You Are (Not) My Destiny Part 50

20 2 0
                                    

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

1. Ha Sungwoon – I Fall in Love

2. BIG BANG – If You

3. IU – I Give You My Heart

4. Kim Seokjin – I Love You

5. WANNA ONE – IPU (confession version)

6. SUPER JUNIOR – Let's Not

7. Standing Egg – Little Star

8. Jonghyun & Taeyeon - Lonely

9. ASTRO – Love Wheel

10. TXT – Magic Island

BAEK CHOEUN'S POV

"Nanti saja pulangnya."

Aku tertawa melihat Donghyun yang merengek seperti anak kecil. Aku sudah sejak pagi menemaninya di apartemennya dan kami sudah main banyak game, memesan makanan dengan porsi luar biasa dan bahkan membuat konten untuk channel Youtube-nya dan sekarang sudah jam tujuh malam. Memang hari ini dia sangat kesepian karena orangtuanya berangkat dan jadwal kuliahnya kosong tiap hari senin, sementara itu, Dongsun malah sangat sibuk dan aku tidak melihatnya sama sekali di apartemen mereka hari ini. Aku mencubit hidungnya yang mancung.

"Aku harus ke Million Stars dulu malam ini."

"Ah noona tapi..."

"Nanti aku video call ya."

"Ya baiklah. Aku akan mengantar noona turun."

"Tidak usah. Kau bereskan saja ruang tamu yang kita buat berantakan itu. Kamarmu juga berantakan. Dongsun bisa mengamuk kalau dia pulang dan melihat itu."

Donghyun tertawa dan membuat jantungku berdebar kencang lagi.

"Baiklah, aku akan mendengarkan noona. Kutunggu video call-mu kalau begitu."

Aku melambai padanya dan berjalan cepat menuju lift. Bermain dengan Donghyun memang menguras tenagaku, tapi di sisi lain, baterai hatiku menjadi sangat penuh. Dia sangat menggemaskan, aku mencintainya. Aku memasuki lift yang kosong dan menekan angka 1. Tapi baru beberapa tingkat turun, pintu lift terbuka lagi. Dan aku mundur beberapa langkah. Yang baru saja memasuki lift adalah appa dan eomma Chungdae. Sepertinya mereka juga terkejut melihatku.

"A... abonim... ah maksudku... eonni... Junsuk-ssi..."

Aku menyerah. Aku tak tau bagaimana harus memanggil mereka. Tadinya aku memanggil mereka abonim dan eomonim, tapi sekarang, dengan statusku... aku menghela nafas panjang dan menundukkan kepalaku.

"Tidak apa-apa, Choeun," hibur Juhee eonni yang mengelus pundakku, "ayo, kita bicara santai saja."

Dan disinilah aku, di apartemen Chungdae, bukan di Million Stars seperti yang pertama kurencanakan. Apartemen mereka juga cukup sering kukunjungi, dan selama beberapa waktu aku tidak berkunjung, tidak ada yang berubah di apartemen ini. Daripada memandangi kedua orang yang ramah yang duduk di seberangku, aku malah sibuk memandangi cangkir teh yang mereka sajikan.

"Aku... aku benar-benar minta maaf."

Mendadak aku merasa ingin menangis lagi. Aku tau memang bukan salah mereka hubunganku dan Chungdae berakhir, tapi aku justru merasa tidak enak karena sudah menyia-nyiakan anak mereka yang begitu baik. Apalagi hubungan kami sudah dalam tahap pertunangan.

"Choeun... kami bukan membawamu kesini untuk memaksamu meminta maaf," ucap Juhee eonni dengan lembut.

"Tapi... tapi aku tetap merasa bersalah. Aku tau Chungdae pasti melalui masa-masa yang sulit. Aku tau dia sibuk bukan karena keinginannya sendiri, aku tau dia berkorban dan melakukan banyak hal untukku..."

(Indonesian ver) You Are (Not) My Destiny // 넌 내 운명(안)입니다Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora