You Are (Not) My Destiny Part 46

21 1 0
                                    

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

1. Yook Sungjae – From Winter

2. Plastic – Gangnam Exit 4

3. THE BOYZ – Good Bye

4. MXM – Good Day

5. MONSTA X - Gravity

6. Im Hanbyul – Heejae

7. Chunji & Eunha – Hold Your Hand

8. BLACKPINK – Hope Not

9. SEVENTEEN - Hug

10. MONSTA X – I Do Love You

BAEK CHOEUN'S POV

Aku menghela nafas dalam-dalam, berusaha mengontrol emosiku. Semalam ketika kusuruh dia tidur, dia bilang dia masih ingin mengobrol denganku. Aku sudah mewanti-wantinya supaya jangan telat bangun, tapi lihat apa yang dilakukannya sekarang. Aku melompat ke ranjangnya, tapi aku ragu untuk membangunkannya. Wajah tertidurnya sangat damai dan... dia masih sangat tampan. Aku selalu suka melihat wajah tertidurnya, karena dia tampak lebih "jinak" ketika tidur. Aku mengulurkan tanganku untuk membelai rambutnya yang berantakan, dan aku perlu menahan diriku untuk tidak menyentuh hidungnya. Ah, apa yang kulakukan? Aku kan seharusnya membangunkan dia? Kutarik bantalnya.

"Min Donghyun, ba..."

Tapi Donghyun membuka matanya dan dengan satu tangan, menahan salah satu tanganku, dan dengan tangannya yang lain, dia menarikku pada pinggangku sampai membuatku terjatuh ke pelukannya.

"Aku sudah bangun."

Jantungku berdebar kencang dalam pelukannya. Aku memandangi matanya lekat-lekat, memang dia tampak tak terlalu mengantuk, dan dia tersenyum. Aku tau senyum apa ini. Dia mempermainkan aku lagi.

"Apa sih yang kau lakukan? Kau menipuku?"

"Jangan marah-marah, nanti semakin cepat tua lho," ejeknya lalu menjulurkan lidahnya.

"Jangan mengejekku lagi, atau akan kutarik lidahmu."

"Kau serius akan menarik lidahku, noona?"

Wajahnya berubah serius dan aku merasakan alarm bahaya, jadi aku mulai menggeliat di dalam pelukannya.

"Ce... cepat mandi! Lepaskan aku!"

"Dongsun hyong butuh waktu sekitar 7-10 menit untuk mandi. Itu artinya kita masih punya waktu sekitar empat sampai tujuh menit lagi."

"Lalu apa maksud... ah, lepaskan!"

"Aku tidak akan melepaskanmu. Mendapatkanmu sangat sulit, mana mau aku melepaskanmu."

Jantungku berdebar makin kencang dan aku yakin mungkin sebentar lagi aku akan kena stroke atau sejenisnya. Sekarang dengan kedua tangannya dia menarikku mendekat, dan ketika dia mendekatkan wajahnya padaku, aku memejamkan mataku.

"Apa yang kau pikirkan noona?"

Aku membuka mataku dan melihatnya tertawa. Aku memukul dadanya dengan kesal.

"Ih! Kau jahat sekali!" seruku sambil memukuli dadanya beberapa kali.

"Aduh noona, sakit!"

"Eh maaf, apakah aku memukulmu terlalu keras?"

"Noona tertipu lagi."

Tapi sebelum aku sempat protes lagi, Donghyun mengunci bibirku dengan ciuman. Ini memang bukan ciuman pertama kami, tapi ciuman pertama dan terakhir kali kami sudah berlangsung lama sekali, dan rasanya itu hanya terkubur di masa lalu. Tapi sekarang perasaan itu kembali lagi, dan aku baru tau kalau aku merindukannya dan... merindukan ciumannya juga. Aku memejamkan mataku dan membalas ciumannya dengan lembut. Donghyun menarikku lebih dekat dan aku bisa merasakan jantungnya juga berdebar keras. Aku membelai pipinya lembut, namun aku terkejut ketika dia menciumiku lebih dalam. Aku berusaha keras untuk memperingatinya, ini bukan tempat dan waktu yang tepat... ketika dia berhenti mendadak.

(Indonesian ver) You Are (Not) My Destiny // 넌 내 운명(안)입니다Where stories live. Discover now