#06: Once Mine

5.6K 883 56
                                    

Jevais menghela napas kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jevais menghela napas kasar. Ia baru saja selesai mandi dan berniat untuk menonton film dan refreshing sejenak dari masalah nya hari ini. Namun, sepertinya kegiatan nya tersebut akan tertunda karena Jovan.

Laki-laki itu selalu keras kepala.

Jevais meraih ponsel nya dan membuka aplikasi Instagram. Foto pertama yang muncul di Timeline nya adalah foto Jovan tengah memegang gitar nya dengan caption yang cukup membuatnya sedikit tersindir. Tapi, ia tidak mau terlihat se geer itu.

Jevais baru saja ingin mengetuk tombol like pada foto Jovan, namun tiba-tiba saja suara pintu yang diketuk terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jevais baru saja ingin mengetuk tombol like pada foto Jovan, namun tiba-tiba saja suara pintu yang diketuk terdengar. Bisa Jevais pastikan itu adalah Jovan. Lantas setelahnya Jevais bangkit dari sofa dan membuka pintu untuk Jovan.

"Gue bawa nasi goreng," ucap Jovan seraya mengangkat sebuah plastik hitam berisi nasi goreng seperti yang dikatakan nya. "Gue tau lo pasti belum makan." Jovan berjalan ke arah sofa sedangkan Jevais masih mematung di posisi nya.

"Sini makan dulu, lo ngga laper?"

"Sebenernya lo kesini mau ngomong tentang apa?"

"Semua."

"Semua apa maksud lo?"

Jovan menyenderkan tubuhnya pada sofa, "Semua yang lo bilang tadi siang di lapangan. Tell me all. Juga alasan lo waktu itu putusin gue. Jujur, Na. Gue masih ngga paham. Selama ini gue emang selalu mikir kalo gue yang salah disini tapi lo ngga pernah-"

"Oke, stop." Jevais kini ikut duduk di sebelah Jovan, "Lo ngga salah. Itu hanya gue. Gue yang capek sama semua nya."

"But why?"

Jevais terkekeh samar, "Lo bahkan masih ngga sadar setelah bertahun-tahun? Damn, I always wish I was better jadi gue bisa dengan pantas berdiri di samping lo. I always trying my best to not fall in love deeply to you, but-nevermind. Gue emang selalu ngga penting."

"Apa maksud lo, Na?"

Jevais menatap ke arah mata Jovan, menyelam ke dalam obsidian hitam legam milik laki-laki itu, "Gue selalu merasa ngga pantas buat lo. Banyak banget orang diluar sana yang nge-damba in lo tapi kenapa harus gue, Sam? Kenapa dengan lo milih gue justru itu buat gue menderita sendirian? Have you ever just once think about me ketika lo di tease sama orang-orang itu? Even just a little bit, walaupun hanya sedikit tapi you were once mine, Sam. Gue ngga suka ber-"

Nostalgia. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang