#03: Berjuanglah!

6.7K 947 93
                                    

Jevais mengerjapkan mata nya saat melihat Jovan sudah bertengger manis di depan pintu kost-an milik nya lengkap dengan motor gede yang biasa ia pakai untuk pergi ke kampus.

"Ngapain lo?"

"Jemput tuan putri lah."

Jevais menoleh ke kanan-kiri, "Pacar lo nge-kos disini? Kok gue nggak tau."

"Iya nih. Makanya gue nunggu disini."

"Oh gitu," Jevais mengangguk polos. "Lain kali kenalan sama gue dong. Kali aja bisa temenan, satu kost-an juga sama gue." Laki-laki manis itu terkekeh namun secepat kilat kekehan nya luntur saat mendengar kalimat selanjutnya yang keluar dari mulut Jovan.

"Nggak usah kenalan juga udah kenal. Nama nya Jevais Arkananta."

"Gembel."

"Cepet naik." Jovan menunjuk jok belakang kursi motor nya dengan dagu. Bermaksud menyuruh Jevais naik dan berangkat dengan nya.

"Ogah. Gue udah pesen ojol."

"Ngga usah pake ojol. Sama gue aja, udah gratis, sampai tujuan dengan selamat pula." Jovan mengerlingkan mata nya dan tersenyum miring tanpa dosa.

"Jawaban nya tetep nggak, dan terima kasih."

"Kalo gitu gue pun tetep akan ajak lo sampe lo naik. Gue nggak nerima penolakan, terima kasih."

Jevais menginjak-injakkan kaki nya dengan kesal, membuat Jovan gemas sendiri dengan kelakuan mantan kekasih-yang otw jadi kekasih nya lagi-itu.

Jevais mendecak kesal sebelum akhirnya mengiyakan ajakan Jovan dan naik ke atas motor milik mantan nya. "Jangan ngebut-ngebut." peringat nya.

"Nggak ngebut, manis. Sok pegangan."

Lantas Jevais berpegangan pada bahu Jovan. "Ayo jalan. Naha diem weh didieu?"

Jovan menghela napas lalu mengambil tangan Jevais yang ada pada bahu nya dan ia pindahkan ke arah perut nya. Kini tangan Jevais melingkar di perut sang dominan.

"Lo nyari kesempatan dalam kesempitan ya?!"

"Bawel bener kayak cewek. Diem aja ngapa. Ini biar lo nggak jatoh. Udah jelas lo liat motor gue gede dan badan lo sekecil curut. Kalo lo ketiup angin terus ngancleng gimana?"

"Ya nggak ngancleng juga anying!"

"Heh. Bahasa nya. Anak manis nggak boleh ngomong kasar," tegur Jovan. "Nggeus ah. Kita berangkat sama A'a Jovan."

"Geleuh ih A'a darimana nya." komentar Jevais.

Jovan tertawa, "Diem aja sih. Bawel banget. Pegangan ya tuan putri, A'a jalan nih."

Candaan kecil yang membuat Jevais tertawa di pagi hari, walaupun tidak jelas dan sangat random namun hanya Jovan yang mampu melakukan nya.

"Gimana. Lo udah dapet nomor manager bintang acara nya belom, Jov?" Jefri menyeruput indomie kuah yang ia pesan tadi di warung depan kampus. Ya, sekarang ia sedang bersama Jovan dan Bagas.

"Belom sih, Bang. Kayaknya siang ini baru mau gue cari-cari. Mau sesuaiin waktu sama jadwal kelas gue dan Jevais juga. Soalnya takut tabrakkan." Jovan meneguk minuman Fruit Tea dari tangan nya. Mata nya menatap kendaraan mahasiswa yang berlalu-lalang di depan kampus.

Nostalgia. ✔Where stories live. Discover now