You Are (Not) My Destiny Part 48

15 0 0
                                    

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

1. GOT7 – Magnetic

2. GOTCHA – Make Sure Today

3. GOT7 – Miracle

4. BTS – Miss Right

5. Mc Kay – Month of June

6. VERIVERY – My Beauty

7. Jeong Sewoon – Oh My Angel

8. Yoo Seonho – One Blue Star

9. Junggigo – Only U

10. Seulgi & Wendy – Only You

MIN DONGSUN'S POV

"Mudah-mudahan noona tidak keberatan dengan tempat yang kupilih."

Jantungku sempat berdebar-debar ketika membawa Eunyul noona, tapi mendadak aku melihat matanya berbinar.

"Wah, planetarium! Aku suka sekali tempat ini!"

"Syukurlah kalau noona suka. Ayo kita masuk."

Sudah jam tujuh malam saat kami sampai ke planetarium dan aku bersyukur tidak terlalu banyak orang yang berkunjung malam ini. Kami memasuki planetarium, dan Eunyul noona-lah yang menarikku kesana-kemari dengan bersemangat. Aku tau dia cukup menyukai langit malam, tapi aku tak pernah tau dia jadi seantusias ini. Dia memastikan kami tidak melewati satu ruanganpun, dan dia bahkan membaca semua sejarah dan informasi tentang semua benda angkasa yang tertulis di bawah lukisan, di bawah contoh benda langit dan bahkan menonton juga di layar. Aku lebih banyak mengamati Eunyul noona daripada apa saja yang menurutnya menarik di sekitar kami, karena toh aku sudah hafal hampir semuanya yang ada disini meski aku kesini sekitar tujuh bulan yang lalu. Kami bahkan mengikuti pertunjukan tentang rasi bintang selama lima belas menit.

"Sebenarnya aku ingin sekali keluar kota... mungkin ke laut atau gunung, dimana tidak banyak cahaya dari kota, supaya kita bisa melihat langit malam dengan lebih jelas."

"Ayo kita kesana di liburan musim panas nanti."

"Wah benarkah? Ayo! Aku sudah senang sekali membayangkannya!" seru Eunyul noona sambil bertepuk tangan.

"Ayo noona, kita ke tempat yang pasti noona suka."

Aku menggandengnya menaiki lift dan sengaja tidak menjawab kemana aku akan membawanya, dan kami berhenti di lantai teratas. Langit cerah malam ini ketika kami melangkah keluar dari lift. Memang cuacanya masih sedikit dingin, tapi malam ini tidak bersalju.

"WAH TELESKOP!"

Aku tertawa melihat Eunyul noona yang bersemangat berlarian ke arah beberapa teleskop besar berdiri. Hanya ada sepasang orang di atap seperti kami malam ini, dan mereka memakai salah satu teleskop. Eunyul noona menghampiri teleskop yang di tengah dan dengan semangat mulai mengamat-amati bagaimana cara memakainya. Aku melepas syal yang kupakai dan memakaikannya ke lehernya, melapisi syal yang dipakainya.

"Ah terima kasih, Dongsun."

Aku tersenyum padanya yang menoleh padaku saat berterimakasih.

"Ah, ternyata begini cara memakainya. Biar kulihat... WAH! WAH WAH WAH! KEREN SEKALI! INI UNTUK PERTAMA KALINYA..."

Eunyul noona terus berbicara soal apa saja yang bisa dilihatnya dengan teleskop itu, dan aku yang (lagi-lagi) sudah tau apa saja yang bisa terlihat, tidak terlalu penasaran lagi. Aku hanya memperhatikan sosoknya yang bersemangat, yang ceria, yang hangat. Aku menggenggam benda yang sejak tadi sore kusimpan di dalam saku jaketku. Aku memang sudah merencanakan ini, tapi aku masih mencari kapankah waktu yang tepat aku bisa memberikan ini padanya. Tapi aku tak menyangka bahwa rasanya malam ini adalah saat yang tepat untuk melakukannya. Benar, aku tak perlu menunggu apapun lagi, tak ada lagi yang kuragukan.

(Indonesian ver) You Are (Not) My Destiny // 넌 내 운명(안)입니다Donde viven las historias. Descúbrelo ahora