HALAMAN 06

362 45 0
                                    


Hallo semua, selamat membaca

Keesokan harinya, Sangyeon yang memang pada dasarnya seorang yang rajin, ia bangun duluan, berjalan ke arah balkon dan memperhatikan jalanan kota Seoul, langit masih gelap, karena memang masih jam lima pagi, tapi sudah banyak kendaraan pribadi yang berlalu lalang maupun pejalan kaki, telinganya di sapa oleh suara kendaraan yang berlalu lalang, hingga beberapa menit kemudian, ia kembali masuk ke dalam apartement dan berjalan menuju kamar mandi.

Jam setengah enam. Ketiganya sudah rapi dengan seragam sekolah, Juyeon membuat sarapan, Younghoon mengganti buku pelajaran sedangkan Sangyeon sibuk dengan ponselnya.
"Aku perhatikan..., dari kemarin kau sibuk dengan ponselmu terus," kata Younghoon, ia duduk di samping Sangyeon dan berusaha mencuri pandangan ke ponselnya Sangyeon. Sangyeon yang menyadari itu langsung menutupi ponselnya.
"Dasar manusia kepo," katanya sambil menjauh dan melanjutkan bermain ponsel sambil sesekali tersenyum senyum.

Di meja makan, mereka bertiga sedang memakan sarapan yang di buat juyeon, ada omelete, nasi goreng dan odeng saja, mereka makan dengan sunyi dan damai. Hingga mereka di kejutkan oleh deringan ponsel dari dalam tas Younghoon, ia membuka tasnya dan mengangkat sambungan telpon dari ibunya.
"Iya hallo eomma, ada apa?" katanya sambil memegang sendok di tangan kanan dan di tangan kirinya memegabg ponsel.

Juyeon dan sangyeon terkejut, lantaran sendok yang Younghoon pegang terjatuh menyebabkan dentuman keras antara sendok besi dan piring kacanya. Wajah mereka berdua terlihat bingung sekaligus kesal menatap Younghoon.
"Ada apa Hoon?" tanya Juyeon setelah menelan nasi di mulutnya. Younghoon tak menjawab, dengan tergesa gesa ia berlari ke meja nakasnya, membuka laci dan mengambil sebuah kunci, ia berlari menuruni anak tangga.

Sampai di parkiran ia langsung menancapkan gasnya pergi meninggalkan apartementnya, meninggalkan tanda tanya di fikiran Sangyeon dan Juyeon.
Di perjalanan Younghoon menyetir dengan perasaan yang berantakan, fikirannya kacau dan hatinya gelisah, sedangkan matanya meneteskan air mata namun ia berusaha fokus berkendara. Namun hal naas menimpanya, lalu lintas sedang macat, suara klakson dan protes pengendara lain membuatnya muak, ia mematikan mesin mobilnya, membukan pintu mobil dan berlari menelusri trotar jalanan dengan mata yang masih meneteskan air mata.

Hingga larinya terhenti karena kakinya sudah sangat lelah, ia tak menyerah terus berlari dan berlari dengan keadaan yang semakin kalut.

Ia terus berlari, sesekali mengelap keringat yang megalir di dahinya bahkan seragam yang ia gunakan sudah basah akibat keringatnya sendiri. Hingga ia berhenti di depan mansion besar dengan gaya elegan, atapnya menjulang ke atas, dengan pagar hitam di depannya, Younghoon berlari memasuki mansion itu, disana ia melihat sepupunya, IU yang sedang menagis di kursi dekat kolam renang.
"NOONAA NONAA...dimana kakek sekarang?" tanya Younghoon, ia memegang kedua bahu sepupunya dan menatapnya khawatir.
"Ia didalam" jawab IU sambil terus meneteskan air mata. Younghoon melepaskan tangannya dari bahu IU, ia berlari masuk ke dalam rumah dan melihat sosok laki laki tua terbaring kaku di atas kasur lantai yang akan dibawa ke tempat pemakaman, Younghoon menangis dipelukan ibunya, seluruh keluarga sangat merasahkan sedih, karena kakek, kakek yang selalu meramaikan rumah dan acara tahun baru harus menyusul sang istri yang pergi dua tahun lalu.

Sampai di tempat pemakaman, liang lahat sudah di siapkan, semuanya berjalan ke arah liang lahat dan meletakan jenazah di dekat liang lahat, perlahan jenazah dimasukan di tutupi papan papan kecil dan di kubur oleh tanah. Saat acara pemakaman selesai, ibu Younghoon menaburi kelopak bunga mawar di atasnya sambil sesekali menangis, IU yang melihat itu langsung mengusap bahu tantenya memberikan kekuatan. Younghoon menangis keras di sisi lain makam kakeknya, jari jari tangan kanannya mengusap usap batu nisan kakeknya. Pandangannya melamun, mengingat masa kecilnya bersama sang kakek, semasa kecil, ialah yang paling dekat dengan kakenya, ia sering minta dibelikan es krim, mainan dan semua permintaan Younghoon selalu di turuti oleh kakenya, memancing di danau bersama, menonton film kartun bersama dan masih banyak lagi.
"Younghoon, mari pulang nak," kata ayahnya sambil memegang bahu Younghoon, Younghoon menoleh, mendongak menatap ayahnya.
"Tidak ayah, aku akan disini, tinggalkan saja aku dan biarkan satu mobil untukku," ayahnya mengerti keadaan Younghoon, ia memberikan kunci mobilnya dan mereka semua pergi meninggalkan Younghoon yang kembali menangis.

