You Are (Not) My Destiny Part 43

14 0 0
                                    

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

1. Yoo Seungwoo & Oohyo – 45.7 cm

2. EXO – Beautiful

3. Kim Ez – Because of You

4. Kim Minseung – Boom Boom Boom

5. SEVENTEEN – Campfire

6. GOT7 – Confession Song

7. K.Will – Day 1

8. SF9 – Different

9. Chen & Punch - Everytime

10. Sondia – First Love

MIN DONGSUN'S POV

"Maafkan aku."

Aku masih tidak percaya pada kata-kata yang kudengar dan pada apa yang kulakukan sekarang. Tadi pagi aku menerima telepon dari nomor yang tidak kukenali, yang rupanya adalah dari Park Gyosunim. Dia mengajakku bertemu di café seberang kampus pada jam makan siang. Dan akhirnya aku menemuinya, dan kalimat pertama yang keluar dari mulutnya ternyata adalah permintaan maaf.

"Aku minta maaf soal kejadian Eunyul yang mabuk. Aku waktu itu juga merasa emosi karena kau tidak memperlakukannya dengan baik."

"Ya, aku mengakui bahwa terkadang aku memperlakukannya dengan tidak baik," ucapku, "tapi aku selalu belajar dari kesalahan... dan aku bersedia untuk melakukan yang lebih baik lagi setiap hari, untuknya."

"Kau bisa dipercaya, Min Dongsun. Aku bisa melihat itu. Aku sebenarnya hanya... cemburu? Sebenarnya aku menyesal melepasnya dulu. Aku sangat senang dipertemukan dengannya lagi... tapi ternyata dia tidak begitu bahagia bertemu denganku lagi."

"Bagaimana dia bisa bahagia, Anda meninggalkan kenangan yang buruk padanya."

"Ya, aku tau semua ini salahku. Dan aku sudah sangat terlambat sekarang. Aku juga bisa melihatnya kalau dia sangat mencintaimu."

"Aku juga sangat mencintainya," ujarku meyakinkannya.

"Sekali lagi, maafkan aku. Mulai sekarang aku hanya akan menjalin hubungan pertemanan dengannya... itupun kalau dia mau. Aku tidak akan memaksakan apapun lagi."

"Tidak apa-apa, Park Gyosunim. Saya tidak pernah bisa benar-benar membenci Anda. Anda juga adalah dosen saya."

"Terima kasih, Min Dongsun. Ternyata kau memang tepat seperti apa yang kudengar tentangmu. Kau sosok yang sangat baik."

"Aku tidak sebaik itu," tawaku.

Tapi setidaknya sekarang aku melepas satu beban dari hatiku. Segalanya akan menjadi lebih baik mulai dari sekarang kan? Eunyul noona, sekarang aku bisa membahagiakanmu tanpa khawatir akan banyak hal lagi.

***

MIN DONGHYUN'S POV

"Aku pulang."

Sudah jam satu dini hari saat aku masuk ke apartemen, dan wajar saja apartemenku sepi. Appa dan eomma pasti sudah tidur. Tapi ketika aku masuk ke kamarku, Dongsun hyong masih berbaring di ranjang, dia masih sibuk dengan ponselnya.

"Oh, akhirnya kau pulang juga. Kenapa malam sekali?"

"Aku tadi mengantar Choeun noona. Dia tidak bisa ikut ke penampungan besok dan lusa... tapi dia akan ikut lagi di hari terakhir katanya," jawabku sambil melepas pakaianku yang tebal selapis demi selapis, sebagian kugantung, sebagian lagi kulemparkan saja ke sudut ruangan.

"Apakah segalanya baik-baik saja?"

살짝 기대는 어깨

Leaning on my shoulder
거기까지는 okay

That is okay
사실 지금도 난 좋은데

Actually I like it now

더 다가와도 okay

You can come closer it's okay
멀어질까 걱정돼

I'm afraid you're going to be further
아직 준비 안된 것 같애

I don't think I'm ready

우리들 사이엔 우리 둘만 모르게

I guess there's a line that is drawn without knowing
그어진 선 같은 게 있나 봐

Between you and me
친구라 하기엔

We are more
더 가까운 것 같은데

Than friends
우린 그 선 위에 서있나 봐

But we're still standing on that line

()

"Ya, anjing-anjingnya sudah 70% dievakuasi, jadi hanya tersisa anjing-anjing kecil dan yang lebih muda saja..."

"Bukan hanya tentang anjingnya. Aku juga bertanya soal kau dan Choeun noona."

"Oh kami... yah... baik," ujarku sambil mengganti kaosku.

"Kau tidak berencana untuk... yah, kau tau. Menyatakan perasaanmu padanya?"

"Tidakkah hyong pikir itu terlalu cepat?"

"Tidak ada masalah dengan cepat atau lambatnya. Toh kau sudah menungguinya selama beberapa tahun. Bagaimana menurutmu peluangmu?"

"Bagaimana menurut hyong?" tanyaku sambil berbaring di sampingnya.

"Melihat dia dengan cepat membuka hatinya padamu lagi... mungkin 70%?"

"Bagaimana dengan sisa 30%nya?"

"Tergantung bagaimana kau mengatakan padanya."

Dengan susah payah aku memaksa diriku untuk tidur malam itu, karena aku memikirkan apa yang Dongsun hyong katakan. Aku harus mencari caranya supaya sisa 30% itu bisa kudapatkan. Tapi bagaimana ya? Aku harus mencari ide di internet juga, sepertinya.

***

BAEK CHOEUN'S POV

"Noona!"

Aku mendongakkan kepalaku dari kesibukanku membalas pesan Donghyun. Bojin mendadak duduk di hadapanku dan dia tersenyum lebar sekali.

"Ada apa ini? Apa ada sesuatu yang membahagiakan yang mau kau katakan padaku?"

"Noona, aku punya permintaan," jawab Bojin yang meletakkan kedua tangannya untuk menopang dagunya.

"Ya, apa itu?"

"Aku bosan sekali akhir-akhir ini. aku juga pikir kalau kita semua butuh liburan setelah... yah, pembukaan kembali. Proses pembukaan kembali kemarin benar-benar membuat kita semua stress."

"Apakah yang kau maksud rombongan kita, atau..."

"Bukan, maksudku, kita dan para karyawan."

"Kau benar Bojin," ujarku, "tidak mudah untuk kita sampai ke proses ini. Jadi... kukira kau punya ide?"

"Bagaimana kalau kita ke Lotte World? Kudengar mereka sedang memberi promo kalau kita membeli tiket untuk rombongan."

"Hmm... kurasa itu cukup baik. Apakah kau akan membantu membeli tiketnya?"

"Bisa! Sekarang juga bisa!" seru Bojin bersemangat dan langsung mengambil ponsel, "jadi untuk kapan?"

"Akhir pekan kurasa kurang baik, karena tempat itu pasti ramai."

"Bagaimana dengan hari Jumat?"

"Lusa? Aku sudah janji dengan Donghyun akan menemaninya di hari terakhirnya di penampungan."

"Jadi... besok?"

"Baik, besok saja. Ayo kita pergi!"

"Wow, Choeun noona memang sajangnim yang terbaik!"

***

(Indonesian ver) You Are (Not) My Destiny // 넌 내 운명(안)입니다Where stories live. Discover now