HALAMAN 22

142 30 0
                                    

Hallo semua, selamat membaca

Dengan cepat ia berlari kembali kerumahnya dan nangis dalam diam di kamarnya.

Karena terlalu lama menangis, tanpa sadar Hyunjae tertidur meringkuk di atas kasurnya, membiarkan matanya yang sembab serta hidung yang memerah menyatu di wajahnya.

Esok harinya, Hyunjae terbangun karena suara ibunya mengusik, ia mengerjapkan matanya lalu melihat sekelilingnya.
"Pagi Eomma!" sapanya sambil mengumpulkan tenaga.
"Pagi juga sayang," balas sang Eomma, bibirnya tertarik keatas membuat senyuman manisnya.
"Bangun,mandi dan bersiap, habis itu kita sarapan," kata sang ibu lalu beranjak pergi dari kamar Hyunjae. Mau tak mau Hyunjae bangkit dari kuburnya.salah, dari kasurnya lalu berjalan ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, ia sudah siap dengan seragam dan perlengkapan sekolahnya, kakinya satu persatu menuruni anak tangga yang berjumlah seribu itu.egx
"Pagi appa," sapanya kepada sang ayah yang sedang merapikan setelan Jas kantornya.
"Pagi juga Jae," sapa sang ayah. Lalu mereka bertiga sarapan bersama.

"Ayah ayo cepat, Jae akan terlambat nanti," teriak Hyunjae dari luar rumahnya, lalu keluarlah megalodon dari kandangnya eh maksudnya ayahnya Hyunjae yang keluar. Dan mereka berdua berjalan bersama menuju mobil.
Di perjalanan, ayah Hyunjae yang bernama Lee Jongsuk asik mengoceh menanyakan bagaimana sekolah anak semata wayangnya itu.
"Apaaa...sudah cukup, apa mulutmu tidak cape terus menerus berbicara dari tadi?" tanya Hyunjae yang mulai jengah.
"Appa? Tidak tuh," jawab ayahnya.
Dan Hyunjae lebih memilih diam berharap ayahnya untuk diam.
Tak lama, mobil ayahnya berhenti di depan gerbang sekolah Hyunjae, dengan perlahan Hyunjae turun dari dalam mobil tak lupa membeli salam kepada ayahnya dan mobil itu pergi. Hyunjae berjalan sendirian memasuki sekolahnya, sesekali menyapa teman seangkatan yang nenyapanya. Hingga ia melihat Younghoon sedang asik berjalan sambol terus memainkan Handphonenya dan kadang tersenyum senyum seperti orang gila, Hyunjae menghampirinya,
"Hai Younghoon," sapa Hyunjae. Younghoon memindahkan pangannya ke Hyunjae.
"Hai," balasnya lalu fokus kembali ke ponselnya. Jelas Hyunjae kebingungan.
"Kau sudah sarapan?" tanya Hyunjae.
"Sudah," jawab Younghoon seadanya. Hyunjae semakin dibuat bingung.
Di dalam hatinya, ia bertanya sebenarnya Younghoon ini kenapa?

Pelajaran di mulai, Hyunjae berusaha fokus kepada materi yang di jelaskan oleh guru di depannya, namun fikirannya tentang Younghoon terus menerusan menghantuinya, berbagai cara telah ia lakukan agar fikiran itu hilang, mulai dari memukuli kepalanya, meminun air putih yang ia bawa, sampai mengacak acak rambutnya karena prustasi.

Jam istirahat tiba, Hyunjae dan Umji si temen minim akhlak itu berjalan menuju kantin, sambil gibah, mereka berdua terus berjalan, tiba tiba Younghoon melewati mereka begitu saja, tanpa menyapa maupun melihat.
"Bukankah itu Younghoon? Kok tumben dia tidak mengajakmu?" tanya Umji sambil menunjuk ke arah depan menggunakan jarinya.
"tidak tau, mungkin dia tidak melihatku," jawab Hyunjae sambil memandang Younghoon yang berjalan di depannya dengan tatataon yang sulit di artikan.

Sampai mereka tiba dan makan di kantin, tidak ada tanda tanda kehadiran Younghoon untuk menyapa.
"Jae, kalian kenapa sih? Sepertinya ada masalah," jawab Umji sambil memandang Hyunjae. Hyunjae terdiam sejenak, memikirkan semua kejadian dimana ia bersama Younghoon.
"Kurasa tidak ada," jawabnya.
"Lalu kenapa Younghoon mendiamimu seperti orang asing?" tanya Umji lalu menyedot jus alpukatnya, Hyunjae mengangkat bahunya sebagai jawaban dari pertanyaan Umji.

Pelajaran telah usai, siswa siswi berhamburan keluar area sekolah.
Hyunjae sedang menunggu jemputan, namun sudah 15 menit mobil ayahnya tidak kunjung datang, hingga notifikasi handphonennya berbunyi, ia mengambil ponselnya dan membuka pesan yang dikir ayahnya. Ayahnya mengatakan kalau ia tidak bisa menjemputnya karena pekerjaan yang padat. Dengan wajah kesal ia melangkahkan kakinya, namun baru beberapa langkah ia melihat Younghoon berjalan ke arah kiri dari sekolah yang mengarah ke selatan itu, entah dari mana keberanian ia mengekori Younghoon beberapa meter di belakangnya.

Younghoon asik bermain ponsel sambil terus tersenyum kakinya melangkah kesebuah tempat yang ramai.
"Ngapain dia ke CAFÈ?" monolog Hyunjae, kakinya melangkah memasuki CAFÈ itu dan duduk di meja nomor 38 sedangkan Younghoon berada di meja nomor 30. Disana ada seorang Perempuan menunggunya, mereka berbicara banyak namun sayangnya Hyunjae tidak dapat mendengar karena jarak yang lumayan jauh. Namun semar semar ia melihat Younghoon menunjukkan jarinya kepada si perempuan itu, dan menjelaskannya.
"Siapa wanita itu? Kelihatannya mereka sangat Akrab, dan kenapa Younghoon menunjukkan jari manisnya seakan akan menunjukkan lingkar jarinya," kata Hyunjae sambil terus mengamati mereka berdua. Ia melihat si perempuan rambut hitam itu mengeluarkan secarik kertas, namun kertas itu terjatuh dan hal mengejutkan terjadi, dimana Younghoon dan wanita itu mengambil kertas itu bersamaan, lalu mereka berdua tertawa dan berhasil membuat Hyunjae sakit heart.

Ia memutuskan untuk pulang kerumahnya sambil terus menahan air matanya.

TO BE CONTINUED
Hallo semuanya, apa kabarnya ni kalian? Disini ada halaman 22
Huh...semoga konfliknya suckit. Tapi maap kalo nggak, bikos ini cerita pertama nulis konflik.
maaf untuk typonya.

2 Februari, 2021

22.41 WIB

HANDSOME LORD [ ✔︎ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang