You Are (Not) My Destiny Part 59

18 0 0
                                    

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

1. RED VELVET – See The Stars

2. ASTRO – Should've Held On

3. Soyou & Junggigo - Some

4. Kim Jaehwan – Some Days

5. N. FLYING – Spring Memories

6. THE BOYZ – Spring Snow

7. Doyoung & Sejeong – Star Blossom

8. UP10TION – Still with You

9. Ha Sungwoon – Think of You

10. Bolbbalgan4 – To My Youth

MIN DONGHYUN'S POV

"Apa yang kalian lakukan?"

Aku dan Joonki hyong tertawa. Kami benar-benar tertawa lepas dan sangat keras. Sebenarnya bukan hanya karena hal iseng yang kami lakukan lucu, tapi kami puas atas jerih payah kami sejak empat jam terakhir. Ya sebenarnya kami tidak terlalu bersusah payah, kecuali memaksa Hyeil hyong ke salon. Menurut Chinye, oppanya sudah tiga bulan tidak ke salon dan rambutnya mulai berantakan. Kebetulan aku dan Joonki hyong sedang bersantai hari ini, jadi kami berniat membawanya ke salon. Kami bukan hanya memaksanya potong rambut. Kami mengerjakan hal-hal lain seperti: memilihkan model rambut, menyeretnya ke optik untuk mengganti kacamatanya dengan soft lens, lalu ke toko pakaian untuk mengubah gayanya.

"Sekarang kami puas," ucapku mengacungkan kedua jempolku padanya.

Dia yang biasanya tampil seperti pria kutu buku sudah terlihat seperti model. Aku prihatin padanya. Hyeil hyong sebenarnya punya tinggi badan seperti model: 183 cm, tubuhnya juga cukup padat. Selain itu, dia sangat pintar dan jago berolahraga. Menurut Chinye, selama ini oppanya memang sudah punya sejenis fan club, tapi Chinye jujur saja tidak terlalu suka dengan penampilan oppanya yang terasa "kurang sesuatu." Jadi aku dan Joonki hyong memutuskan untuk melakukan sesuatu padanya. Dan lihatlah sekarang... Hyeil hyong terlihat sangat menawan. Aku tidak akan heran kalau nanti dia berjalan dengan Chungdae hyong dan Dongsun hyong, dia akan dikira model juga... well, kalau denganku sih, dia bisa dapat saingan sepadan juga.

"Aku tidak terbiasa dengan lensa kontak. Bolehkah aku memakai kacamataku lagi?"

"Tidak untuk hari ini. Ayolah hyong coba ditahan sehari," jawab Joonki hyong yang dengan lugas memberikan kartu kreditnya untuk membayar pakaian baru Hyeil hyong.

"Tapi kenapa sih kalian mendadak melakukan ini?"

"Aku hanya membantu Chinye," jawabku, "lagipula memang sudah lama aku ingin melakukan ini padamu, hyong."

"Tapi aku cukup nyaman dengan penampilan lamaku."

"Berusahalah selalu tampil maksimal, hyong. Tidak ada salahnya untuk akhirnya punya pacar kok."

"Kau kan juga belum punya pacar, Joonki."

"Aku su..."

Aku dan Hyeil hyong yang sedang kami seret keluar toko memandangi Joonki hyong.

"Maksudku, aku sekarang tidak terlalu peduli punya pacar atau tidak. Hahaha."

Aku memicingkan mataku. Apa sih yang tadi akan dikatakan Joonki hyong? Rasanya aku mendengarnya akan bicara "sudah." Ah tapi siapa sih yang mau jadi pacarnya? Hahaha. Aku tertawa garing seperti caranya tertawa. Saking puasnya aku dengan penampilan Hyeil hyong, aku mengajaknya tampil di live akun Instagram-ku ketika malam itu kami bertiga pesta daging. Aku sudah tau dengan bantuan dua temanku yang tampan, viewers kontenku akan meningkat dengan pesat. Biar saja aku mentraktir mereka, yang penting mereka juga mendatangkan keuntungan untukku.

(Indonesian ver) You Are (Not) My Destiny // 넌 내 운명(안)입니다Where stories live. Discover now