You Are (Not) My Destiny Part 47

17 0 0
                                    

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.


2. GOT7 – Magnetic

3. GOTCHA – Make Sure Today

4. GOT7 – Miracle

5. BTS – Miss Right

6. Mc Kay – Month of June

7. VERIVERY – My Beauty

8. Jeong Sewoon – Oh My Angel

9. Yoo Seonho – One Blue Star

10. Junggigo – Only U

BAEK CHOEUN'S POV

"Kejar aku kalau bisa!" seru Donghyun sambil menjulurkan lidahnya.

AKU KESAL SEKALI KALAU DIA MENJULURKAN LIDAHNYA PADAKU, DAN UNTUK HARI INI, SUDAH DUA KALI DIA MELAKUKAN ITU. Sial sekali dengan sepatu dan es ini. Kenapa aku tidak bisa meluncur lincah seperti aku berjalan saja? Kakiku rasanya tidak mau diajak bekerjasama dengan baik, kadang aku sampai bingung bagaimana harus mengontrolnya di atas es yang licin ini.

"KALAU AKU DAPAT KAU, KAU MATI, DONGHYUN!"

Donghyun tertawa dan melipat tangannya di belakang tubuhnya saat dia meluncur cepat dan bebas. Tapi rasa kesalku yang cepat tumbuh, cepat juga hilang lagi. Donghyun terlihat lebih tampan lagi sekarang, sama seperti tiap kali dia berolahraga, atau belakangan ini, ketika dia meletakkan stetoskop di sekitar lehernya dan memakainya. Dia memang memiliki banyak daya tarik, yang tidak hanya memikatku, tapi juga memikat pandangan orang-orang yang ada di sekitar arena ice skating.

"Oh... lihat, dia tampan sekali!"

"Dia juga hebat bermain ice skating ya."

"Sebentar, rasanya aku pernah melihatnya dimana... apakah dia influencer?"

"Mungkin dia trainee di sebuah agensi!"

Dan gadis-gadis itu tidak perlu bersusah payah meredam suara mereka saat mereka memuji Donghyun... ku! Min Donghyun-ku! Enak saja kalian, dia milikku! Dengan kekuatan yang aku tidak tau dapatkan dari mana, aku meluncur mendekati Donghyun... tapi rupanya aku terlalu cepat dan aku tidak bisa mengendalikan kakiku...

"CHOEUN NOONA!"

Aku tidak tau mana yang menyakitkan: rasa pedih ketika lutut dan telapak tanganku menyentuh es, atau rasa malu yang kurasakan ketika kukira banyak pasang mata yang melihatku jatuh. Donghyun dengan cepat menghampiriku dan dia tidak tertawa lagi saat dia membantuku berdiri. Dia memeriksa keadaanku. Aku tidak lagi bersuara karena terlalu shock.

"Ayo noona, aku akan mengobatimu."

Gelombang shock kedua mendatangiku ketika Donghyun membopongku. Dia pasti gila melakukannya di tempat umum seperti ini, tapi toh ini bukan pertama kalinya dia melakukan ini padaku. Aku bisa mendengar gadis-gadis yang tadi sibuk menggosipinya terkesiap, dan ketika kesadaran menghampiriku lagi, aku sengaja memeluk leher Donghyun. Ya, dia milikku. Kalian hanyalah orang asing. Donghyun membuatku duduk di bangku, lalu melepas sepatunya dan sepatuku.

"Noona tunggu sebentar, aku pinjam peralatan P3K dulu ya."

Aku mengangguk padanya dan dia kembali dengan kotak kesehatan tak lama sesudahnya. Dia berlutut di hadapanku ketika mengobati lututku.

"Maaf ya noona aku tadi melepasmu. Kukira noona sudah cukup mahir, jadi aku lepaskan..." sesalnya sambil membersihkan lukaku.

"ADUH!"

왜일까

How can I
설레이는 이 맘을 네게 어떻게 표현하나

Express my fluttering heart to you?
주저할수록 멀어질 것 같은데

The more I hesitate, the farther away you seem to get
발이 떨어지지 않아

But my feet won't move


오늘은 꼭 너의 앞에 다가가

Today, I really want to go to you
내 맘을 말하고 싶은데

And tell you how I feel
너를 마주할 때면 얼어붙은 심장을

But whenever I see you, my head grows white
어떡해야 할까 진짜 나 바본가 봐

My heart freezes, what do I do?


다짐하고 또 해도 겁이 나는 건

Maybe I'm really a fool, I tell myself over and over but I still get scared
정말 널 좋아하나 봐

I think I really like you


너의 앞에 다가가

I really want to go to you
내 맘을 말하고 싶은데

And tell you how I feel
너를 마주 할 때면 머릿속이 하얗게

But whenever I see you, my head grows white
지금 너의 앞에 다가가

I'm approaching in front of you now
내 맘을 말하고 싶은데

I want to tell you my heart
후회 없는 사랑을

Love without regrets
할 수 있는 시간이 부족해

I don't have enough time to do it

()

"Oh maaf, aku akan melakukannya lebih perlahan."

"Tidak, ini bukan salahmu. Aku tadinya agak... ceroboh. Aku berusaha mengejarmu, padahal aku sudah tau aku tak akan bisa mengejarmu."

"Untuk apa noona mengejarku? Noona kan bisa memanggilku?"

"Itu... iya juga sih. Tapi siapa tau kau tak mau mendatangiku."

"Mana mungkin aku tak mau mendatangi noona. Kan sudah kubilang tadi pagi, mendapatkan noona sangat sulit, tentu aku akan menjaga noona."

"Janji ya?"

"Tentang?"

"Kau akan selalu mendatangiku dan menjagaiku. Kau tak akan bosan melakukannya."


Dia tersenyum dan aku mengulurkan tangan untuk mengacak rambutnya.

"Pemandangan ini rasanya tidak asing ya," ucapku lalu tertawa kecil.

"Pemandangan a... oh! Aku mengobati noona? Ah ya benar, ternyata ini berulang lagi. Apakah noona jadi mudah terluka karena berada di dekatku?"

"Kurasa aku perlu mempertimbangkan apakah kau memang berbahaya untukku."

Mendadak dia mendekatkan wajahnya ke telingaku dan berbisik, "bagaimana kalau aku memang berbahaya?"

Aku mendorongnya jauh-jauh dan aku merasa wajahku panas.

"Apa-apaan sih kau? Suka sekali menggodaku."

Dia tertawa sangat puas, tapi meskipun aku merasa kesal padanya, aku tak pernah bisa benar-benar kesal, dan kesal itu tidak bisa bertahan lama.

"Ngomong-ngomong dimana hyong dan eonni kita?" tanyanya sambil melihat ke sekitar.

"Oh ya, aku juga baru sadar mereka sudah tidak ada di arena dari tadi."

Donghyun berjalan ke arah loker dan dia segera kembali sambil membawa barangnya dan barangku. Dia memasukkan ponselnya ke saku celana jeans-nya.

"Jadi, mereka meninggalkan kita. Kurasa mereka mau kencan sendiri. Egois sekali."

Aku tertawa mendengarnya menggerutu, padahal ujung bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman.

"Kalau begitu kita juga kencan sendiri saja."

"Ah noona benar! Ayo kita juga bersenang-senang saja!"

***

(Indonesian ver) You Are (Not) My Destiny // 넌 내 운명(안)입니다Where stories live. Discover now