Beberapa jam berlalu, Younghoon sedang berada di tepian sungai han, membuangi batu batu kecil ke dalam sungai dengan tatapan yang terus melamun, saat ini fikirannga kosong, hatinya sangat berduka, orang yang sangat ia sayangi harus pergi meninggalakn dirinya untuk selamanya, hingga seseorang duduk di sampingnya, Younghoon menoleh dan mendapati IU disampingnya.
"Sudahlah, jangan terlalu sedih, kakek sudah tenang di alamnya," IU berkata, memandang lurus ke sungai han dengan kesedihan yang masih di rasakannya.
Younghoon menghela nafasnya,
"Kau benar, aku tidak boleh terus terusan bersedih,terimakasih," akhirnya Younghoon tersenyum walau masih ada kesedihan di hatinya, namun ia, dan mereka semua harus mengikhlaskannya.
"Lebih baik sekarang kita pergi mencari makan, biar aku yang akan mentraktirmu," kata IU, dan mereka berdua beranjakn lalu masuk ke dalam mobil yang dibawa Younghoon.

IU kesitu naik ap? Naik semut. Enggak dong, dia mau pulang, tapi ternyata dia ngeliat Younghoon dan jadilah ia pulangnya nanti di anterin sama Younghoon.

Waktu berlalu, malam kembali terlihat, langit yang semula terang menjadi hitam gelap, matahari yang awalnya menyinari dunia digantikan oleh para bintang dan bulan. Younghoon baru saja selesai mengantar IU pulang, saat ini ia sedang berada di balkon, menatap benda benda bercahaya di atas langit, wajahnya menerima terpaan angin malam yang dingin, di tangan kanannya ada secangkir teh hangat yang menemaninya malam ini, hatinya masih sedih, ia masih belum bisa menerima kenyataan bahwa kakenya sudah tiada.
"Semoga kau tenang di alammu, aku disini sangat menyayangimu kek," kata Younghoon sambil terus menatap bitang bintang di atas langit, menundukkan kepalanya, menyeruput tehnya dan menelannha dengan mata yang terpejam.

merasa cukup, ia membuang nafasnya kasar dan kembali masuk ke dalam apartementnya dan menutup pintu balkon uang terbuat dari kaca yang di tutupi oleh gorden putih, ia beranjak naik ke tempat tidur dan mulai terlelap masuk menuju alam bawah sadar.

"Younghoon," panggil seseorang dengan setelan putih bercahaya. Younghoon yang di panggil segera menoleh, disana, ia menemukan seorang laki lai tua sedang menatapnya sambil tersenyum dibawah sebuah pohon besar, wajah Younghoon terlihat bingun sekaligus gembira, ia menghampiri laki laki tua itu dan berdiri di depannya.
"Kakek," sapa Younghoon sambil memeluknya.
"Cucu kakek sudah sangat besar sekarang," kata laki laki tua itu, mengusap rambut Younghoon sambil terus tersenyum.
"Younghoon sudah besar kakek, dan...ada apa?" ia berkata sambil tersenyum memandangi kakeknya.
"Akan hadir sosok yang akan membuatmu jatuh hati padanya, membuatmu selalu tersenyum, jaga dia dan jangan sakiti hatinya, kau harus ingat pesan kakek," kata lelaki tua itu sambil menatap mata Younghoon serius, begitupula Younghoon, menatap bingun ke arah kakenya. Namun secara perlahan tubuh kakeknya hilang memudar.
"KAKEKK..KAKEKK...KAKEK KEMAA?" Younghoon berteriak memanggil kakeknya.

ia terbangun dari tidurnya, wajahnya terlihat cemas, nafasnya memburu dan tubuhnya berkeringat. Ia membuang nafasnya, melihat jam yang menunjukan pukul setengah dua dini hari, ia menyingkirkan selimut tebalnya, memakai sandal rumahnya lalu pergi mengambil segelas air dari dala lemari pendingin. Membawanya ke ruang tengah dan mendudukan bokongnya di sofa, mengambil remot dan menonton acara berita tengah malam.

ia mengambil ponselnya di atas meja nakas, membuka aplikasi layangan pesan, terlihat pesan dan telefon dari juyeon maupun sangyeon, membuak pesan mereka berdua yang isinya menanyakan kenapa ia pagi hari tadi. Menganggapnya tak bermutu, ia meletakan kembali ponselnya dan kembali fokus menonton TV yang acaranya sudah berganti menjadi film action. hingga tanpa sadar ia kembali tertidur di sofa.

TO BE CONTINUED

Hallo semanya. Apa kabarnya nih?
Maaf ya kalo ada typo,
Jangan lupa, VOTE, FOLLOW, sama COMMENT juga.

16 Desember, 2020

15.02 WIB

HANDSOME LORD [ ✔︎ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang