#24: Clingy Boyfriend

4.9K 700 73
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

15 menit kemudian, Jovan sudah tiba di depan kos an milik Jevais seperti biasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

15 menit kemudian, Jovan sudah tiba di depan kos an milik Jevais seperti biasa. Laki-laki yang lebih muda berjalan seraya melompat kecil untuk membukakan pintu.

"Hey!" Jevais tersenyum.

"Hey, babe." Jovan masuk ke dalam mengikuti Jevais di depan nya lalu dengan cepat menubruk punggung itu dan melingkarkan lengan nya pada pinggang Jevais.

"Kenapa?"

"Lemes."

Jevais mengernyit lantas memutar balikkan tubuh nya-masih dengan tangan Jovan yang setia melingkar disana-seraya menangkup pipi tirus milik sang dominan. Ia juga menaruh punggung tangan nya di dahi Jovan.

"Kamu sakit?" tanya Jevais, "Kok anget."

"Nggak tau, daritadi pusing. Mau makan tapi kayak mau muntah jadi tadi nggak jadi makan." Jovan kembali memeluk Jevais dan menenggelamkan wajah nya di ceruk leher milik kekasih nya tersebut.

Jevais menghela napas sambil mengelus punggung Jovan dengan lembut, "Kenapa nggak makan dulu sedikit tadi? Kalo gini nanti makin parah. Nggak usah jalan deh, aku beli bubur aja di depan."

Jevais mencoba melepas pelukan Jovan yang sontak mendapat gelengan dari laki-laki itu dan malah semakin mengeratkan pelukan nya pada Jevais, "Nggak mau. Disini aja."

"Iiiih, manja banget. Bentar doang, Joooo. Nanti aku balik. Beli bubur buat kamu, ya? Biar nggak makin sakit harus makan." bujuk Jevais, mengelus surai hitam milik kekasih nya.

"Mau kamu. Mau Jevais aja."

"Bandel, deh. Kalo bandel kamu pulang aja sana. Biar makin sakit nggak usah diobatin. Nanti sakit terus nggak bisa ketemu aku. Males."

"Jangaaannnn," Jovan menggoyangkan tubuh Jevais ke kanan dan ke kiri dalam pelukkan nya dengan nada merengek, "Iya, oke. Sana beli bubur." Jovan akhirnya melepas pelukan mereka, namun masih dengan wajah nya yang cemberut sedaritadi.

"Jelek tau cemberut gitu, mana senyum nya?"

"Nanti aja pas kamu balik."

"Diiih??? Senyum duluuu."

Nostalgia. ✔Where stories live. Discover now