kuliah di hari Selasa dan satu jam sebelum jadwal itu, aku menerima pesan bahwa kelasnya dibatalkan. Aku sih seharusnya tidak boleh segembira ini karena dosenku sakit, tapi yah... aku senang aku punya waktu luang hari ini. Memang benar aku juga masih belum bangun sepenuhnya dari liburan selama dua minggu, jadi aku senang hari ini aku bisa bersantai. Mungkin aku akan mampir ke Million Stars saja.

"Eh, yang itu kan, tunangannya?"

"Yang berambut hitam itu? Oh ya iya, aku pernah melihatnya datang beberapa kali."

"Ah benar, dia muda sekali. Berapa sih umurnya? Kudengar dia malah mantan muridnya?"

"Katanya dia baru 20 tahun atau sekitar itulah."

"Mantan murid? Yang benar saja! Bagaimana mereka bisa menjalin hubungan seperti itu?"

"Pasti ada yang tidak beres, mungkin mereka saling memanfaatkan?"

"Yang pria mau memanfaatkan kekayaan yang wanita dan yang wanita ingin pria muda? Kau taulah, pria muda kan staminanya luar biasa."

Dengan cepat aku menolehkan kepalaku ke segerombolan wanita paruh baya yang berdiri di seberang jalan. Mereka jelas-jelas menunjuk Million Stars dan aku. Kalau saja jalanan tidak ramai waktu itu dan mereka tidak segera bubar, aku bisa saja menghampiri mereka. Aku ingin mengabaikan kata-kata mereka, tapi kejadian itu merusak mood-ku dan akhirnya aku pulang tanpa menemui Choeun noona.

Aku menyeruput ramyeon dengan perasaan geram. Apa ibu-ibu itu kurang kerjaan, jadi mencampuri urusan kami? Apa maksud mereka aku mau memanfaatkan uang Choeun noona? Aku tidak berkekurangan kok. Dan Choeun noona menyukai apa? Stamina pria muda? Mereka pikir seperti apa Choeun noona? Aku sungguh tidak senang mereka memikirkan hal begitu buruk tentang Choeun noona. Tapi... Aku menenggak separuh isi dari minuman dinginku. Ada juga bagian benarnya dari kata-kata mereka, yaitu tentang aku. Aku yang tidak mempunyai penghasilan, meskipun aku berkecukupan. Yah, aku akui semua uangku masih dari orangtuaku. Tapi apa boleh buat? Memangnya mudah untuk cari uang di zaman sekarang? Lagipula aku kan masih sibuk kuliah. Kalau memang aku tau caranya untuk mendapatkan uang, aku pasti akan melakukannya. Enak saja kalau kelak menikah aku akan membiarkan tanggungjawab mencari uang kuberikan pada Choeun noona dan Million Stars.

(Indonesian ver) You Are (Not) My Destiny // 넌 내 운명(안)입니다Where stories live. Discover now