You Are (Not) My Destiny Part 1

130 9 5
                                    

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

1. Yoo Seungwoo & Oohyo – 45.7 cm

2. EXO – Beautiful

3. Kim Ez – Because of You

4. Kim Minseung – Boom Boom Boom

5. SEVENTEEN – Campfire

6. GOT7 – Confession Song

7. K.Will – Day 1

8. SF9 – Different

9. Chen & Punch – Everytime

10. Sondia – First Love

BAEK CHOEUN'S POV

"Terima kasih sudah mampir di Million Stars, sampai ketemu lagi."

Aku tersenyum sambil memperhatikan keadaan lantai satu Coffee Shop-ku. Ada 6 pelanggan yang duduk di 2 meja yang berbeda. Aku naik menuju lantai dua dan disini ada 10 pelanggan, lebih banyak dari lantai satu. Aku tersenyum lagi. Sungguh keputusanku untuk berhenti mengajar dan mencoba peruntunganku dalam bisnis adalah keputusan yang nekad sekaligus tak pernah kusesali. Sudah lebih dari setahun coffee shop-ku berdiri dan modal awalku sudah kembali bulan kemarin, jadi saat ini aku sudah mulai bisa menikmati keuntungannya saja. Aku menyapa beberapa pelanggan berseragam SMA Hwachin ketika aku melangkah menuju balkon dan mendorong pintu kacanya terbuka. Angin sejuk musim gugur menerpa pipiku, salah satu daun dari pohon yang kutanam di halaman belakang Coffee Shop jatuh ke tangan yang kujulurkan. Ini adalah musim gugur keduaku tanpa Chungdae menemani di sisiku. Aku merindukannya? Ya, sangat. Aku membuka profil Kakao Talk milikku dan melihat countdown yang kubuat disana, 66 days left. Itu adalah hitungan mundur hingga Chungdae keluar dari wajib militer. Kurasa 66 hari itu tidak akan terasa lama kan?

"Jangan menghela nafas dan membuat dahimu berkerut seperti itu. Kau akan terlihat tua dengan cepat."

Aku menoleh dan otomatis tersenyum, "Eunyul eonni!"

Hwan Eunyul bergabung denganku di balkon dan dia tersenyum sangat lebar. Memang biasanya dia selalu terlihat ceria tapi sepertinya ada keceriaan berbeda yang dipancarkannya hari ini.

"Apakah kebahagiaan ini adalah efek seorang pengangguran?" tanyaku menggodanya.

"Boleh dibilang aku sudah cukup menikmati hidup santaiku."

"Apa? Eonni akan bekerja lagi?"

Eunyul eonni yang dulunya merupakan rekan kerjaku di Hwachin School memang memutuskan untuk berhenti dan berkata bahwa "menikmati hidup" menjadi alasannya untuk keluar dari sekolah, tepat setahun setelah pacarnya Min Dongsun lulus dari sekolah itu. Jadi jika dihitung, dia sudah menikmati hidup bebasnya selama 9 bulan. Terkadang dia membantu di Coffee Shop ketika toko sedang sangat ramai dan kami kekurangan tenaga, dan aku menggajinya dengan bayaran yang sesuai. Tapi hubungan kami berdua lebih dari sekadar mantan rekan kerja, karena hubungan kami menjadi sahabat seiring waktu berlalu. Dia bahkan tau tentang diriku luar dalam, terkadang ketika aku bingung tentang diriku sendiri, dia bahkan bisa memberikan saran yang benar-benar baik dan cocok untukku. Dia seperti belahan jiwaku. Dia bersandar di pagar balkon, masih tersenyum lebar.

(Indonesian ver) You Are (Not) My Destiny // 넌 내 운명(안)입니다Where stories live. Discover now